Korban Jiwa Terus Berjatuhan, Jenderal Andika Perkasa Disarankan Pakai Teknologi Canggih Ini untuk Tumpas KKB Papua, Begini Penjelasan Anggota DPR RI

Minggu, 21 November 2021 | 17:13
TRIBUNNEWS/PUSPEN TNI

KKB Papua

GridHot.ID - Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua terus berulah.

Terbaru, melansir Kompas TV, KKB Papua menembak 2 prajurit TNIdi Distrik Suru-Suru, Kabupaten Yahukimo, Papua, Sabtu (20/11/2021) sekitar pukul 06.00 WIT.

Kedua prajurit tersebut merupakan anggota satuan BKO aparat teritorial (Apter) Koramil Persiapan Distrik Suru-Suru Kodim 1715/Yahukimo Korem 172/PWJ.

Baca Juga: Peluru Aparat Jadi Malaikat Maut, 1 Anggota KKB Papua Tewas Usai Markasnya Digrebek Tim Terbaik TNI-Polri, Ini Barang-barang yang Ditemukan Saat Pembersihan

Akibat serangan KKB tersebut, Sertu Ari Baskoro gugur akibat luka tembak di bagian leher dan Komandan Rayon Militer (Danramil) Suru-Suru Kapten Inf Arviandi terluka di bagian perut terserempet tembakan dari serangan KKB.

Karena terus menimbulkan korban jiwa dan materi, sebagaimana dilansir dari TribunPalu.com, anggota Komisi I DPR RI Dave Akbarshah Laksono menyarankan kepada Jenderal Andika Perkasa menumpas KKB Papua menggunakan teknologi canggih, salah satunya drone.

Dave menjelaskan, Jenderal Andika Perkasa telah banyak membahas isu Papua saat fit and propertest pada Sabtu (6/11/2021).

Baca Juga: Terlibat Kontak Senjata Saat Jarah Logistik Warga, Buronan KKB Apolo Belau AliasOceh Belau Tewas di Tangan Satgas Yon Mek 521, Berikut Kronologinya

Di antara startegi Andika Perkasa untuk menangani KKB Papua dengan menambah personel, Dave menambahkan, perlunya teknologi canggih digunakan untuk mengatasi gangguan di Papua.

Seperti diketahui, Senin (8/11/2021), DPR baru saja mengesahkan Jenderal Andika Perkasa sebagai Panglima TNI menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto.

"Walaupun banyak yang mempertanyakan karena masa dinasnya tinggal 13 bulan lagi, akan tetapi bukan berarti Jenderal Andika Perkasa tidak mampu menjalankan tugas dan fungsinya," kata Dave saat diskusi 4 Pilar MPR RI yang bertajuk 'Panglima TNI Baru dan Tantangan Ketahanan NKRI' di Media Center DPR, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (8/11/2021).

Baca Juga: 20 Operasi Militer Perang Sudah Dijajakinya, Inilah Pasukan Yon Mek 521 'si Macan Kumbang' dengan Panser Anoanya, Berikut Sejarah Terbentuk Beserta Kehebatannya

"Sekarang itu kita lebih harusnya lebih konsen, terhadap hal-hal apa saja yang menjadi tantangan beliau ke depan, isu-isu hankam yang paling berat saat ini ya untuk internal adalah masalah Papua tentunya," ujarnya.

Menurut Dave, dalam uji kelayakan kemarin, Andika banyak memaparkan tentang isu Papua, bahkan bahasan itu dibahas selama lebih dari setengah jam, atau melebihi waktu yang diberikan.

Menurut pemaparan Andika, Indonesia harus tetap bersiap mengenai eskalasi di Papua, sehingga pendekatan militer diperlukan karena tingginya ancaman dan potensi serangan.

Baca Juga: Aksinya Makin Brutal Jelang KTT G20, Menko Polhukam Mahfud MD Ungkap Tujuan Teror KKB Papua di Intan Jaya: Bukan Soal Disintegrasi

"Berarti masih ada yang mensuplai senjata, peluru dan juga termasuk supply dana dan juga mereka yang mensuplai itu semua juga berasal dari dalam juga. Jadi, ada juga yang tingginya kasus korupsi digunakan juga untuk membiayai pertempuran di Papua dan itu membuat permasalahan ini berlarut-larut tak ada hentinya," kata Dave.

Oleh karena itu, kata politikus Partai Golkar ini, yang menjadi satu di antara kebijakan Andika adalah melakukan penempatan prajurit untuk pengisian pos militer seperti Koramil, Kodam, Kodim, Korem dan juga menyiapkan satgas di sana.

Hal itu tetap harus dilakukan, karena masih ada kekurangan, belum lagi pangkalan pangkalan Angkatan Laut (AL) dan juga pangkalan Udara (AU) yang masih banyak kekosongan.

Baca Juga: Pengkhianat Kembali Terciduk! Satgas Operasi Nemangkawi Tangkap 2 Oknum Polisi yang Diduga Suplai Senjata ke KKB Papua, Kompolnas: Sungguh Ironis

"Jadi penambahan prajurit di sana bukan berarti otomatis itu hanya penebalan pasukan untuk memerangi rakyat, tetapi memang kebutuhan itu masih banyak, masih kosong," ujarnya.

Dave menambahkan, semestinya bukan hanya penempatan personel, tapi juga harus memanfaatkan teknologi yang sekarang dimiliki di Papua.

Misalnya dengan memanfaatkan drone yang teknologinya pada hari ini kian canggih. Banyak juga drone hasil karya anak bangsa dengan berbagai kemampuan, termasuk senjata.

"Nah, itulah yang kita harus kembangkan sehingga untuk mengatasi kekosongan peralatan tempur kita, kita harus meningkatkan kemampuan kita kemampuan SDM kita, harus kita harus berani investasi juga di riset and development, sehingga kemampuan TNI itu ya udah bisa mengisi kekosongan-kekosongan yang ada," pungkasnya.

(*)

Tag

Editor : Siti Nur Qasanah

Sumber Kompas TV, TribunPalu.com