Gridhot.ID - Masyarakat Jawa Timur pada Sabtu (6/12/2021) sore dikejutkan dengan erupsi besar Gunung Semeru.
Dilansir dari web resmi BMKG, Gunung Semeru mengeluarkan lava pijar, suara gemuruh serta asap pekat berwarna abu-abu.
Sementara itu, arah aliran lava dan awan panas menuju ke arah Lumajang dan Malang.
Dampak erupsi Semeru kali ini tidak hanya menimbulkan korban jiwa, tapi juga kerusakan materi.
Selain itu, erupsi Semeru menyebakan kondisi wilayah Lumajang gelap gulita karena listrik padam.
Dilansir dari Kompas.com, ada korban tertimbun, hilang dan 45 luka bakar
Dinas Kesehatan Provinsi Jatim mencatat ada 45 warga menjadi korban erupsi Gunung Semeru.
Mereka mengalami luka bakar akibat guguran awan panas Gunung Semeru.
"Sementara masih ada 45 warga mengalami luka bakar," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jatim Dr Erwin Ashta Triyono dikonfirmasi Sabtu (4/12/2021) malam.
Puluhan korban itu dapat dievakuasi dan dirawat di 2 rumah sakit, yakni di RSUD Malang sebanyak 28 orang dan RS Bhayangkara sebanyak 17 orang.
"Diperkirakan ada beberapa warga tertimbun tapi sulit dievakuasi karena kondisi gelap dan cuaca tidak mendukung," ujar dia.
Baca Juga: 10 Arti Kedutan di Mata Berdasarkan Letaknya Menurut Primbon Jawa
Sementara itu, sebanyak 10 orang penambang pasir di wilayah Lumajang, Jawa Timur, dilaporkan hilang saat Gunung Semeru mengalami erupsi.
Delapan orang di antaranya diduga terjebak di kantor perusahaan tambang pasir di sekitar Kampung Renteng, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Lumajang.
Sabtu sore mereka disebut sempat mengirim video untuk meminta pertolongan.
"Sebanyak 10 masih dicari. 8 orang diduga terjebak di kantor perusahaan tambang di Kampung Renteng," kata Wakil Bupati Lumajang, Indah Amperawati Masdar saat konferensi pers virtual Sabtu malam.
Sampai Sabtu malam, pihaknya tidak dapat menghubungi telepon seluler ke-8 orang tersebut.
Tim BPBD juga belum berhasil sampai ke lokasi karena derasnya abu panas.(*)