GridHot.ID - Jumlah kekayaan mantan office boy (OB) bernama Nurul Atik membuat takjub banyak orang.
Tak terkecuali pengacara kondang Hotman Paris.
"Aku kira selama ini aku yang paling sukses, ternyata baru dua udah saingan aku nih, ini Nurul Atik jujur deh, kau punya outlet restoran ayam 650 outlet?" tanya Hotman Paris bak gagal jumawa, seperti yang dikutip dalam tayangan YouTube Hotman Paris Show.
"Betul," Jawab Nurul Atik mantap.
Nurul Atik kemudian mengungkap omzet yang didapatkannya dari 650 outlet restoran ayam miliknya.
"Ini belum evaluasi ya, kalau 2018 kemarin omzet sekitar Rp 1,2 triliun," ungkap Nurul Atik.
"Anggaplah keuntungan 15 persen, berarti untungnya Rp 180 miliar setahun," ujar Hotman Paris memperjelas.
Meski kini terbilang sukses sebagai pengusaha, semua itu tak didapatkan dengan mudah oleh Nurul Atik.
Bahkan ia sempat berada di titik terendah dalam hidupnya yang tak segan ia akui di depan Hotman Paris.
"Saya pertama itu jadi cleaning service, terus sempat tersinggung saya harus nahan, kenapa? begitu saya ngepel bersih ada temen-temen dari kampus diinjak-injak," kenang Nurul Atik seperti yang dikutip Gridhot dari Grid.ID.
Tak berjalan mulus, Nurul Atik bahkan sempat dihina oleh pelanggan, saat dirinya menjadi seorang OB.
"Terus dihina 'mas-mas ini diruangan ber AC kok pakai topi panas ya?', aduh sakitnya, terus diinjek-injek, saya bilang diem-diem sabar,"
"Kok dia nya ngeledekin lagi, saya bilang 'mas kalau berani ambil topi silakan ambil, anda jagoan, saya gaji Rp 35 ribu, kalau saya nggak pakai topi, saya dikeluarin," ungkap Nurul Atik.
Rasa sakit hati menjadi pecut semangat bagi Nurul Atik untuk berkembang.
"Habis itu saya ada tekad, perjuangan, dari OB terus jadi asisten cook, motong-motong, masak-masak, habis itu ke kasir, habis itu jadi supervisor, sampai store manager, habis itu jadi audit pernah, area manager pernah,"
"Buka pertama Rocket Chicken 21 Februari 2010, sembilan tahun empat bulan," ungkap Nurul Atik.
Atas kesuksesannya, Nurul Atik bahkan menerima penghargaan Leader Market pada 2012 dari Menteri Perindustrian.
(*)