Gridhot.ID - Presiden Jokowi diketahui telah beberapa kali memberhentikan secara hormat seorang petinggi kepolisian.
Salah satunya adalah pemberhentian Jenderal Sutarman dari jabatannya sebagai Kapolri.
Dilansir dari Wartakotalive, pemberhentian ini berdasarkan keputusan Presiden yang diumumkan di Istana Merdeka pada Jumat (16/1/2015).
Jenderal Sutarman diberhentikan setelah 2 tahun menjabat Kapolri semenjak tahun 2013.
Jenderal Sutarman resmi menyerahkan tampuk kepemimpinan Polri kepada Komjen Badrodin Haiti pada Rabu (21/1/2015).
Dibalik ketegasannya, sosok Jenderal Sutarman mantan Kapolri memiliki hati yang lembut, bahkan sempat menangis ketika menyebut tokoh bersejarah ini.
Seperti diketahu Jenderal Sutarman diberhentikan Presiden Jokowi dengan hormat.
Sebelumnya Jenderal Sutarman pernah ditawari dua jabatan penting oleh Jokowi, namun ditolaknya.
Jenderal Sutarman pernah menangis saat membaca kisah sosok bersejarah.
Tokoh bersejarah yang dimaksud adalah mantan Kapolri Jenderal Hoegeng Imam Santoso.
Jenderal Sutarman membaca kisah-kisahnya melalui buku berjudul "Hoegeng: Polisi dan Menteri Teladan".
Mantan Kapolri periode 2013-2015 itu mengaku sempat menitikkan air mata saat membaca buku tersebut.
Bahkan, kisah Jenderal Hoegeng menjadi inspirasi bagi Jenderal Sutarman untuk memimpin Polri.
"Saya sampai meneteskan air mata saat membaca buku ini.
Beliau juga orang yang selalu mementingkan rakyatnya," kata Sutarman dalam acara peluncuran buku tersebut di Toko Buku Gramedia, Pondok Indah Mall, Jakarta, Minggu (17/11/2013).
Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Baca Buku Jenderal Hoegeng, Sutarman Teteskan Air Mata'.
Sutarman mengatakan, kisah Hoegeng sangat menginspirasi dirinya yang menjabat Kapolri saat ini.
Sutarman mengaku terketuk hatinya dan ingin menyampaikan kisah Hoegeng pada bawahannya.
"Saya membaca satu malam ini sampai habis dan mengetuk hati saya. Selaku Kapolri saya harus mengetuk anggota-anggota Polri yang jumlahnya 400.000," kata Sutarman.
Dia pun mengisahkan bahwa Hoegeng memang jenderal yang tak hanya jujur dan bersih, tapi juga berani.
Hoegeng juga dikenal sebagai pribadi yang sederhana karena tak pernah menyalahgunakan fasilitas negara yang diberikan.
Menurut Sutarman, kehadiran buku itu pun sangat pas disaat Polri disorot dengan isu korupsi.
"Buku ini ditulis di tengah-tengah kita rindukan seorang yang tauladan yang menginspirasi.
Kita memimpikan figur yang mendambakan," katanya.
Mata Sutarman juga terlihat berkaca-kaca.
Dia duduk disamping istri Hoegeng, yaitu Meri Hoegeng.
Turut hadir Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, anggota Kompolnas Adrianus Meliala, anggota DPR Bambang Soesatyo, dan aktivis anti korupsi Teten Masduki.(*)