Find Us On Social Media :

16 Tahun Lumpur Lapindo, Badan Geologi Kementerian ESDM Temukan Harta Karun Super Langka, Ada Mineral Logam Tanah yang Jadi Incaran Dunia

Area yang terkena dampak lumpur Lapindo di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, terlihat dari udara, Kamis (5/3/2015)

Gridhot.ID - Sudah 16 tahun berlalu sejak pertama kali bencana Lumpur Lapindo menyembur. 

Bencana itu pertama kali terjadi di Desa Renokenongo, Kecamatan Porong, Sidoarjo pada 29 Mei 2006.

Bencana lumpur Lapindo bermula dari kebocoran sumur pengeboran gas milik PT Lapindo Brantas.

Mengutip pemberitaan Kompas (30/5/2006), semburan lumpur disertai gas keluar dari permukaan tanah melalui rawa yang ada di sekitar lokasi pengeboran.

Dalam sepekan semburan lumpur terus meluas menggenangi areal sekitar lokasi pengeboran.

Semburan lumpur lapindo itu setidaknya menggenangi 16 desa di tiga kecamatan.

Total 10.426 unit rumah terendam lumpur dan puluhan ribu jiwa terpaksa mengungsi.

Berdasarkan peta area terdampak, luas wilayah penanganan sosial kemasyarakatan dari bencana semburan lumpur Lapindo mencapai 1.143,3 hektare.

Penyebab terjadinya semburan gas disertai lumpur panas hingga kini masih misterius.

Baca Juga: Nasibnya Tak Semujur Desa Miliarder di Tuban, Warga di Daerah yang Berjarak 3 Jam dari Dusun Sumurgeneng Ini Justru Harus Menderita Lebih dari 1 Dekade, Harus Hidup Terseok-seok Gara-gara Lumpur Lapindo

Juga tak diketahui secara pasti kapan lumpur dari kedalaman 2.734 meter itu akan berhenti menyembur.

Hari ini, ketika lumpur sudah menyembur selama 16 tahun hingga membentuk bagian menyerupai kawah yang aktif mengeluarkan asap, di antara hamparan luapan lumpur yang telah mengering.