GridHot.ID - Siapa pun tak bisa menebak seperti apa masa depan yang bakal digapai.
Demikian pula yang dialami oleh seorang bocah yang tak pernah mendapat kasih sayang dari orang tua kandungnya.
Melansir Pos-kupang.com, sosok itu adalah Philipp Roesler, seorang pria berdarah Vietnam namun diasuh oleh seorang pria asal Jerman.
Kisah hidup Philipp Roesler sangat menyedihkan. Ia lahir ke dunia tanpa mengenal siapa kedua orang tuanya.
Kisah hidup Philipp Roesler sangat menyedihkan. Ia lahir ke dunia tanpa mengenal siapa kedua orang tuanya.
Sebab, setelah lahir, ia langsung diambil untuk dirawat dan dibesarkan di panti asuhan.
Dilansir dari tribunsolo.com, meskipun tumbuh besar tanpa kasih sayang ayah dan ibu kandung, namun banyak anak yatim piatu tetap bisa sukses.
Bahkan beberapa di antaranya melampaui anak-anak yang tumbuh dengan kasih sayang sempurna dari ayah dan ibu kandung.
Nasib baik itu pula yang dialami oleh Philipp Roesler, laki-laki berasal dari Vietnam.
Diketahui, Philipp Roesler lahir pada 24 Februari 1973 di Khanh Hung, Ba Xuyen (sekarang provinsi Soc Trang).
Sayangnya minim sekali informasi terkait orang tuanya, atau nama asli bocah itu saat masih di Vietnam.
Namun hanya diketahui, jika dia dibesarkan oleh panti asuhan Katolik.
Ketika Philipp berusia 9 bulan, dia menerima cinta dari pasangan Jerman.
Mereka memutuskan untuk mengadopsi Philipp saat itu, membawanya ke Jerman untuk tinggal.
Pasangan Jerman ini memberikan semua cinta dan pendidikan terbaik kepada Philipp.
Diketahui ayah angkat Philipp adalah seorang tentara di kemiliteran.
Dia mengenal seorang rekan Vietnam dan tahu konsekuensi dari perang di Vietnam, termasuk banyak anak Vietnam yang harus menjadi yatim piatu.
Itu sebabnya dia memutuskan untuk mengadopsi Philipp.
Meskipun anak angkat, orang tuanya memberinya pendidikan penuh.
Philipp mengikuti profesi ayah angkatnya, yaitu bergabung dengan tentara Jerman dan dilatih sebagai perwira medis.
Dia kemudian dibebaskan dari tugas untuk bersekolah di Universitas Kedokteran Hannover, salah satu pusat medis universitas terkemuka di dunia yang berlokasi di Jerman.
Ini juga merupakan tonggak sejarah yang membantu Philipp meraih gelar doktor di bidang Kedokteran pada usia 29 tahun.
Mengungkap alasan mengejar karir, Philipp pernah mengatakan bahwa dia sangat terinspirasi oleh ayah angkatnya.
Philipp Roesler menceritakan bagaimana ayah angkatnya membantunya menghadapi kenyataan bernama adops.
“Ketika saya berusia empat atau lima tahun, ayah saya menempatkan saya di depan cermin bersamanya.
Dia berkata: 'Lihat dirimu, lalu lihat aku, kamu dan aku berbeda. Tapi apa pun yang terjadi, atau apa yang orang katakan, aku akan selalu menjadi ayahmu'," ungkap Philipp Roesler.
Dalam kehidupan sehari-hari yang penuh dengan materi yang diberikan oleh orang tuanya, Philipp juga diajarkan oleh ayahnya tiga prinsip hidup yang berharga: kebebasan, keterbukaan, dan toleransi.
Kemudian ketika Philipp menikah dan memiliki 2 anak perempuan, dia juga membawa 3 prinsip ini untuk membesarkan anak-anaknya.
Philipp kemudian berhasil meraih sederet pencapaian yang membanggakan dalam hidupnya.
Dia menjadi Menteri Kesehatan Jerman termuda (2009), Menteri Ekonomi dan Teknologi Jerman termuda (2010), Presiden Partai termuda di Jerman , Wakil Perdana Menteri Jerman termuda (2011) dan orang asing pertama di Jerman yang menduduki posisi tersebut.
Setelah pensiun sebagai Wakil Perdana Menteri Jerman pada tahun 2013, Philipp Roesler terpilih sebagai Direktur Eksekutif Forum Ekonomi Dunia (WEF); Berikutnya adalah General Manager HCCF Charity Foundation di New York City.
Diketahui, Philipp juga kembali mengunjungi Vietnam saat berusia di atas 30 tahun, yang juga merupakan pertama kalinya.
Berbicara tentang alasan kembali, dia mengatakan bahwa dia dan istrinya ingin belajar tentang Vietnam, orang-orangnya, dan negara yang melahirkannya.
Kemudian mereka akan memberitahu anak-anak mereka bersama sebagai pengingat untuk selalu mengingat asal usul tempat ayah mereka dilahirkan.
Juga selama kunjungan, Philipp juga berinteraksi dengan generasi muda Vietnam, membantu mereka untuk memiliki citra yang lebih baik dalam visi anak-anak mereka untuk membawa ekonomi Vietnam di masa depan.
Philipp juga menyatakan bahwa dia dan istrinya telah mencari alamat Khanh Hung berkali-kali di peta, tempat dia tinggal selama 9 bulan pertama hidupnya tetapi tidak dapat menemukan tempat ini.
Baru kemudian diketahui bahwa Khanh Hung diubah menjadi provinsi Soc Trang.
Itulah kesempatan yang membantunya terhubung dengan Suster Mary Marthe, ibu angkat yang sama yang merawatnya ketika dia berusia kurang dari satu tahun.
Diketahui bahwa saat ini, Philipp dan istrinya yang berasal dari Jerman memiliki 2 anak perempuan kembar, tetapianak-anak selalu bertanya-tanya bahwa mereka tidak seperti teman Jerman mereka.
Dan cara Philipp membantu anak-anaknya menemukan jawabannya adalah: "Kami memiliki putri kembar dan mereka selalu bertanya-tanya mengapa kami terlihat sangat berbeda dari orang Jerman. Kami akan kembali ke Hanoi dan saya masih dapat mengatur perjalanan melintasi Vietnam untuk menjelaskan kepada anak-anak saya tentang asal dan asal darah Vietnam di dalamnya" (*)