GridHot.ID - Menjelang bulan Ramadhan, tentu, masjid menjadi salah satu tempat yang ramai dikunjungi.
Selain untuk beribadah, beberapa pengunjung mendatangi masjid untuk belajar sejarah dan berwisata.
Tentu hal ini kerap kali terjadi, pasalnya, sebagian besar masjid di Indonesia telah berdiri sejak jaman dahulu, mulai dari jaman penjajahan hingga kerajaan.
Lama berdirinya masjid ini, membuatnya kaya akan nilai sejarah.
Salah satunya masjid Agung Demak yang terletak diKampung Kauman, Kelurahan Bintoro, Kecamatan Demak, Kabupaten Demak, Jawa Tengah.
Dikutip Gridhot dari Tribunnewswiki, Masjid yang berdiri sejak abad ke-15 Masehi ini sangat erat kaitannya dengan Kerajaan Demak dani menjadi salah satu masjid tertua di Indonesia.
Disamping sebagai pusat pemerintahan, Demak sekaligus menjadi pusat penyebaran agama Islam di pulau Jawa.
Tak hanya itu,masjid Agung Demak juga dapat dikaitkan dengan pengangkatan Raden Patah sebagai Adipati Demak pada tahun 1462 dan pengangkatannya sebagai sultan Demak Bintara tahun 1478 M.
Masjid Agung Demak menjadi bukti peninggalan sejarah yang masih berdiri dengan kokoh hingga sekarang.
Melansir Kompas.com, dari segi arsitektur, Masjid Agung Demak mengusung gaya tradisional Jawa.
Berbeda dari masjid pada umumnya yang memiliki kubah, atap masjid ini justru berbentuk limas dan bersusun tiga.
Terdapat makna dibalik bentuk atapnya ini yang kaya akan sarat ajaran Islam, yaitu Iman, Islam, dan Ihsan. Adapula yang menaknainya secara tasawuf, yaitu tentang syariat, tharikat, dan hakikat.
Atap Masjid Demak ditopang empat saka atau tiang, yaitu di barat laut, barat daya, tenggara, dan timur laut.
Pembuatan saka atau tiang ini dilakukan langsung oleh empat wali dari Wali Songo.
Mereka adalah Sunan Bonang membangun tiang barat laut, Sunan Gunung Jati barat daya, Sunan Ampel tenggara, dan Sunan Kalijaga timur laut.
Tiang yang dibuat oleh Sunan Kalijaga dikenal dengan nama saka tatal, atau saka guru tatal yang terbilang unik karena dibuat dari serpihan potongan kayu.Menariknya, Masjid Agung Demak ini memiliki daun pintu yang dipercaya dapat menangkal petir.
Perpaduan budaya Majapahit dan Bali pada arsitekturnya, membuat masjid bersejarah yang satu ini wajib dikunjungi dalam perjalananmu. (*)