GridHot.ID - Mantan pemain Timnas U-16, Ahmad Faruq Idhom Afi, meninggal dunia pada Rabu (9/2/2022).
Ahmad Faruq Idhom Afi menghembuskan napas terakhirnya di RSUD dr. Soewadi Surabaya di usia yang masih muda, 17 tahun.
Dilansir dari Kompas.com, mengetahui kabar meninggalnya Ahmad Faruq Idhom Afi, istri Wali Kota Surabaya yang bernama Rini Indriyani langsung bergegas ke rumah duka.
Rini Indriyani datang ke rumah duka untuk menguatkan ibu dari almahum yang tangisnya tak terbendung.
Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Surabaya juga meminta maaf atas nama Pemerintah Kota Surabaya dan berharap tidak ada lagi kasus serti Afi.
"Ya Allah, hati saya runtuh melihat Mama (Ibu) ananda Afi yang begitu kuat dan tangguh. Ibu (Farida) harus kuat nggih," ujar Rini Indriyani.
"Tidak mungkin Allah menguji umatnya di luar batas kemampuan. Tenang nggih bu, kita doakan terus Afi. Ibu sudah berusaha semaksimal mungkin. Kita kirimi adik Afi doa terus nggih (ya). Kita berikan yang terbaik buat adik Afi dan Allah sudah ngasih jalannya. Ibu harus ridho (ikhlas) nggih (ya)," sambungnya.
"Saya mohon maaf atas nama Pemkot Surabaya. Mudah-mudahan ke depan, semoga tidak ada lagi yang seperti adik Afi," pungkasnya.
Melansir Tribunnewsmaker.com, Afi diketahui sempat sakit. Ia mengalami penyumbatan otak lantaran terpeleset dan kejang.
Menurut Abdurrohman, ayah Afi, sang putra jatuh sakit sejak 24 Juni 2020 lalu.
"Awalnya, Afi terpeleset di depan kamar mandi dan enggak sadarkan diri. Mau makan dan minum langsung kejang," kata dia.
Sempat dibawa ke Rumah Sakit Mitra Keluarga di Surabaya, kondisi fisik Afi masih terbilang normal dan tak ada bekas luka apa pun.
Afi juga masih bisa berbicara selama sekitar lima hari. Namun setelahnya, dia tak bisa berkomunikasi lagi.
Dia hanya bisa merespons ketika ada seseorang yang memanggil maupun mengajaknya berinteraksi.
Keluarga lalu membawa Afi ke RSAL Surabaya dan menjalani perawatan selama sekitar dua bulan.
"Dari hasil pemeriksaan, baru diketahui bahwa Afi mengalami penyumbatan darah di otak. Oleh dokter mau di-scan, keluarga saat itu tidak mau karena harus dioperasi," ucap Abdurrohman.
Karena pengobatan medis tak kunjung mengubah kondisi Afi, keluarga pun mencoba pengobatan alternatif.
Seperti pengobatan alternatif milik Ningsih Tinampu di Pandaan, Pasuruan, Jawa Timur dan Jagat Satria di Banyuwangi, Jawa Timur.
Bahkan keluarga membawa Afi kepada kiai hingga dukun, tapi upaya ini tak juga membuahkan hasil.
Ia hanya berharap, putra sulungnya bisa sembuh seperti sedia kala.
Dia ingin, Afi bisa mengejar kembali mimpinya menjadi pemain sepak bola.
"Saya berharap Afi bisa sembuh, bisa main bola lagi. Dia sangat ingin main di Persebaya, dia juga ingin main bersama timnas sampai keluar negeri," tutur sang ayah.
Mengetahui kabar tentang Afi, Pemkot Surabaya pun segera membantu melakukan pemeriksaan kesehatan.
"Melalui cara itu, nanti bisa diketahui juga apa saja yang harus kami lakukan untuk membantu Adik Afi ini, yang pasti kami akan terus dampingi hingga dia sembuh.
Jadi, mohon doanya agar Adik Afi bisa lebih baik lagi ketika mendapatkan pengobatan dari Rumah Sakit Soewandhie," kata Ketua TP PKK Kota Surabaya Rini Indriyani Eri Cahyadi.
Istri Wali Kota Surabaya itu bahkan datang ke rumah Afi bersama ambulans yang siap mengantar Afi melakukan pemeriksaan kesehatan di RS Soewandhie.
Afi juga mendapatkan bantuan berupa tempat tidur medis untuk memudahkan keluarga merawat Afi.
"Salah satu yang sudah dibantu adalah tempat tidur medis yang diberikan kepada Adik Afi supaya aktivitas sehari-harinya bisa lebih mudah dan yang jaga juga lebih gampang," kata Rini kala itu.
(*)