GridHot.ID -Salah satu masjid bersejarah yang paling terkenal di kalangan masyarakat Indonesia adalah Masjid Raya Baiturrahman.
Masjid yang terletak di jantung Banda Aceh ini merupakan peninggalan Kerajaan Aceh yang menjadi simbol agama, budaya dan perjuangan masyarakat Aceh.
Masjid yang dibangun oleh Sultan Iskandar Muda pada tahun 1612 SM ini menjadi pusat keagamaan dan saksi kejayaan Kerajaan Aceh.
Menariknya lagi, masjid berkubah putih ini dulunya juga sempat dijadikan markas pertahanan terhadap serangan penjajah.
Tak hanya sampai disitu saja, dilansir dari Tribunnewswiki.com, masjid ini sempat dibakar oleh Belanda pada 10 April 1873.
Dalam perjalanannya, masjid yang menjadi lanmark Banda Aceh ini tetap berdiri kokoh saat tsunai Aceh menerjang di Hari Minggu, 26 Desember tahun 2004.
Sejarah Masjid Baiturrahman
Ada dua versi sejarah yang diyakini oleh masyarakat sekitar. Selain didirikan oleh Sultan Iskandar Muda pada tahun 1612, beberapa masyarakat juga percaya bahwa masjid Baiturrahman didirikan lebih awal oleh Sultan Alaidin Mahmudsyah pada 1292 SM.
Setelah dibakar oleh Belanda, Gubernur Jenderal Van Landsberge menyatakan akan membangun Kembali masjid agung yang baru.
Peletakkan batu pertama dilakukan pada 9 Oktober 1879 oleh Tengku Qadhi Malikul Adil.
Ketika selesai dibangun, masjid yang memiliki tujuh kubah dan delapan menara ini sempat ditolak oleh warga Aceh, karena didirikan oleh Belanda.
Namun, seiring berjalannya waktu, masjid Baiturrahman menjadi salah satu ikon kebanggan di kota tersebut.
Arsitektur
Masjid Baiturrahman dirancang oleh arsitek bernama Gerrit Van Bruins yang merupakan seorang kapten angakatan darat dari Belanda.
Tak sendiri, ia merencanakan arsitektur masjid dengan berkonsultasi kepada Snouck Hurgronje dan penghulu masjid Bandung.
Uniknya, masjid ini memiliki ciri khas bangunan di India dengan kubah besar dan Menara. Tak hanya itu, keunikan lainnya juga terlihat dari pintunya yang berupa tiga pintu besar berbahan dasar kayu dengan ornament otentik.
Tangga marmer dan lantai dari China, serta kaca patri dari Belgia, menambahkan kemegahan masjid yang satu ini.
Fungsi Masjid Baiturrahman
Dilansir dari Kompas.com, Pengunaan masjid Baiturrahman sendiri berbeda-beda sesuai kepemiminan raja Kerajaan Aceh.
Pada periode kepemimpinan Sultan Iskandar Muda, masjid ini digunakan sebagai tempat menyebarkan ajaran agama islam.
Lain halnya dengan masa kepemimpinan Sultan Alaidin Mahmud Syah yang menjadikan masjid Baiturrahman sebagai tempat ibadah dan markas pertahanan dari penjajahan Belanda.
Tak hanya itu, masjid ini juga kerap kali dijadikan tempat musyawarah Kerajaan Aceh terhadap kemungkinan terjadinya serangan dari Belanda.
Seiring bertambahnya tahun, masjid Baiturrahman saat ini memiliki beragam fungsi, diantaranya; tempat beribadah, pengajian, perhelatan acara agam dan destinasi wisata religi. (*)