GridHot.ID - Sosok Lucy Agnes sempat menjadi perbincangan beberapa waktu silam.
Betepa tidak, Lucy Agnes atau kini dipanggil suster Lucy Agnes lahir dari keluarga konglomerat, tetapi memutuskan untuk menjadi biarawati.
Suster Lucy Agnes merupakan anak dari pasangan Paul dan Cecilia Darmoko.
Ibu dari suster Lucy Agnes merupakan saudara sepupu dari Bos Djarum, Robert Budi Hartanto.
Perlu diketahui, Robert Budi Hartanto merupakan orang terkaya di Indonesia.
Mengutip laman forbes.com, kekayaan Robert Budi Hartanto per 13 Februari 2022 mencapai $22,4 miliar atau Rp321,3 triliun.
Dilansir dari Tribun Medan, foto Suster Lucy Agnes sempat beredar luas.
Dalam fotonya itu, suster Lucy Agnes tampak berpenampilan sederhana dalam balutan jubah khas pengikut Bunda Teresa. Terlihat aura kedamaian dari dirinya.
Seorang kerabat mengatakan, pemilik Djarum sudah mengetahui tentang beredarnya foto Suster Lucy Agnes yang menjadibiarawati Katolik.
"Pemilik Djarum sudah mengetahui berita terkait Suster Lucy Agnes beredar,"kata seorang kerabat yang mengenal dekat keluarga suster Lucy Agnes pada 18 Agustus 2017 lalu, dikutip dari Tribun Medan.
"Owner Djarum telepon si tante Liu, wah dapat promosi gratis katanya... sambil ketawa," sambungnya.
Latar Belakang Suster Lucy Agnes
Suster Lucy Agnes merupakan putri pasangan Paul Darmoko dan Cicil Darmoko. Cicil memiliki nama Tionghoa, Giok Liu.
Ibu dari suster Lucy Agnes putri dari oma Goei Paring.
Oma Goei Paring ini, tante -kalau dalam komunitas Batak, nang tulang dari pemilik Djarum -Michael Bambang Hartono (Oei Hwie Siang) dan Robert Budi Hartono (Oei Hwie Tjhong).
Giok Liu, ibunya suster Lucy Agnes sepupu pemilik Djarum, konglomerat terkaya nomor satu di Indonesia.
"Ibunya Lucy itu Giok Liu, aku panggil Tante Liu. Jadi, tepatnya, ya Lucy disebut keponakan langsung owner Djarum," kata kerabat sang biarawati yang tak mau disebutkan identitasnya.
Sistem kekerabatan dalam komunitas Batak mengenal istilah tulang, yaitu paman atau saudara laki-laki dari ibu. Nang tulang adalah istri dari tulang.
Pasangan Cicil dan Paul Darmoko memiliki usaha restoran bernama Ayam Bulungan terletak di Jalan Bulungan I/64 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Keluarga ini mempunyai dua anak, satu laki-laki dan satu perempuan, yakni suster Lucy Agnes, yang semasa kecil hingga menjelang membiara bernama Maria Donna Dewiyanti Darmoko.
Sebagai anak yang berasal dari keluarga berduit, Maria Donna, wajar mengenyam pendidikan sekolah dan kuliah di luar negeri.
SMA dan kuliah di Perth Australia. Kemudian menyelesaikan jenjang master/magister (S2) di salah satu kampus di Chicago, Amerika Serikat.
Belakangan ia memutuskan menjadi biarawati, yang berikrar hidup selibat -tidak menikah seumur hidup/selama membiara, dan kaul miskin.
"Aku ngikutin kisahnya dari awal. Waktu sekolah di Perth, masih SMA, kalau dibeliin tas bagus, enggak dipakai," kata sang kerabat.
Masih menurutnya, semula, orang tua tidak menyetujui sang putri memilih menjadi biarawati.
"Pada awalnya tante Giok Liu nangis waktu anak ini bilang mau jadi suster. Sekarang sih mama-papanya bangga banget," ujar kerabat itu.
Sifat sederhana Suster Lucy sudah terlihat sejak remaja.
"Saat masih SMA, kalau dibeli orang tuanya tas-tas mahal, dia enggak mau pake," kata kerabatnya.
Masih menurut kerabat, Cicil alias Giok Liu mempunyai saudara-saudara yang mempunyai jaringan bisnis ternama. GL adiknya adalh pemilik usaha Sate House dan Optik Melawai, KS (adik) merupakan pemilik Monami Bakery, kakaknya bernama GLn (pemilik Rapico).
Sisi lain dari keluarga ini adalah, om dari Suster Agnes, yakni KG -abang dari ibunya, merupakan prajurit. Ia perwira tinggi TNI yang pernah memimpin Perusahaan Milik TNI Angkatan darat, yakni PT Pindad di Bandung.
"Dari Oma Paring ini, anaknya ada yang TNI, kemudian bisnis mendirikan Ligna. Namanya Kong Gwan. Sebelumnya si Oom ini mendirikan Polytron kalau nggak salah tahu 1975 - 1976. Beliau pernah direktur di PT Pindad," ujar narasumber Tribun.
"Oom King Gwan yang pensiunan TNI itu, kecil dan remajanya sama ayahku. Mereka marga Goei. Nah owner Djarum itu, ibunya Marga Goei. Ayah mereka Oei."
(*)