Gridhot.ID - Angkringan Pak Gik memang sudah sangat melegenda di Semarang.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, angkringan atau warung sego kucing Pak Gik buka di Jalan Gajahmada Kota Semarang.
Buka saat malam hari, angkringan pak Gik selalu ramai pembeli yang ingin mengisi perut kosongnya meski di tengah malam sekalipun.
Namun kini kabar duka datang dari tempat makan legendaris tersebut.
Dikutip Gridhot dari Tribun Jateng, kabar duka, Pak Gik atau H Sugijo pemilik angkringan Pak Gik yang legendaris di Semarang meninggal dunia, Minggu (13/2/2022).
Kabar mengenai Pak Gik yang meninggal dalam usia 74 tahun itu viral di media sosial, terutama di grup komunitas di Facebook dan Instagram.
Jenazah Pak Gik rencananya akan dikebumikan di TPU Bergota, Kota Semarang, Senin besok pukul 10.00 WIB.
Ucapan belasungkawa dari para pelanggan setia dan netizen pun mengalir di dunia maya.
Tak terkecuali di rumah duka yang beralamat di Jalan Karanganyar V, Gabahan, Kota Semarang.
Menurut anak kedua almarhum, Dwi Purwanto (51), ayahnya tiba-tiba demam dan muntah-muntah pada pagi hari.
“Badannya panas, diberi makan dan minum muntah.
Siang hari saat ambulans yang kami panggil datang, Bapak sudah tidak ada.
Padahal sebelumnya selalu fit dan sering bepergian.
Kemarin-kemarin masih mengunjungi rumah-rumah anaknya,” ungkap Dwi di rumah duka.
Sejumlah kerabat dan tetangga berdatangan melayat, termasuk beberapa yang merupakan pelanggan setia.
Lantunan doa dan tadarus terdengar dari dalam rumah sederhana tersebut.
Dwi mengatakan almarhum ayahnya sudah tidak datang lagi ke angkringan sejak lima tahun terakhir ini.
“Bapak sempat mengalami kecelakaan sehingga kakinya patah.
Kemana-mana harus pakai kursi roda dan sejak saat itu jarang ke hik (angkringan),” imbuhnya.
Sejak memasuki usia lanjut, Pak Gik menyerahkan pengelolaan Angkringan Pak Gik Semarang kepada kedua anaknya hingga saat ini sejak tujuh tahun lalu.
“Saya akan terus melanjutkan usaha almarhum bapak,” tandasnya.
Angkringan atau warung sega kucing Pak Gik terletak di Jalan Inspeksi Gajah Mada, khusus buka malam hari hingga subuh.
Angkringan atau juga biasa disebut hik itu sangat sederhana.
Warung tenda angkringan seperti biasa dan tidak terlalu besar.
Hampir setiap hari saat belum pandemi, angkringan itu selalu dipenuhi pengunjung.
Sejumlah pengunjung tidak hanya menyantap menu tersebut di warung.
Tak sedikit yang memilih membawa makanannya ke trotoar Jalan Gajahmada.
Baca Juga: Cocok untuk Mudik Ramadhan 2022, Segini Harga Sewa Daihatsu Terios Manual Lepas Kunci Per Hari
Kemudian menyantapnya sambil lesehan menikmati suasana malam di Semarang.
Menu yang tersaji nasi kucing dengan isian nasi pindang, nasi ati ampela, nasi rica ayam, nasi telur hingga nasi kering tempe yang dibungkus kertas.
Disebut nasi kucing lantaran porsinya yang relatif kecil dan sedikit, tidak jauh dengan porsi makan kucing.
Pilihan lauknya tumpah ruah tersaji di meja angkringan, jenis sangatlah beragam.
Mulai dari gorengan (bakwan, mendoan, tahu bakso), tempura, sosis, martabak telur, lunpia, pangsit dan bermacam sate yaitu sate bakso dan sate kerang.
Untuk nasi kucing dihargai Rp 2.500 per bungkus.
Sedangkan lauk hampir semuanya hanya Rp 500.
Untuk minumnya juga seperti angkringan pada umumnya, yaitu teh, susu, kopi, jahe, jeruk dan sejumlah minuman sachet.
Saat memesan es teh, minuman sejuta umat itu hanya dihargai Rp 2.500.
(*)