Gridhot.ID - Cinta Laura Kiehl dikenal sebagai salah satu artis yang multitalenta.
Mengutip Kompas.com, Cinta mulai bekerja di industri hiburan sejak usianya masih belasan tahun.
Mulai dari model, dunia seni peran hingga tarik suara sudah pernah dijajal olehnya.
Setelah sukses di Tanah Air, ia melebarkan sayap dengan terjun ke dunia hiburan Internasional.
Pada 2011 lalu, Cinta berkolaborasi dengan penyanyi asal Australia, Guy Sebastian.
Kemudian di tahun 2013, Cinta terlibat dalam film berjudul The Philosophers atau Afther The Dark.
Ia juga berperan di film Hollywood lainnya seperti TAR (2017), The Ninth Passenger (2017) dan lainnya.
Tak hanya sibuk berkarier, pemain sinetron 'Cinderella' ini juga mengutamakan pendidikannya.
Ia meraih gelar cumlaude dari Universitas Columbia dengan 2 gelar sarjana dalam waktu 3 tahun.
Di balik kesuksesan kariernya itu, Cinta mengaku dirinya pernah menjadi korban bully verbal.
Melansir Wartakotalive.com, Cinta membagikan pengalamannya pernah dibully saat usianya menginjak 12 tahun.
"15 tahun yang lalu pada 7 Februari 2007, I was a little girl. Waktu itu remaja saja belum, aku masih anak kecil umur 12 tahun," kata Cinta melalui virtual, Senin (14/2/2022).
Menginjak 15 tahun berkarier di dunia hiburan ternyata dia tak merasa bahagia penuh, berada di dalamnya.
Meskipun saat itu, banyak karya-karya yang dirinya buat dan sudah diapresiasi oleh orang lain.
"Walaupun bisa dibilang karier aku berkembang sangat cepat dan Alhamdulillah banyak yang menyukai karyaku, I wasn't happy," kata Cinta.
Bukan tanpa alasan, dirinya seperti itu karena sempat merasakan bully verbal yang membuatnya sempat ingin mengakhiri kariernya di dunia hiburan.
Cinta merasa dirinya di dalam negeri menjadi bahan lelucon karena caranya berbicara.
Aktris 28 tahun itu kemudian merasa lebih nyaman saat tinggal di luar negeri.
"Karena aku mengalami bullying secara verbal, bullying secara digital, dan itu membuat aku sempat hampir berhenti dari dunia entertainment dan juga tidak mensyukuri apa yang aku punya," kata Cinta.
Pada akhirnya, Cinta bisa melewati kegundahannya itu dengan membutuhkan waktu selama 8 tahun.
"Bukan karena aku tidak mencintai negeri ini. Aku sangat cinta negeri ini. Tapi lebih aku merasa mungkin kalau di Amerika aku bisa mulai dari awal. Mungkin di sini (Amerika) orang-orang tidak akan menghakimi aku. Mereka akan menyukaiku apa adanya," ungkap Cinta.
"Butuh proses selama 8 tahun saat aku tinggal di US untuk bisa memaafkan dan juga menyadari bahwa aku tidak bisa mengontrol reaksi orang lain," tutur Cinta.
Mengubah cara pandangnya yang akhirnya bisa membuatnya menghiraukan semua kegelisahannya.
Dari situlah, akhirnya Cinta bisa berfikir bahwa tiap-tiap orang memiliki kekurangan dan kelebihan, sama juga dengan dirinya sendiri.
"Belajar mengerti bahwa takdir kita dan cara berpikir kita, perasaan kita adalah dalam kontrol diri sendiri, baru di titik itu kita bisa mencintai hidup," ucap Cinta.
"Menghargai diri sendiri dan sadar walaupun kita punya kekurangan, kita harus maksimalkan kelebihan yang kita punya," pungkas Cinta.
(*)