Jadi Buruh Pabrik di Swedia, Wanita Asal Banyuwangi Ini Ngaku Digaji Rp 46 Juta, Mita: Kalau Aku Makan Keju Sama Roti, Cepat Kaya Aku Guys!

Sabtu, 19 Februari 2022 | 16:13

Mita dan Eddie

GridHot.ID - Cerita viral kembali datang dari media sosial,kisahMita, wanita asalBanyuwangiyang menikah dengan buleSwedia berhasil mencuri perhatian netizen.

Pasalnya, menikah dengan bule Swedia tak membuat Mita hidup santai di negara orang.

Dilansir dari Tribunsolo, wanita Banyuwangi ini, Mita diketahui menikah dengan buleSwediabernama Eddie pada tanggal 17 April 2017.

Empat tahun tinggal diSwedia, Mita menghabiskan waktu dengan mengurus keluarga dan berfokus menjadi ibu rumah tangga.

Ia pun kerap kali bolak-balik ke Tanah Air untuk melepaskan kerinduannya pada keluarga.
Hingga pada akhirnya, Mita memutuskan untuk menetap di Swedia bersama sang suami, Eddie dan keluarga kecilnya.
Tak pernah terbayangkan sebelumnya, Mita harus dengan rela bekerja sebagai buruh pabrik di negara suaminya itu.
Dilansir dari Tribunstyle, ia melakukan pekerjaan terebut untuk menambah pemasukan rumah tangganya.

Pekerjaan itu ia dapat dari tawaran sang suami,Eddie yang bekerja sebagai team leader untuk sebuah pabrik.

Baca Juga: Rizky Billar Pernah Minder dan Sudah Niat Banting Setir Jadi Buruh Pabrik di Jepang, Ternyata Ini yang Buat Calon Suami Lesti Kejora Sempat Goyah

Namun, Mita tak menyesali keputusannya itu, pasalnya, gaji yang ia dapatkan cukup fantastis.

"Ini kerjanya tuh bukan kerja kayak kantoran, aku memang buruh pabrik.Itu gajinya 28 ribu krona tiap bulan.Bayangkan itu kayak sekitar Rp46 juta,"ujar Mitadalam akun YouTubenya, Family Indonesia Sweden, Jumat (18/2/2022).

Meski mendapat gaji yang fantastis, ternyata ia juga dikenakan beban pajak yang cukup besar diSwedia, yang bisa menyentuh angka Rp10 juta.

"Tapi jangan salah, ada pajak di sini kita bayar mahal banget," jelasnya, Jumat (18/2/2022).

"Pajaknya sekitar 6 ribu kron atau sekitar Rp10 juta," imbuhnya, Jumat (18/2/2022).

"Jadi total gajiku 22 kron atau sekitar Rp36 juta,"ujar Mita, Jumat (18/2/2022).

Mitabekerja selama 9 jam dalam sehari dari jam 06.00 s.d 15.00, denganhari kerja setiap Senin sampai Jumat.

Mitabertugas memegang mesin-mesin pabrik, ia juga mengungkapkan kesulitan yang ia alami yaitu kesulitan memahami bahasa Swedia, karena seluruh penggunaan mesin menggunakan bahasa Swedia.

Tetapi Mita cukup beruntung karena ia sering dibantu oleh suami bulenya,Eddie ketika kesulitan dalam membaca petunjuk yang menggunakan BahasaSwedia.

Baca Juga: Sadar Diri Akui Kekalahannya, 11 Menteri Kesehatan Ini Pilih Mundur dari Jabatan Daripada Salah Ambil Keputusan untuk Rakyat, Menkes Swedia: Saya Mengganggu Pemerintah

"Sebenarnya kita harus bisa BahasaSwedia.Aku juga lumayan bisa Bahasa Inggris,"tandasnya, Jumat (18/2/2022).

Sebelumnya, Mita juga sempat bekerja sebagai cleaning service.

Mita mendapatkan pekerjaan pertamanya itu, sebagai petugas kebersihan toilet.

Diketahui ia bekerja setiap hari Selasa dan Kamis selama 4 jam setiap harinya.

"Pertama kali kerja itu aku jadi cleaning service. Tukang gosok WC guys di tempat kerjanya suamiku,"tutur Mita, Jumat (18/2/2022).

Meski dalam waktu seminggu Mita hanya bekerja dengan total waktu 8 jam, ia sudah berhasil mengumpulkan uang yang cukup banyak.

Setiap bulannya Mita mendapatkan gaji 6 ribu krona Swedia atau sekitar Rp10 juta, tetapi ia hanya sempat bekerja selama dua bulan karena setelahnya ia dinyatakan hamil.

"Itu kalau tidak salah cuma dua bulan karena Maretnya aku hamil.

Tetapi Tuhan berkehendak lain karena aku keguguran,"jelasnya,Jumat (18/2/2022).

Baca Juga: Coba-coba Herd Immunity, Swedia Dinilai Naif Tangani Corona, Ahli Epidemiologi: Kekebalan Massal Tak Akan Pernah Terjadi

Setelah mengalami keguguran, dirinya disarankan untuk beristirahat di rumah.

Tak hanya membagikan kisahnya menjadi seorang pekerja buruh di negara orang.

Mita juga membagikan kisah hidupnya selama tinggal di Swedia.

Ia menyebut biaya hidup di swedia memang sangat mahal.

Mita menyebut harga beras dan cabai diSwediacukup mahal, padahal ia tak bisa meninggalkan nasi dan sambal sebagai makanan sehari-hari yang menjadi kebiasaan orang Indonesia.

Ia juga mengungkapkan jika harga keju dan roti itu murah tetapi tak cocok dengannya dan takut malah masuk rumah sakit.

"Kalau aku makan keju sama roti, cepat kaya aku guys. Tapi kurus nanti aku yang ada masuk rumah sakit, aduh enggak bisa aku. Nanti emak aku marah-marah di sini dikira tidak bahagia,"ucapnya, Jumat (18/2/2022). (*)

Tag

Editor : Dewi Lusmawati

Sumber TribunSolo, Tribunstyle