Dibangun Sebelum Era Walisongo, Ini Sejarah Berdirinya Masjid Saka Tunggal Banyumas, Punya Sederet Tradisi Unik

Sabtu, 05 Maret 2022 | 08:25
TribunBanyumas

Masjid saka Tunggal Banyumas

GridHot.ID - Masjid bersejarah memang cocok dijadikan sebagai salah satu destinasi wisata religi.

Terlebih, Indonesia memiliki rekam jejak sebagai tempat perkembangan ajaran Islam, oleh karena itu, masjid bersejarah di tanah air juga terbilang banyak dan tersebar di berbagai wilayah.

Salah satu masjid bersejarah yang dapat dijadikan destinasi wisata religi adalah Masjid Saka Tunggal.

Masjid Saka Tunggal ini juga biasa di kenal dengan nama Masjid Baitussallam.

Masjid yang menjadi situs cagar budaya ini terletak di Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Lantas, bagaimana sejarah berdirinya?.

Sejarah Masjid Saka Tunggal

Dikutip GridHot.ID dari TribunBanyumas, Masjid Saka Tunggal telah berdiri sejak tahun 1288 M.

Berdirinya Masjid Saka Tunggal ini tidak terlepas daritokoh penyebar Islam di Cikakak yang bernama MbahMustolih.

Baca Juga: Simbol Toleransi Umat Beragama di Pulau Dewata, Begini Sejarah Berdirinya Masjid Ibnu Batutah, Jadi Destinasi Wisata Religi Menarik

MbahMustolihmemang menjadikan Cikakak sebagai tempatnya menyiarkan agama Islam, hal tersebut ditandai dengan pembangunan Masjid Saka Tunggal.

Dahulunya, Mbah Mustolih juga hidup dalam lingkungan Kesultanan Mataram Kuno.

Oleh karena itu, unsur kejawes tak bisa lepas dari arsitektur Masjid Saka Tunggal.

Lalu, bagaimana bentuk dan keunikan dan arsitektur masjid berejarah ini?.

Arsitektur Masjid Saka Tunggal

Masjid berejarah ini dinamakanMasjid Saka Tunggal, karena masjid ini hanya mempunyaisatu tiang penyangga.

Tiang penyangga tersebut berada di tengah bangunan utama masjid.

Penyanggaitu memiliki empat sayap dan dilindungi dengan kaca guna melindungi bagian yang terdapat tulisan tahun pendirian masjid tersebut.

Uniknya lagi, masjid inimemiliki atap yang terbuat dari ijuk.

Baca Juga: Arsitekturnya Kaya Akan Nilai Filosofis, Ini Sejarah Masjid Jami Palopo, Simbol Awal Peradaban Islam di Kawasan Indonesia Timur

Tak hanya itu, sebagian dindingnyajuga terlihat terbuat dari anyaman bambu.

Masjid yang memiliki luas12 x 18 meter ini menjadi satu-satunya masjid di Pulau Jawa yang dibangun jauh sebelum eraWalisongo.

Bisa dikatakan, masjid yang terletak di wilayah Kabupaten Banyumas ini menjadi masjid tertua di Indonesia.

Tradisi Unik Masjid Saka Tunggal

Dikutip GridHot.ID dari Tribunnewswiki,Masjid Saka Tunggal memiliki beberapa tradisi unik yang masih berlangsung hingga saat ini.

Diantaranya, masjid ini tak menggunakan pengeras suara sebagai ajakan sholat. Meski zaman telah modern, adzan di masjid ini tidak menggunakan pengerasa suara sebagaimana masjid-masjid pada umumnya.

Uniknya lagi, adzan dikumandangkan oleh empat muazin sekaligus dan dilakukan secara bersamaan.

Lalu, Muazin dan imam di masjid ini memiliki ciri khas unik karena selalu menggunakan penutup kepala dengan udeng atau pengikat kepala.

Tak hanya itu, Masjid Saka Tunggal juga memiliki ritual rutin yang disebut sebagai ganti jaro.

Baca Juga: Punya Aristektur Khas Tiongkok, Ini Sejarah Masjid Cheng Hoo Sriwijaya Palembang, Jadi Bukti Perpaduan Tiga Budaya

Ritual tersebutdilakukan untuk mengganti pagar bambu kelilingMasjid Saka Tunggal.

Tentu, ritual ini diikuti oleh seluruh warga desa Cikakak.

Ada yang harus diperhatikan saat membuat pagar.

Seperti, warga desadilarang berbicara dengan suara keras serta tidak boleh menggunakan alas kaki.

Oleh karena itu, yang terdengar hanya pagar bambu yang dipukul.

Karena melibatkan ratusan warga, hanya dalam waktu 2 jam saja pagar sepanjang 300 meter ini selesai.

Selain bermakna kebersamaan dan gotong royong, tradisi ganti Jaro Rajab ini bagi warga di sini dipercaya bisa menghilangkan sifat jahat pada diri manusia.

Keunikan Masjid Saka Tunggal yang penuh dengan filosofi dan sejarah ini tentunya menarik perhatian wisatawan.

Selain dapat beribadah sekaligus melihat bukti nyata penyebaran agama Islam di Banyumas, para wisatawan juga dapat menikmati keindahan alam yang menakjubkan.

Baca Juga: Jadi Bukti Perkembangan Ajaran Islam Sejak Abad ke-16, Begini Sejarah Masjid Tuo Kayu Jao, Berdiri Kokoh di Ketinggian 1.152 MDPL

Pasalnya, masjid yang telah berdiri sejak jaman dahulu kala ini memiliki suasanayang kental dengan nuansa pedesaan Jawa, dimana kanan dan kirinya dikelilingi perbukitan tempat tinggal para kera liar. (*)

Tag

Editor : Dewi Lusmawati

Sumber Tribunnewswiki.com, TribunBanyumas.com