Bukti Ditakuti Dunia, TNI Numpang Parkirkan Kapal-kapalnya, India dan Pakistan yang Sedang Berperang Bisa Langsung Diam Seketika Sampai Tanda Tangani Perjanjian Damai, Backingan Inggris Tak Berdaya

Senin, 07 Maret 2022 | 09:13
Foto:koarmada 2

Suasana latihan perang bersama TNI AL dengan tentara Australia, Royal Australian Navy (RAN).

Gridhot.ID - Tahun 2022 ini dunia memang ramai dengan peperangan Rusia dengan Ukraina.

Memang dunia nyatanya masih belum bisa meninggalkan perang.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, pada tahun 2019 lalu India juga dikabarkan berperang dengan Pakistan.

Bahkan peperangan kedua negara tersebut juga sudah sampai di tahap saling menembakkan amunisi militer mereka.

Diketahui rupanya perseteruan antar kedua negara sudah lama terjadi.

Mengutip Time, ketegangan antar kedua negara awalnya bermula pada tahun 1947.

Saat itu Pakistan menganeksasi sepertiga wilayah Kashmir dengan bantuan suku Pashtun.

Tahu akan hal ini India mengirim pasukan ke Gurdaspur untuk merebut kembali Kashmir.

Sempat mereda, perang dahsyat kembali terjadi pada tahun 1965 antar keduanya.

Baca Juga: Foto Mayat Tangmo Nida yang Dianggap Mengenaskan dan Tak Wajar, Mbah Mijan Bongkar Penyebab Kematian Sang Artis: Musuhmu Orang Terdekatmu

Hal ini bermula saat pasukan Pakistan berusaha memasuki teritori Kashmir India untuk memicu pemberontakan oleh Kashmir.

Rencana ini gagal dan penyusup dapat ditemukan, sehingga India membalas hal ini.

Pertumpahan darah seakan membayangi kedua negara.

Namun dalam hal ini Pakistan terdesak karena kalah dalam kekuatan militer.

Rakyat Indonesia melalui Soekarno merasa prihatin akan perang India-Pakistan.

Bagaimana tidak, Pakistan dan India adalah sahabat dekat Indonesia, apalagi pemimpin kedua negara saat itu Jawaharlal Nehru dan Mohammad Ali Bogra beserta Soekarno dan Ali Sastroamidjojo ikut mempelopori terbentuknya Konferensi Asia-Afrika.

Pokoknya peperangan antar anggota KAA itu harus diakhiri.

newagbd
newagbd

Soekarno bersama para pemimpin negara-negara di dunia saat Konferensi Asia Afrika 1954 di Bandung.

Soekarno kemudian memerintahkan satuan kapal selam Korps Hiu Kencana TNI AL untuk segera berlayar menuju Pakistan.

Maka dipersiapkanlah Kapal Selam (KS) RI Nagarangsang dan RI Bramasta bersenjata lengkap.

Baca Juga: Shiren Sungkar Panik, 2 Anaknya Terjebak di Lift Hampir Satu Jam Sampai Pipis di Botol, Teuku Wisnu Cuma Bisa Bengong

Kedua kapal selam itu diperintahkan untuk segera berlayar menuju Karachi.

Jalur pelayaran mereka pun harus menghindari rute pelayaran kapal niaga.

Misi ini dinamai Gugus Tugas X.

Tujuan utama gugus tugas X ialah membantu negara Pakistan yang sedang diserbu oleh India.

Namun misi utamanya ialah meredam peperangan agar tak berlangsung lagi antar kedua negara.

KOMPAS/IWAN SETIYAWAN
KOMPAS/IWAN SETIYAWAN

Kapal selam KRI Cakra 401 dalam sebuah latihan di perairan Selat Madura, Jawa Timur.

Rupanya bukan hanya kapal selam saja yang dikirimkan oleh Indonesia namun juga Batalyon Marinir dan kapal perang permukaan lainnya.

Semua unsur milik TNI AL itu sesampainya di Pakistan segera melakukan latihan (show of force) bersama dengan AL Pakistan di lepas pantai yang berbatasan langsung dengan India.

Hal ini bertujuan agar India yang dibantu Inggris tahu bahwa ada Angkatan Laut Indonesia yang akan bertindak lebih jika perang kembali terjadi.

Akibat kehadiran unsur-unsur kapal selam Indonesia dan Marinir di Pakistan atas perintah Soekarno maka India-Pakistan gelagapan.

Baca Juga: 'Di Lapas Cuma Ada Es Teh' Begini Tingkah Lucu Angelina Sondakh Saat Masuk Minimarket, Kebingungan Hingga Pinjam Duit Untuk Belanja

Hal inilah yang 'memaksa' keduanya menandatangani perjanjian damai di Tashkent, Uni Soviet pada Januari 1966.

Perlu diketahui pada tahun 1965 Angkatan Perang Indonesia merupakan yang terkuat di bumi bagian selatan.

Setelah adanya perjanjian damai tersebut maka gugus tugas X ditarik kembali ke Indonesia, misi selesai.

Berkat bantuan dari Indonesia maka presiden Pakistan saat itu, Ayub Khan memberikan penghormatan atas jasa Presiden Soekarno untuk menamai salah satu jalan dan sebuah area bazar bernama Soekarno Square Khyber Bazar di Pakistan.

Namun patut disayangkan pada tahun 1971, 1999 dan sekarang konflik antar India-Pakistan mulai mencuat lagi.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber Kompas.com, Time, GridHot.ID