GridHot.ID - Indonesia memang memiliki banyak sekali masjid bersejarah yang tersebar dari Sabang hingga Merauke, salah satu masjid bersejarah tersebut terletak di kota Medan, Sumatera Utara yang cocok dikunjungi sebagai destinasi wisata religi saat Ramadhan.
Masjid bersejarah di kota Medan ini terkenal dengan nama Masjid Raya Al Mahsun yang ramai dikunjungi sebagai tempat wisata religi saat bulan Ramadhan.
Dikatakan sebagai masjid bersejarah yang cocok dijadikan tempat wisata religi saat Ramadhan karena Masjid Raya Al Mahsun ini telah berdiri sejak tahun 1906.
Lantas, bagaimana sejarah berdirinya Masjid Raya Al Mahsun?.
Sejarah Masjid Raya Al Mahsun
Dikutip GridHot.ID dariTribunMedan, berdirinya Masjid Raya Al Mashun tak bisa dilepaskan dari Kesultanan Deli.
Masjid ini dibangun oleh Sulthan Deli Kesembilan, yaitu Sulthan Makhmud AL Rasyid Perkasa Alam.
Masjid Raya Al Mashun ini mulai dibangun padatahun 1906.
Lalu, keseluruhan pembangunan Masjid Raya Al Mahsun rampung padatahun 1909.
Pada tahun itu pula, Masjid Raya Al Mahsun diresmikan dan ditandai dengan pelaksanaan salat Jumat pertama di masjidtersebut.
MasjidRaya Al Mahsun dibangun diatas tanah berukuran 13.200 meter kubikdengan luas bangunan 1. 500 meter kubik.
Keseluruhan pembangunannya Masjidtersebut, menghabiskan dana sebesar satu juta Gulden.
Dana tersebut memang telah disiapkan oleh Sultan Makhmud Al Rasyid Perkasa Alam, untuk membangun mesjid kerajaan dengan megah.
Menurut prinsip Sulthan Makhmud AL Rasyid Perkasa Alam, membangun masjid lebih utama, ketimbang membangun kemegahan istananya sendiri, yaitu Istana Maimun.
Pendanaan pembangunan masjid ini pun ditanggung sendiri oleh Sulthan Makhmud AL Rasyid Perkasa Alam.
Namun, kabarnya Tjong A Fie, tokoh Tionghoa, saudagar kaya di kota medan era Kolonialisme juga turut berkontribusi mendanai pembangunan masjid ini.
Masjid yang menjadi ikon dan kebanggan kota Medan ini tentu memiliki ciri bangunan yang khas.
Lalu, seperti apa bentuk bangunan Masjid Raya Al Mahsun?.
Arsitektur Masjid Raya Al Mahsun
Dikutip GridHot.ID dari Kompas.com, bentuk bangunan Masjid Raya Al Mahsunterbilang unik.
Masjid kebanggan kota Medan ini memadukan gaya Mughal (India), Eropa (Spanyol), dan Melayu.
Perpaduan tersebut dapatdilihat dari pintu kayu yang dicat denganperpaduan warna biru dan kuning.
Warna kuning menyiratkan budaya Melayu, karena Sultan Deli merupakan orang Melayu.
Pada bagian pintu-pintunya terdapat ornamen Spanyol yang melengkung, serta kaca patri besar berwarna-warni.
Sedangkan pada dinding-dindingnya terdapat ornamen bermotif ala India.
CorakIndia juga terdapat di mimbar MAsjid Raya Al Mahsun.
Uniknya lagi, tiang masjid yang kokoh terbuat dari marmer Italia.
Tiang masjid tersebut berjumlah delapan tiang yang mengelilingi masjid. Jika masuk ke dalam masjid, pengunjung tentu akan dibuat terkagum dengan berbagai corak dan ornamen yang tampak presisi dari segi bentuk dan pemilihan warna.
Masjid Raya Al Mashun juga terkenal memiliki Al Qur'an berusia tua yang dipajang di pintu masuk jama'ah laki-laki.
Meski sudah berusia ratusan tahun, Al Qur'an yang ditulis dengan tangan ini masih dapat dibaca dengan jelas.Dipenuhi dengan sejarah panjang dan arsitektur yang unik, membuat Masjid Raya Al Mahsun ini memang cocok dijadikan sebagai destinasi wisata religi saat Ramadhan tiba, terlebih untuk kamu yang sedang berkunjung ke kota Medan.
Umat lintas agama pun dipersilahkan untuk memasuki kawasan masjid.
Tentu denganmematuhi aturan yang berlaku, yaitu memakai pakaian sopan, terutama untuk pengujung perempuandiharuskan untuk mengenakan hijab atau kerudung.
Pihak masjid juga akan meminjamkan kerudung bagi yang tidak membawanya.
Jangan lupa, untuk jaga ketenagan dan hormati orang yang sedang beribadah.
Jika membawa kendaraan sendiri, parkirakan kendaraan di gedung-gedung seberang masjid.
Lantaran lokasi masjid yang berada di pusat kota ini membuatnya tidak memilikitempat parkir.
Masjid Raya Al Mashun sendiri beralamatdi Jalan Sisingamangaraja Nomor 61, Kota Medan, Sumatera Utara. (*)