GridHot.ID - Salah satu masjid bersejarah yang wajib dijadikan destinasi wisata religi saat bulan Ramadhan tiba adalah Masjid An Nur di Pekanbaru, Provinsi Riau.
Selain dijadikan sebagai tempat beribadah, masjid bersejarah An Nur ini cocok dijadikan sebagai tempat wisata religi saat bulan Ramadhan, lantaran Masjid An Nur memiliki arsitektur yang megah dan unik mirip bangunan Taj Mahal di India.
Sehingga, tidak jarang ada pula yang menyebut masjid bersejarah ini sebagai Taj Mahal nya Riau atau Taj Mahal nya Pekanbaru, cocok bukan untuk dijadikan destinasi wisata religi menjelang bulan Ramadhan nanti?.
Lantas, bagaimana sejarah pembangunan masjid ikonik kebanggaan warga Riau ini?.
Sejarah Masjid An Nur
Dikutip GridHot.ID dari Kompas.com,Masjid Agung Annur Pekanbaru dibangun pada tahun 1962 dan selesai tahun 1968.
Arsitek Masjid An Nur bernama Ir Roseno.
Berdirinya Masjid An Nur tak bisa dilepaskan dari peristiwa perpindahan Ibukota Provinsi Riau.
Pasalnya, duluIbukota Provinsi Riau terletak di Tanjung Pinang.
Sekitar tahun 1960-an, Ibukota Provinsi Riau akhirnya pindah ke Kota Pekanbaru.
Dalam rangka pembangunan Kota Pekanbaru, Gubernur Riau yang kedua yaitu Kaharuddin Nasution, mulai membangun berbagai macar infrastruktur dan fasilitas umum untuk masyarakat.
Salah satu infrastuktur yang dibangunnya adalah Masjid An Nur.
Masjid ini dibangun sebagai fasilitas umum untuk dijadikan tempat ibadah umat muslim.
Masjid An Nur ini dibangun di lokasi strategis.
Selain terletak di jantung Kota Pekanbaru, masjid ini juga dekat dengan Pasar Sukaramai, perkantoran, rumah sakit dan sekolah-sekolah.
Lalu, bagaimana arsitektur dari Masjid yang dijuluki Taj Mahalnya Riau ini?.Arsitektur Masjid An Nur
Masjid An Nur dibangundengan dua tingkat ini.
Tingkat atas difungsikan khusus untuk shalat.
Sedangkan, ditingkat bawahdifungsikan sebagaitempat mengaji, tempat berkumpul pengunjung, sekretariat masjid, ruang remaja masjid, dan kelas tempat pendidikan Islam.
Masjid An Nur memiliki arsitektur khas Melayu, Arab, India dan Turki.
Unsur Melayu dapat di lihat padabagian dalam masjid yang memiliki ukiran-ukiran khas Melayu yang indah.
Unsur budaya Arab, tentu dapat di lihat dari dinding dalam masjidyangdihiasi kaligrafi.
Tak hanya itu, ciri khas budaya Arab dan Turki pun dapat dilihat dari sisi bangunannya, dimana terdapat satu kubah besar di tengah dan empat kubah kecil berwarna hijau, serta terdapat pula empat menara.
Bila dilirik dari depan, Masjid Agung An Nur memang tak ubahnya seperti Taj Mahal, bangunan ikonik khas India.
Ditambah lagi dengan adanya kolam besar memanjang.
Menariknya lagi, masjid ini pun memiliki pekarangan yang luas.
Luas keseluruhannyamencapai 12,6 hektar.Karena memiliki pekarangan yang luas, membuat masjidini dikelilingi oleh taman hijau yang menyejukkan pandangan.
Punya Pohon Kurma
Dikutip GridHot.ID dari TribunPekanbaru, taman hijau yang terdapat di bagian depan Masjid An Nur ini dihiasi oleh berbagai jenis tanaman.
Salah satunya adalah pohon kurma.
Pohon kurma menjadi salah satu pohon yang jarang tumbuh di wilayah Asia.
Pohon kurma di halaman Masjid Agung An Nur ini sendiri ada 56 pohon yang terdiri dari jenis barhee, ajwa, khalas, shishi nabu saif, sukarry ultana, lulu, L1 dan deglet nour.
Pohon kurma yang ada di halaman Masjid Agung An Nur ini menjadi kebun riset dan dirawat oleh Indonesia Date Palm Association (IDPA) Korda Riau.
Pohon-pohon kurma tersebut ditanami sejak tahun 2016 lalu.
Bangunannya yang mirip Taj Mahal India serta punya banyak pohon kurma yang tersebar di halaman depan, membuat Masjid An Nur sangat cocok untuk dijadikan salah satu destinasi wisata religi, terlebih jika kamu berkunjung ke Provinsi Riau.
Selain untuk beribadah, mengunjungi Masjid An Nurdapat sekaligus membuat wisatawan menikmati suasana masjid bak di negeri India dan Arab. (*)