Gridhot.ID - Bayi baru lahir memang masih harus sangat dijaga.
Dikutip Gridhot dari Hellosehat, bayi belum memiliki antibodi sendiri saat lahir.
Berdasarkan data yang ada, bayi mulai mendapatkan antibodi setelah memasuki usia 6 bulan.
Untuk itu selama masa 0-6 bulan, orang tua diharapkan untuk tidak melakukan hal-hal yang membahayakan untuk bayinya.
Seperti contohnya kebiasaan mencium bayi yang baru lahir.
Siapa sangka, akibat kebiasaan sepele mencium, nyawa seorang bayi berikut ini harus berakhir tragis di usia 8 hari.
Dikutip Gridhot dari Intisari, seorang ibu memperingatkan orangtua lain untuk tidak mencium bayi mereka sendiri, juga membiarkan orang lain mencium bayi.
Bukan tanpa alasan, karena ibu ibu ini menjadi korban setelah bayi perempuannya yang baru lahir meninggal karena mengidap herpes.
Aliza Rose Friend baru berusia delapan hari ketika dia meninggal setelah terinfeksi virus HSV-1 atau herpes neonatal yang sebenarnya bisa dicegah.
'Ciuman Kematian' diyakini telah membunuh bayinya karena kuman ganas itu memakan paru-parunya dan otak si kecil.
Ibunya, Abigail Rose Friend (19), mengklaim gadis kecil itu sehat hanya selama 36 jam sebelum akhirnya dia menjadi lesu, tidak tertarik pada makanan dan mengalami demam.
Bayinya yang baru lahir awalnya sehat, dengan cepat kondisinya memburuk dan mengklaim ada begitu banyak cairan di paru-parunya sehingga dia bisa melihat semua pembuluh darah di dada putrinya.
Gadis kecil yang dibius itu ditempatkan di begitu banyak mesin untuk mencoba membuatnya tetap hidup, Abigail mengklaim dia sakit secara fisik ketika dia melihatnya.
Dokter mengatakan kepada Abigail, Aliza telah tertular virus setelah dicium oleh seorang pembawa atau disentuh dengan tangan yang tidak dicuci - tetapi tidak ada cara untuk mengetahui siapa yang "membawakan" virus kepadanya.
Sekarang ibu yang berduka itu dengan berani berbicara untuk memperingatkan orangtua lain agar tidak mencium bayi mereka yang baru lahir atau membiarkan orang lain melakukannya juga - dan selalu mencuci tangan mereka.
Abigail, dari Oakland, Maryland, AS, mengatakan, "Saya selalu memikirkannya. Dia ada dalam pikiran saya setiap hari. Saya berharap ceritanya dapat membawa kesadaran kepada orang-orang untuk tidak mencium bayi dan selalu mencuci tangan."
"Kalian tidak ingin hal seperti ini terjadi. Ini mengerikan. Saya hanya ingin orang-orang menjadi sadar bahwa ini adalah ancaman yang sangat nyata bagi anak-anak. Saya akan melakukan semua yang saya bisa untuk membawa kesadaran tentang penyakit ini untuk yang lain."
Abigail melanjutkan, "Saya bahkan tidak tahu bayi bisa mendapatkan virus ini. Penyakit ini sangat jarang sehingga sebagai ibu baru kita tidak mendengar tentang hal ini, namun itu adalah virus yang umum. Tidak ada yang tahu bahwa bayi bisa mati karena ini.""Ini menempel pada tulang belakang mereka dan menyebabkan cairan menumpuk di sekitar paru-paru dan di sekitar otak mereka dan pada dasarnya hanya menggerogoti bagian dalam tubuh mereka sampai mereka mati otak."
"Tidak ada obatnya. Ini fatal bagi bayi yang berusia dua minggu atau lebih muda, dan jika mereka berhasil bertahan hidup, mereka membutuhkan perawatan 24 jam sepanjang waktu selama sisa hidup mereka.
"Aliza sehat selama satu setengah hari. Virus memakan waktu enam setengah hari untuk menghancurkan tubuhnya. Beberapa keluarga dan beberapa teman dekat datang mengunjunginya ketika dia lahir."
"Tidak ada cara untuk tahu siapa yang memberikannya. Itu bisa saja siapa saja. Itu bisa saja dokter sekalipun."
"Ketika dia lahir, dia adalah bayi kecil yang bahagia dan sepenuhnya baik. Tetapi kemudian dia mulai demam dan tidak ingin bangun dari tidurnya atau makan. Dia mulai membengkak dari semua cairan yang terbentuk di paru-parunya."
"Dia mengalami kesulitan bernapas dan tim medis harus memberinya oksigen dan akhirnya dia berada di begitu banyak mesin dan tabung yang sangat memprihatinkan kondisinya."
Dokter mengklaim penyakit itu sangat langka, itu praktis "kebetulan" dan meyakinkan Abigail dan suaminya Tyler Hensley (26), ada harapan gadis kecil mereka akan tetap hidup.
Tapi Aliza kecil dalam kesakitan yang menyakitkan sehingga dia dibius untuk membuatnya tetap nyaman.
Kombinasi obat-obatan membuatnya mengalami kejang dan segera dia dipantau menggunakan mesin EEG serta mesin dialisis serta peralatan lainnya untuk menjaga napasnya.
Namun gadis kecil itu akhirnya dinyatakan mati otak setelah virus "menggerogoti otaknya", dan Abigail menyanyikan lagu "You Are My Sunshine" kepada putrinya ketika dia meninggal pada 20 Mei lalu.
Abigail berkata, "Otaknya membengkak begitu parah dan paru-parunya sangat bengkak sehingga kalian bisa melihat semua pembuluh darah di dadanya."
"Keesokan harinya, tim media memberi tahu kami bahwa kami harus mengeluarkannya dari mesin karena sepertinya itu tidak akan berhasil."
Beberapa bulan setelah kematian putrinya, Abigail akhirnya merasa siap untuk membagikan ceritanya dan menulisnya dalam status online.
Sistem kekebalan bayi belum sepenuhnya dikembangkan untuk melawan virus dan herpes bisa sangat serius, walau jarang terjadi.
Namun bagaimanapun pencegahan tetap diperlukan dengan mencuci tangan sebelum melakukan kontak dengan bayi dan menghindari mencium bayi.
(*)