GridHot.ID - Berwisata religi ke masjid bersejarah memang menjadi salah satu pilihan kegiatan menarik yang dapat dilakukan pada bulan Ramadhan.
Pasalnya, berwisata religi ke masjid bersejarah dapat memperkaya ilmu pengetahuan mengenai sejarah ajaran Islam di Indonesia, apalagi saat bulan Ramadhan tiba.
Salah satu masjid bersejarah sebagai bukti perkembangan ajaran Islam yang dapat dijadikan destinasi wisata di bulan Ramadhan adalah Masjid Al Alam Marunda.
Masjid Al Alam Marunda dapat dijadikan destinasi wisata religi untuk menelusuri sejarah peradaban Muslim di Jakarta.
Masjid yang berdiri sejak abad ke-16 sekitar ini menyimpan sejumlah kisah menarik baik dari sejarah hingga muasal namanya.
Yuk, simak sejarah lengkapnya!.
Sejarah Masjid Al Alam Marunda
Dikutip GridHot.ID dari TribunJakarta.com, tak ada yang mengetahui pasti sejarah berdirinya Masjid Al-Alam di Marunda,lantaran cerita itu hanya dituturkan dari mulut ke mulut dan tak terdokumentasi dalam bentuk tulisan.
Namun dipercaya, pendirian Masjid Al Alam berawalsaat pasukan Mataram yang dipimpin oleh Adipati Bahurekso menyerang tentara VOC yang menguasaiBataviapada waktu itu.
Tak sendiri, Adipati Bahurekso menyerang VOC bersama Pangeran Fatahillah.
Tetapi, Adipati Bahurekso danPangeran Fatahillahjustru menerima kekalahandan akan pulang ke Cirebon.
Dalam perjalanannya, Adipati Bahurekso danPangeran Fatahillah pun singgah di wilayah Marunda untuk beristirahat dan memulihkan tenaga.
Selain beristirahat dan memulihkan tenaga usai berperang, mereka juga mendirikan Masjid Al Alam Marunda.
Dipercaya, Masjid ini dibangun dalam waktu sehari semalam oleh para auliya yang dipimpin oleh Pangeran Fatahillah.
Para Auliya dibawah pimpinan Pangeran Fatahillah ini bahu membahu membangun Masjid Al Alam Marundasaat mereka singgah di daerah Marunda pada waktu itu.
Nah, nama Masjid Al Amin Marunda sendiri berasal dari momen tersebut.
Dimana, nama Marunda itu adalah singkatan dari Markas Penundaan, tempatAdipati Bahurekso danPangeran Fatahillah bersinggahsetelah gagalmenyerang Batavia.
Namun, tak mau menyerah, setelah merasa pulih akibat luka perang, Adipati Bahurekso danPangeran Fatahillah akhirnya kembali menyerang VOC di kotaBataviadan mendapatkan kemenangan.
Pemugaran Masjid Al Alam Marunda
Dikutip GridHot.ID dari TribunRamadhan, masyarakat asliMarundabersama instansi terkait pada tahun 1980-an sempat melakukan pemugaran pada sisi atas bangunan masjid.
Pemugaran dilakukan karena genteng yang menutupi bagian atas masjid sudah mulai pecah dan tidak ada lagi pabrik yang memroduksi genteng yang sama.
Arsitektur Masjid Al-AlamMarunda sendiritidak seperti masjid-masjid lain yang memiliki ukuran besar pada ruang utamanya.
Masjid ini justru hanya memiliki ukuran sekitar 8m x 8mr dengan tinggi hanya 2m.
Namun,ukuran sebesar itu membuat Masjid Al-AlamMarundamenjadi masjid yang paling mewah pada zamannya.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang memiliki wewenang untuk melakukan pemugaran terhadap bangunan cagar budaya Betawi ini pun akhirnya menambah bangunan pendopo dengan ukuran yang sama tepat di sebelah masjid.
Kendati ukuran dan bentuknya tidak semegah masjid di Jakarta pada umumnya, namun Masjid Al Alam Marunda ini terkenal hingga pelosok Indonesia.
Terbukti dari banyaknya para pelancong yang berasal dari luar daerah yang sengaja datang kebersejarah ini.
Menariknya lagi, disekeliling Masjid ini juga terdapat banyak makam para wali dan sesepuh.
Tentu, para pengunjung yang datang ke Masjid juga dapat berziarah ke makam tersebut. (*)