Berawal dari Kisah Cinta Syekh Datuk Kafi dan Nyimas Ratu Kencana Wungu, Begini Sejarah Berdirinya Masjid Kuno Bondan di Indramayu, Punya Beduk Tersakti yang Tabuhannya Terdengar Sampai Cirebon

Sabtu, 19 Maret 2022 | 05:13
TribunCirebon.com

Masjid Kuno Bondan, Indramayu.

GridHot.ID - Mengunjungi masjid bersejarah saat bulan Ramadhan bisa dijadikan salah satu pilihan menarik untuk berwisata religi.

Selain dapat beribadah, mengunjungi masjid bersejarah di bulan Ramadhan juga dapat dijadikan destinasi wisata religi untuk menilik lebih jauh bagaimana sejarah perkembangan ajaran agama Islam khususnya di Indonesia.

Salah satu masjid bersejarah yang dapat dijadikan destinasi wisata religi di bulan Ramadhan adalah Masjid Kuno Bondan, Indramayu.

Masjid Kuno Bondan dinyatakan sebagai masjid bersejarah karena bangunan ini telah berdiri lama dan menjadi masjid tertua di Kabupaten Indramayu.

Bahkan, Masjid Kuno Bondan ini usianya lebih tua dari usia Kabupaten Indramayu.

Lantas, bagaimana sejarah lengkap masjid kuno yang satu ini?.

Sejarah Masjid Kuno Bondan

Dikutip GridHot.ID dari TribunCirebon.com, Masjid ini dibangun di Desa Bondan pada tahun 1414 masehi oleh Syekh Datuk Kafiatau yang juga familiar dikenal dengan sebutan Syekh Nurjatidalam waktu satu malam.

Namun, masyarakat setempat lebih mengenalnya dengan julukan Syekh Bayanillah karena letak lokasi masjidyang berada di bantaran Sungai Cimanuk.

Baca Juga: Dibangun Pada Zaman Belanda, Ini Sejarah Masjid Al Alam Marunda, Jadi Bukti Peradaban Muslim di Jakarta

Awal mulanya, masyarakat di Desa Bondan ini mayoritas memeluk agama Budha.

Agama Budha itu disebarkan oleh kakak beradik yang diutus dari Kerajaan Majapahit, yaitu bernama Ki Rakinem dan Nyimas Ratu Kencana Wungusekitar tahun 1400-an.

Syekh Datuk Kafi kemudian singgah di kawasan setempat, ia juga mencoba beradaptasi dengan masyarakat dan melakukan komunikasi dengan kakak beradik tersebut.

Komunikasi yang dijalin itu kemudian semakin intens, terutama antara Syekh Datuk Kahfi dengan Nyimas Ratu Kencana Wungu.

Keduanya pun saling mencintai dan menjalin hubungan.

Syekh Datuk Kafibahkan mengajarkan agama Islam kepadaNyimas Ratu Kencana Wungu, hingga membuatnya menjadi orang pertama yang memeluk agama Islam di Desa Bondan.

Hubungan keduanya pun akhirnya diketahui Ki Rakinem yang merupakan kakak dariNyimas ratu Kencana Wunguhingga membuatnya murka.

Beragam upaya pembunuhan pun dilakukan Ki Rakinem terhadap penyebar agama Islam di Kawasan Pantura Jabar tersebut, hanya saja semua usahanya itu gagal.
Dalam usahanya yang terakhir, Ki Rakinem meminta kepada Syekh Datuk Kafiuntuk menangkap banteng ganas yang berada di tengah hutan sebagai syarat untuk menikahi adiknya.

Baca Juga: Dibangun Saudagar Arab untuk Memperluas Ajaran Islam, Ini Sejarah Lengkap Masjid As Said Makasar, Masjid Tua Tanpa Jamaah Wanita

Syekh Datuk Kafi pun akhirnya berhasil melunakkan benteng ganas itu.

Kemudian, Ki Rakinem pun kemudian mengakui kehebatannya, namun tiba-tiba saja ia menghilang.

Syekh Datuk Kahfi pun kemudian bermusyawarah untuk membangun sebuah masjid yang berada di Bantaran Sungai Cimanuk, saat ini masjid itu dikenal dengan sebutanMasjid Kuno Bondan.

Diketahui, Masjid Kuno Bondan ini sudah ada 113 tahun lebih dahulu dari Kabupaten Indramayu, dimana Indramayu lahir pada tahun1527.

Hal tersbeut diketahui dari kayu yang menjadi bahan dasar dari masjid kuno yang satu ini, pasalnya kayu tersebut telah berusia ribuan tahun lamanya.

Bentuk bangunannya pun sangat mungil dan hampir semuanya berbahan dasar kayu, khas dengan ciri khas bangunan jaman lampau.

Diketahui, Masjid Kuno Bondan inidahulunya masuk ke dalam Kerajaan Pajajaran.

Beduk Sakti Masjid Kuno Bondan

Dikutip GridHot.ID dari TribunJabar.id,Masjid Kuno Bondanyang berlokasi diBlok Sapu Angin,Desa Bondan, Kecamatan Sukagumiwang, Kabupaten Indramayu itu dulunya memiliki sebuahbeduk sakti.

Baca Juga: Arsitekturnya Bergaya Spanyol, Ini Sejarah Berdirinya Masjid Raya Makasar, Punya Al-Quran Raksasa Sebagai Daya Tarik

Pasalnya, jika beduk itu ditabuh, suaranya akan terdengar sampai ke Cirebon.

Beduk tersebut dikenal masyarakat dengan sebutan Beduk Sidaguri.

Nama itu diambil dari kayu Sidaguri yang menjadi material pembuatan beduk.

Beduk Sidaguri ini dibuat bersamaan dengan pembangunan masjid pada tahun 1414.

Kini, beduk sakti itu tidak diketahui dimana keberadaannya.

Karena kesaktian beduk itu, penjajahyang waktu itu menguasai Cirebon pun sampai mencari tahu asal suara dari beduk ini.

Hingga akhirnya, mereka mengetahui, Beduk Sidaguri ini berasal dariMasjid Kuno Bondanatau yang dikenal juga dengan nama Masjid Sapu Angin Sadalu.

Lalu, beduk tersebut pun akhirnya dibawa oleh para penjajah.
Sejak beduk tersebut dibawa oleh penjajah, sampai saat ini Masjid Kuno Bondan pun tidak memiliki beduk.

Baca Juga: Ada yang Sering Dibagi-bagi Gratis di Masjid Saat Nunggu Bedug Maghrib, Berikut Kuliner Khas Medan yang Cocok Dijadikan Menu Buka Puasa

Di masjid kuno itu dibiarkan tanpa beduk untuk menghormati beduk unik buatan dari Syekh Datul Kahfi tersebut.

Kaya akan nilai sejarah membuat Masjid Kuno Bondan sering kali dijadikan destinasi wisata religi.

Terlebih saat malam Lailatul Qadar tiba.

Banyak pelancong yang memilih untuk mengejar malam istimewa tersebut di Masjid Kuno Bondan.

Hal serupa juga terjadi pada hari-hari besar Islam lainnya seperti Nisfu Syaban, dan lain sebagainya.

Tentu, halini tidak terlepas dari sejarah panjangMasjid Kuno Bondanyang merupakan tempat penyebaran agama Islam pertama di KabupatenIndramayu. (*)

Tag

Editor : Dewi Lusmawati

Sumber TribunCirebon.com, TribunJabar