GridHot.ID - Ibu kota Jakarta yang terkenal akan hiru pikuk dan kemewahannya, ternyata menyimpan sebuah buktinyata perkembangansejarah di Indonesia, pasalnya di kota metropolitan ini terdapat sebuah masjid bersejjarah yang dapat dikunjungi saat Ramadhan tiba sebagai destinasi wisata religi.
Masjid bersejarah yang dapat di kunjungi sebagai destinasi wisata religi saat bulan Ramadhan tiba itu diberi nama Masjid Cut Meutia.
Masjid Cut Meutia dikatakan sebagai masjid bersejarah lantaran masjid yang terletak di daerah menteng ini memiliki perjalanan yang panjang hingga akhirnya bangunan tersebut difungsikan sebagai masjid.
Pasalnya, saat mulai berdiri pad tahun 1912, bangunan Masjid Cut Meutia dipergunakan sebagai kantor konsultan arsitektur, setelah itu sempatberganti-ganti fungsi sesuai perkembangan zaman.
Lantas, bagaimana kisah awal bangunan tua tersebut difungsikan sebagai masjid?.
Sejarah Masjid Cut Meutia
Dikutip GridHot.ID dari Kompas.com, sejarah untuk bangunanMasjid Cut Meutia menjadi sejarah yang cukup panjang.
Awalnya bangunan yang berlokasi di Jl. Taman Cut Meutia No.1, Jakarta Pusat ini adalah kantor NV De Bouwpleg atau kantornya para arsitek Belanda pada waktu itu.
Selain para arsitek, dilantai dua gedung tersebut juga berkantorlah Jendral van Heuis.
Bangunan Masjid Cut Meutia atau yang awalnya disebut dengan gedung NV De Bouwpleg adalah gedung bertingkat pertama yang dibangun di daerah Menteng.
Setelah Belanda meninggalkan Indonesia, gedung tersebut akhirnya dijadikan Markas Besar Angkatan Laut, Jepang pada Perang Dunia ke II.
Setelah itu, pada tahun 1959 sampai 1960 gedung tersebut dijadikan kantor Wali kota Jakarta Pusat.
Tak sampai disitu saja, selanjutnya secara berturut-turut, gedung tersebut dijadikan kantor PAM, kantor dinas Urusan Perumahan Jakarta dan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) pada jaman kepemimpinan Abdul Haris Nasution.
Setelah MPRS pindah ke daerah Senayan (sekarang Gedung MPR-DPR) gedung tersebut diwakafkan kepada anggkatan 66 yonif Yo Sudarso untuk digunakan sebagai tempat beribadah.
Meski demikian, perjalanan gedung NV De Bouwpleg menjadi Masjid Cut Meutia masih terus berlangsung.
Selama kurang lebih 17 tahun, gedung tersebut hanya dapat dijadikan tempat ibadah tanpa status Masjid.
Akhirnya padatahun 1987 dengan SK gubernur no. 5184/1987 tanggal 18 Agustus, gedung tersebut resmi menjadi masjid tingkat propinsi.
Masjid tersebut pun diberi nama Masjid Cut Meutia.
Nama tersebut diambil dari jalan yang berada di dekat gedung tersebut.
Selain itu, sejak tahun 1961, Masjid Cut Meutia berada dibawah pengawasan dinas museum dan sejarah lantaran resmi menjadi gedung yang dilindungi sebagai cagar budaya.
Arsitektur Masjid Cut Meutia
Menjadi bangunan cagar budaya, membuat arsitektur masjid yang satu ini terbilang unik.
Dikutip GridHot.ID dari TribunJakarta.com, salah satu masjid ikonik di Indonesia ini memiliki struktur bangunan yang bukan seperti masjid.
Bisa ditebak, struktur bangunannya pun menyerupai sebuah perkantoran tempo dulu khas bangunan Belanda.
Tentu hal tersebutlah yang membuat bangunanMasjid Cut Meutiatidak seperti masjid pada umumnya, karena tidak mempunyai kubah, menara atau pelang nama besar sebagai penanda nama masjid.
Karena menjadi bangunan yang dilindungi sebagai cagar budaya, membuat Masjid Cut Meutia tak diperbolehkan untuk di rombak.
Fungsi bangunan memang dapat berubah, namun bentuknya tidak boleh diubah dan hanya direnovasi pada bagian tertentu yang memang dibutuhkan.
Berubahnya fungsi gedung menjadi masjidtersebut membuat posisi mihrab dimiringkan 15 derajat ke arah kanan menyesuaikan arah kiblat.
Perubahan juga terjadi pada tempat imam dan mimbar, dimana keduanya dibuat 15 meter menjorok ke depan.
Kondisi tersebut membuat tempat imam terpisah dari tempat mimbar.
Menariknya lagi, bentuk pintu dari masjid ini tidak ada perubahan.
Hanya saja, warna pintu dan kaligrafi yang dibuat dan disesuaikan setelah resmi menjadi masjid, ditambah dengan ornamen penambahan lampu.
Masjid yang memiliki sejarah panjang dan keunikannya tersendiri ini jelas sangat cocok jika dijadikan sebagai salah satu destinasi wisata religi saa bulan Ramadhan tiba.
Terlebih, Masjid Cut Meutia ini menjadi salah satu masjid favorite para pejabat negara untuk beribadah.
Beberapa elite pejabat pernah salat diMasjid Cut Meutiadiantaranya, mantan Wakil Presiden Boediono, Wiranto, Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, Prabowo Subianto dan masih banyak lainnya.
Mantan Presiden ke-2 Republik Indonesia Soeharto pada saat berangkat dan pulang haji bersama keluarganya juga salat diMasjid Cut Meutiapada 1991. (*)