Dibangun Khusus dengan Arsitektur Timur-Tengah, Begini Sejarah Unik Berdirinya Masjid Namira Lamongan, Bisa Tampung hingga 1.500 Jemaah

Kamis, 24 Maret 2022 | 05:35
Surya.co.id

Masjid namira Lamongan.

GridHot.ID - Kabupaten Lamongan memang terkenal sebagai destinasi wisata religi saat bulan Ramadhan tiba,selain memiliki bukti sejarah Islam yang dapat dilihat dari adanya kawasan makam Sunan Drajat di Kecamatan Paciran, kota yang terletak di area pesisir pantai ini juga memiliki masjid bersejarah yang unik.

Masjid bersejarahyang biasa dijadikan sebagai destinasi wisata religi saat bulan Ramadhan tiba itu dikenal dengan nama Masjid Namira.

Masjid Namira menjadi masjid bersejarah yang menyimpan perkembangan ajaran Islam di era modern seperti saat ini, tentu masjid yang satu ini cocok untuk dijadikan sebagai destinasi wisata religi saat bulan Ramadhan tiba.

Nama Masjid Namira sendiri diambil dari nama masjid di Arafah, Arab Saudi.

Masjid Namira ini memiliki bentuk yang unik dan beberbeda seperti masjid di Indonesia pada umumnya.

Arsitektur Masjid Namira

Dikutip GridHot.ID dari Surya.co.id,bangunan masjid yang terletak di timur Jalan Raya Tikung, Desa Jotosanur, Kecamatan Tikung ini lebih menyerupai masjid-masjid di Timur Tengah.

Siapapun yang masuk ke dalam masjid ini akan merasakan bak di Masjidil Haram Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah.

Di bagian dalam masjid juga terasa aroma parfum yang didatangkan langsung dari Arab.

Baca Juga: Jadi Masjid Favorite Para Pejabat RI, Ini Sejarah Panjang Berdirinya Masjid Cut Meutia Jakarta, Punya Arsitektur Bangunan Khas Belanda

Tak hanya itu, di dalam Masjid Namira juga dilapisi karpet tebal.

Menariknya lagi, setiap menjelang Maghrib, karpet tebal tersebut akan disemprot dengan parfum Surati.

Bahkan ada juga kain kiswah yang biasanya terpasang sebagai penutup Ka'bah di Makkah.

Kain kiswah itu terpasang di depan mihrab imam dan beberapa potonganlainnyadipigura rapi.

BangunanMasjid Namira itu awalnya hanya bisa menampung sekitar 500 jamaah.

Namun kemudian, masjid ikonik warga Lamongan itu diperluas hingga total luasnya mencapai 2,7 hektare.

Sehingga,daya tampung Masjid Namira bisa menjadi 3 kali lipat dari sebelumnya.

Lantas, bagaimana sejarah berdirinya masjid yang mirip dengan masjid-masjid di Arab ini?.

Sejarah Masdjid Namira

Baca Juga: Berdiri di Area Padat Penduduk Sejak Tahun 1307 M, Ini Sejarah Masjid Al Mustofa, Bukti Perkembangan Agama Islam di Bogor

Masjid Namira sendiri dibuka pertama kali padatahun 2013.
Pembangunannya dipelopori olehseorangpengusaha kaya yangmemiliki banyak bisnis mulai dari toko emas, tambak hingga sejumlah SPBU.

Pendirian masjid dengan bangunan khas Timur Tengah ini bertujuanagarmasyarakat muslim yang belum berkesempatan ke tanah suci atau rindu suasana masjid di Makkah dan Madinah, bisa merasakan nuansatersebut di Masjid Namira.

Semua yang ada di dalam Masjid Namira diciptakan khusus sama seperti masjid di Makkah dan Madinah.

Tak hanya arsitektur bangunannya saja, bahkanrekaman bacaan Al-quran yang dikumandangkan setiap maghrib juga diimpor langsung dariArab Saudi.

Tak hanya itu, sejumlah pohon kurma juga ditanam di sekitar lingkungan masjid.

Mengenai perawatan masjid ini, dalam sebulan, biayanya mencapai Rp 200 juta.

Sebagian besar digunakan untuk biaya listrik karena AC di dalam masjid tak pernah dimatikan.

Makanan Gratis

Baca Juga: Jadi Pusat Syiar Islam di Wilayah Selatan Jawa, Begini Sejarah Dibangunnya Masjid Gedhe Mataram Yogyakarta, Punya Arsitektur Unik Perpaduan Dua Budaya

Dikutip GridHot.ID dari Kompas.com,Masjid Namira juga sempat memiliki program Warung Subuh Gratis berupa sarapan bersama setiap hari Minggu di teras masjid.

Para jemaah bisa memilih makanan kesukaan mereka yang telah disediakan oleh pihak masjid.

Mulai dari nasi bungkus, lontong sayur, mie instan, aneka gorengan, hingga teh, kopi, dan susu.

Tak hanya itu,para pengurus Yayasan Masjid Namira juga menggagas program Aku Cinta Masjid yang bertujuan untuk merangsang anak muda rajin shalat berjamaah.

Untuk setiap anak muda yang melaksanakan shalat berjamaah di Masjid Namira, akan mendapatkan satu poin.

Namun khusus untuk shalat subuh berjamaah, nilainya berlipat menjadi dua poin.

Nantinya, bagi anak muda yang rajin melakukan shalat berjamaah di Masjid Namira dan mengumpulkan 90 poin dalam satu bulan, bakal mendapatkan uang saku sebesar Rp 100.000.

Tak berhenti sampai disitu saja, bagi sepuluh anak dengan poin terbanyak setiap bulannya,akan mendapatkan uang saku lebihsenilai Rp 100.000, jadi totalnya akan mendapatkan Rp 200.000.

Dana operasional program-program tersebut sendiri berasal dari infaq, pendapatan masjiddan selebihnya akan ditanggung ketua yayasan. (*)

Baca Juga: Berawal dari Kisah Cinta Syekh Datuk Kafi dan Nyimas Ratu Kencana Wungu, Begini Sejarah Berdirinya Masjid Kuno Bondan di Indramayu, Punya Beduk Tersakti yang Tabuhannya Terdengar Sampai Cirebon

Tag

Editor : Dewi Lusmawati

Sumber Kompas.com, Surya.co.id