GridHot.ID - Belakangan ini, pemberitaan mengenai Crazy Rich ramai menghiasi media-media Tanah Air.
Terlebih setelah dua sosok yang sempat dijuluki sebagai Crazy Rich yakni Indra Kenz dan Doni Salmanan ditangkap pihak kepolisian.
Dialnsir dari artikel Gridhot sebelumnya, dua sosok yang kerap pamer kekayaan itu terjerat kasus dugaan penipuan berkedok trading binary option Binomo dan Quotex.
Keduanya pun resmi ditetapkan sebagai tersangka dan terancam 20 tahun hukuman penjara.
Bukan itu saja, dua sultan dadakan itu terancam dimiskinkan.
SetelahIndra Kenz dan Doni Salmanan tersandung kasus, sosok crazy rich lain bernama Grace Tahir muncul ke permukaan.
Melansir Tribunnewsmaker.com, berbeda dengan deretan crazy rich yang kerap pamer harta, Grace Tahir tak pernah pamer.
Memiliki ayah seperti Dato Tahir, salah satu orang terkaya di Indonesia, Grace Tahir ungkap cara orang tua mendidiknya menjadi pribadi seperti sekarang.
Jauh dari kata pamer, Grace mengakui bahwa outfit yang dia pakai juga biasa saja.
Kemeja yang dipakainya mungkin mencapai Rp1 juta karena untuk keperluan charity.
Dia bahkan merasa tidak perlu memakai jam tangan miliaran atau handphone keluaran terbaru.
Lantas seperti apa Grace dididik oleh orang tuanya sebagai anak yang dibesarkan dalam keluarga konglomerat?
"Keluarga kita jujur sangat simple, bukan kita lagi pura-pura, sok humble brags, bukan loh," kata Grace dikutip dari YouTube Curhat Bang Denny Sumargo.
Ayahnya pernah melewati masa sulit, pernah juga diremehkan oleh orang lain.
Tapi justru pengalaman itu yang kemudian membuat ayah Grace mengajarkan pada anak-anaknya untuk tidak merasa 'sok'.
"Dia suka katakan ini 'jangan sok-sok an,' itu kata-kata sering banget," ujar Grace.
"Dia dulu suka cerita sama kita kan, dia dulu diremehin, direndahin sama orang yang dulu (lebih) kaya dibanding dia, dia tahu posisi tersebut, makanya dia ke kita (pesan) 'jangan sok-sokan,' dia enggak suka kita sok-sok an," lanjutnya.
Sebagai contoh kecil, Grace pernah dilarang mengunggah foto bersama anjingnya yang sedang berulang tahun.
Padahal saat itu hanya ada satu kue kecil dan dirayakan di rumah. Tapi ayahnya melarang Grace mengunggah hal seperti itu di media sosial.
Selain itu, Grace selalu diajarkan untuk tidak memesan makanan yang lebih mahal dari orang yang menjamunya.
"Kalau diundang orang, orang perhatiin dia dulu, dia makan apa, dia order apa yang ngundang lo," tutur Grace.
"Lo enggak boleh order lebih daripada yang host-nya undang. Jangan melebihi," lanjutnya.
Bagi Grace, penting untuk seseorang berbuat baik pada siapapun yang ditemui.
Baik saat sedang ada di atas atau di bawah. Karena kehidupan terus berjalan, dan tidak selamanya orang akan ada di atas.
"Makanya buat apa sok-sokan, kamu enggak akan pernah (selalu) ada di atas," ucap Grace.
Ayahnya yang tercatat di peringkat 16 Forbes 2021 dalam daftar orang terkaya di Indonesia, tidak pernah memiliki super car.
Sehingga sampai sekarang, Grace juga tidak ada keinginan untuk membelinya.
"Ayahku dari dulu sampai sekarang, enggak ada namanya sports car, Ferrari apa, dia enggak pernah ada," lanjut Grace.
"Kita enggak pernah punya. Jadi dalam hati gue, dari gue tumbuh besar sampai sekarang, gue enggak ada hasrat untuk punya Ferrari, itu bahkan enggak ada dalam mimpiku," imbuhnya.
Namun hal ini bukan berarti Grace tak suka dengan orang yang memiliki super car.
Menurutnya tidak ada yang salah, tapi untuknya sendiri, Grace tidak pernah memikirkan memiliki supercar. Penting baginya untuk merasa nyaman menjadi diri sendiri.
(*)