Jangan Disepelekan! Gejala Sakit Maag Ternyata Mirip dengan Kanker Lambung, Segera Periksakan ke Dokter untuk Memastikan

Rabu, 30 Maret 2022 | 05:13
Thinkstock

Ciri-ciri kanker lambung dan maag

GridHot.ID - Maag salah satu penyakit yang ditandai dengan adanya rasa sakit pada perut bagian atas.

Seperti dilansir dari Banjarmasinpost, ciri-ciri maag lainnya terdapat rasa mual saat atau setelah makan.

Bahkan pada maag kronis, ditandai adanya rasa terbakar di bagian dada.

Sakit maag memang tidak bisa disepelekan, karena gejala sakit maag hampir mirip dengan penyakit mematikan, kanker lambung.

Gejala maag dan kanker lambung memang hampir sama.

Tanda-tanda awal kanker lambung jarang terdeteksi oleh pasien, sebab kebanyakan pasien mengira gejalanya sebagai sakit maag biasa.

Masyarakat perlu ditingkatkan kesadaran dan pengetahuan akan kanker lambung yang seringkali dikira sebagai sakit maag atau gastritis, sebab cenderung tidak bergejala pada stadium awal, sehingga sebagian besar pasien datang terlambat dan sudah pada stadium lanjut.

Sesungguhnya faktor-faktor risiko terkena kanker hanya 5-10% yang diakibatkan oleh faktor genetika.

Sedangkan 90-95% lebih disebabkan oleh faktor lingkungan yang meliputi diet (30-35%), rokok (25-30%), infeksi (15-20%), obesitas (10-20%), alkohol (4-6%) dan lain-lain (10-15%).

Baca Juga: Puasa Sebentar Lagi, Inilah Resep Menu Sahur yang Aman Bagi Penderita Maag, Dijamin Nggak Akan Kambuh

“Dengan demikian, kanker dapat dicegah dengan pola hidup sehat dan melakukan deteksi dini kanker,” ujar Ketua Yayasan Kanker Indonesia, Prof. Dr. dr. Aru Sudoyo, SpPD, KHOM, FINASIM, FACP dalam webinar Yayasan Kanker Indonesia (YKI) bersama Taiho Pharma Singapore PTE. LTD. bertajuk “Penyakit Lambung Biasa atau Kanker Lambung?” (16/11/2020).

Dilansir dari GridHealth, faktor risiko kanker lambung kebanyakan diderita oleh pasien berusia 60-80 tahun dan disebabkan oleh Helicobactor pylori, rokok, obesitas, makanan yang diproses atau diasinkan, dan genetika.

“Penyebab meningkatnya risiko kanker lambung secara kondisi medis karena adanya infeksi helicobacter pylori pada lambung, metaplasia usus, atrophic gastritis kronis, anemia pernisiosa, ataupun polip lambung,” ucap Prof. Aru. Sudoyo.

Sedangkan secara genetik, penyebab meningkatnya risiko adalah jika ibu, ayah, kakak atau adik memiliki kanker gaster, golongan darah A, Li-fraumeni syndrome, familial adenomatous polypsis (FAP) dan hereditary nonpolyposis colon cancer.

“Diagnosis dan terapi pada stadium dini tentunya diharapkan akan memiliki tingkat keparahan dan prognosis yang lebih baik ketimbang bila dideteksi dan diterapi ketika sudah masuk stadium lanjut.

Untuk itu penting sekali untuk kita dapat mengenali gejala-gejala gangguan lambung apa saja yang harus kita waspadai dan ditindaklanjuti, apakah berupa penyakit lambung biasa yang umum dikenal sebagai sindroma dyspepsia ataukah mengarah ke keganasan atau kanker lambung,” tutur dr. Ervina Hasti Widyandini. General Manager Taiho Pharma Singapore PTE. LTD. Jakarta Representative Office.

Agar tidak terlambat melakukan deteksi dini kanker, masyarakat perlu mewaspadai gejala umum kanker, seperti terjadinya benjolan, rasa lemah dan lesu, berat badan menurun drastis, nyeri yang tidak hilang, bab berubah pola, suara menjadi bindeng atau serak.

Muncul juga gejala nafsu makan hilang, mual dan muntah, nyeri perut, tahi lalat membesar dan meradang, perdarahan di waktu tidak lazim atau lama serta bab dan batuk berdarah.

“Dengan mewaspadai gejala kanker lambung, masyarakat diharapkan segera melakukan deteksi dini kanker agar dapat disembuhkan pada stadium awal,” tutup Prof. Aru Sudoyo.

Baca Juga: Tetap Bisa Berpuasa dengan Santai Tanpa Takut Kambuh, Inilah Obat Alami Bagi Penderita Maag yang Bisa Diracik Sendiri Dirumah, Cukup dengan 3 Bahan Dapur Ini

(*)

Tag

Editor : Dewi Lusmawati

Sumber Gridhealth, Banjarmasinpost