Innalillahi Wa Innailaihirojiun, Nasibnya Tragis Usai Gantikan Seniornya Cuti Lebaran, Dokter Spesialis Asal Lombok Ini Ditemukan Tewas di Kamar Jaga Setelah Piket 5 Hari

Selasa, 29 Maret 2022 | 17:42
blogdokter.net

dr Stefanus Taofik, SpAn ditemukan tewas di kamar jaga

GridHot.ID - Libur lebaran sering kali membawa momen membahagiakan.

Masyarakat pada umumnya memiliki kelonggaran untuk menjalankan hari-harinya dengan bersantai bersama keluarga atau kerabat.

Namun, lain halnya dengan para tenaga medis yang harus rele bekerja lembur di saat libur lebaran.

Melansir tribunnews.com, tersiar kabar dr Stefanus Taofik, SpAn meninggal karena kelelahan jaga selama libur Lebaran.

Beberapa kabar juga menyiarkan dr Stefanus jaga selama 5 hari nonstop.

Dilansir dari Grid.id, nasib tragis dialami seorang dokter spesialis anastesi asal Lombok.

Dokter muda yang ganteng tersebut bernama Stefanus Taofik (35).

Dia dokter spesialis anastesi, asal Cakranegara, Lombok, Nusa Tenggara Timur.

Dokter Taofik ditemukan dalam keadaan meninggal dunia di kamar jaga, salah satu Rumah Sakit Swasta.

Baca Juga: Pria Ini Hampir Meninggal Dunia Gara-gara Sering Tidur di Atas Jam 12 Malam Demi Selesaikan Lemburan, Dokter Bongkar Organ Ini Sudah Alami Hal Fatal

Kabar meninggalnya dokter saat bertugas, pertama diunggah oleh akun twitter @blogdokter, pada Selasa (27/6/2017), sekira pukul 22.38 WIB.

Kematian dokter Taofik diduga terkena serangan jantung setelah berjaga 5 hari berturut-turut di 3 rumah sakit, saat senior lain sedang cuti lebaran.

Stefanus Taopik meninggalkan seorang istri dan seorang anak berusia 1 tahun.

Dokter Taofik ini merupakan alumnus fakultas kedokteran Universitas Katolik Atma Jaya (FKUAJ), angkatan 2000.

Sementara itu, diwartakan Tribunnews.com, abar itu langsung ditepis oleh Sekjen Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr Adib, SpOT yang mengatakan dr. Stefanus tidak jaga selama lima hari, melainkan 2x24 jam.

"Beliau itu bukan jaga 5 hari, tapi 2x24 jam," katanya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (29/6/2017).

dr Adib pun mengatakan bahwa saat jaga, dr Stefanus hanya mengatasi pasien terkait anastesi dan urgensi.

"Hanya terkait anastesi dan urgensi, maka dia harus cepat datang. Bukan seperti dokter UGD yang stand by betul di ruang emergensi," sambungnya.

Selanjutnya, jika tidak ada pasien yang membutuhkan penangannya yang bersifat genting, dr Stefanus dipersilakan beristirahat di ruang jaga yang sudah disediakan pihak rumah sakit untuk dokter yang stand by saat itu.

Baca Juga: Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Tubuh Jenderal Bintang Dua Mendadak Ambruk di Lobi Hotel, Terungkap Sosok Abdul Hasyim Gani yang Dikabarkan Meninggal Dunia, Baru 11 Bulan Dimutasi Kapolri Listyo Sigit

"Kalau tidak ada operasi, emergensi, ICU, pasien gawat di UGD terkait anastesi, dia bisa istirahat saja di kamar jaga," katanya.

Lalu, apa yang menyebabkan dr. Stefanus meregang nyawa di ruang jaga?

Memang benar serangan jantung bisa disebabkan oleh kelelahan. Tapi dalam kasus dr Stefanus, sampai saat berita ini ditulis belum ada konfirmasi lebih lanjut.

"Lelah memang bisa memicu serangan jantung, tapi dokter jaga yang on call apakah memang kelelahan betul atau bukan? Adakah riwayat penyakit sebelumnya? Banyak faktor juga. Jangan spekulasi dulu sebelum ada konfirmasi," tutupnya. (*)

(*)

Tag

Editor : Desy Kurniasari

Sumber Tribunnews.com, Grid.ID