GridHot.ID - Sejak Invasi Rusia pada 24 Februari, Ukraina telah meminta bantuan senjata ke beberapa negara.
Amerika Serikat dan sekutu tampak merespon permintaan Ukraina tersebut.
Melansir Aljazeera, Pemerintahan Joe Biden mengumumkan akan memberikan batuan militer tambahan sebesar 800 juta dollar AS ke Ukraina.
Paket bantuan militer itu termasuk sistem altileri, peluru altileri, pengangkut personel lapis baja, dan helikoter.
"Paket bantuan baru ini akan berisi banyak sistem senjata yang sangat efektif yang telah kami sediakan."
"dan kemampuan baru yang disesuaikan dengan serangan yang lebih luas yang kami harapkan akan diluncurkan Rusia di Ukraina timur," kata Biden dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu (13/4/2022).
Biden mengatakan pasokan senjata tersebut sangat penting untuk mempertahankan perjuangan Ukraina melawan Rusia.
"Pasokan senjata yang diberikan oleh Amerika Serikat dan Sekutu serta mitranya ke Ukraina sangat penting dalam mempertahankan perjuangannya melawan invasi Rusia," ujar Biden.
Juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan beberapa peralatan baru akan membutuhkan pelatihan untuk pasukan Ukraina.
Peralatan baru itu termasuk meriam howitzer 155mm.
"Sistem yang mungkin memerlukan beberapa pelatihan tambahan untuk pasukan Ukraina adalah howitzer [dan] … radar kontra artileri, bukan sistem yang sangat sulit untuk dioperasikan, tetapi bukan sistem yang mereka miliki dalam inventaris mereka,” kata Kirby pada hari Rabu.
Melansir The Wasington Post, Rusia tampak sangat tidak senang dengan keputusan Amerika Serikat membantu Ukraina.
Moskow bahkan memperingatkan Amerika Serikat tentang "konsekuensi yang tidak dapat diprediksi", jika Pemerintahan Joe Biden terus mentransfer senjata ke Ukraina.
Sementara The Post mengatakan pada Jumat (15/4/2022) bahwa mereka telah meninjau salinan catatan diplomatik yag dikirim Rusia ke AS minggu ini.
Catatan itu memperingatkan bahwa pengiriman senjata dari AS dan NATO kepada Ukraina dapat membawa konsekuensi serius.
"Kami menyerukan Amerika Serikat dan sekutunya untuk menghentikan militerisasi Ukraina yang tidak bertanggung jawab, yang menyiratkan konsekuensi tak terduga bagi keamanan regional dan internasional,” kata catatan itu, yang tertanggal Selasa (12/4/2022).
Pengiriman itu "menambah bahan bakar" ke konflik, kata catatan itu juga, menurut The Post. (*)