GridHot.ID - Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Pimpinan Goliath Tabuni dan Lekagak Telenggen kembali berulah.
Mereka melakukan aksi penembakan di Kambung Lumbuk, Distrik Tinggi Nambut, Kapubaten Puncak Jaya, Papua, pada Selasa (12/4/2022),
Dua tukang ojek yang baru selesai mengantar penumpang menjadi korban. Salah satunya tewas di tempat.
Melansir Kompas.com, Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakiri menyayangkan penyerangan tersebut.
"Ya kejadian ini sangat disayangkan karena terjadi di daerah yang selama dua tahun ini cukup kondusif," kata Fakiri, Selasa (12/4/2022).
Fakiri mengatakan bahwa da telah memerintahkan Kapolres Puncak Jaya membangun komunikasi dengan Bupati Puncak Jaya untuk mengatasi gangguan keamanan di wilayah tersebut.
Penembakan tukang ojek itu hanyalah satu dari sekian banyak kekejaman Goliath Tabuni.
Melansir Surya.co.id, Goliat Tabuni bukan sosok baru. Dia sudah menjadi petinggi Organisasi Papua Merdeka (OPM) sejak 2012.
Goliath Tabuni adalah panglima tinggi Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) yang bermarkas di Tinggi Nambut, Puncak Jaya, Papua.
Awalnya, Goliath Tabuni berjuang bersama Kelly Kwalik di Timika yang bermarkas di Kali Kabur.
Penyaderaan di Mapenduma terjadi saat Goliath masih menjadi anggota dari Kelik Kwalik.
Selanjutnya dia pindah ke Puncak Jaya, memimpin pasukan dan mulai beraksi mulai 2004 sampai saat ini.
Setelah reformasi melalui TPNB-OPM di Biak Markas Perwomi, Goliath Tabuni dipilih sebagai Panglima Tinggi TPNPB.
Goliath Tabuni resmi dilantik menjadi pimpinan TPNPB di Markas Tinggi Nambut 11 Desember 2012. Ia pun bersumpah di hadapan dewan militer Papua sesuai sumpa janji militer TPNPB.
Di bawah Goliat Tabuni, masih ada sosok panglima Lekagak Telenggen yang ditunjuk sebagai pemimpin operasi.
Pasukan TNI-Polri yang memburu KKB di Papua menjuluki Goliat Tabuni sebagai sosok yang biadab, sang pencabut nyawa warga sipil.
Goliath Tabuni dikenal gencar melawan militer Indonesia hingga menewaskan puluhan anggota TNI dan Polri di Puncak Jaya, Papua.
Tak hanya TNI dan Polri, Goliath Tabuni juga membunuh ratusan penduduk Papua yang tidak mendukung gerakan separatisme OPM.
Dilansir artilkel GridHot sebelumnya, Goliath Tabuni pernah mengancam akan menembak mati orang asli Papua yang dinilai menjadi mata-mata TNI-Polri.
Goliath Tabuni mengeluarkan penyataan itu lantaran banyak orang asli Papua yang tak mau bergabung dengan mereka.
Gara-gara orang asli Papua memilih bergabung dengan Indonesia, banyak pentolan KKB Papua terbunuh oleh aparat.
Dalam peryataannya tersebut, Goliath Tabuni yang mempunyai NRP.7312.00.00.00 di TPNPB-OPM mengaku mempunyai daftar orang-orang asli Papua yang menjadi spionase TNI-Polri.
Maka jika ada orang asli Papua yang ditembak mati, KKB Papua menganggap mereka sebagai mata-mata TNI-Polri.
Goliath Tabuni juga mengklaim mata-mata TNI-Polri itu menyamar sebagai guru, tenaga medis, PNS, pedagang, pedagang kaki lima, pedagang asongan, dan tukang ojek.
Serta sopir angkutan, sopir rental, penjual es keliling, penjual pakaian keliling, penjual tiket, penjual pulsa, konter HP, pendeta, majelis gereja, pengelola rumah makan, tukang bangunan, tenaga kerja project infrastruktur, jurnalis, dan lain-lain.
Seorang anggota KKB Papua bagian dari Goliat Tabuni telah menembak mati lalu memutilasi warga sipil tak bersalah pada 2020 silam.
Yunus Sani, warga asli Papua yang berprofesi sebagai petani menjadi korban pembunuhan oleh KKB Papua dari Organisasi Papua Merdeka (OPM) pada Jumat (29/5/2020) silam.
Yunus ditembak mati KKB Papua di Jalan Trans Papua Magataga (perbatasan Kabupaten Intan jaya dan Kabupaten Paniai).
Seperti dilansir dari Kompas TV, pria berusia 40 tahun itu dibunuh dengan cara sadis.
Ia ditembak, lalu jasadnya dimutilasi dan dibungkus dalam sebuah karung.
Kapendam XVII Cendrawasih, Kolonel Cpl Eko Daryanto menyebut tindakan KKB Papua itu sangat biadab.
"KKB Papua OPM seakan menebar virus mencabut nyawa para warga asli Papua yang berada di bumi Papua, ini sangat biadab dan tentu tidak benar," kata Kolonel Cpl Eko Daryanto melalui keterangan resminya pada Sabtu (6/6/2020).
Selanjutnya, seorang anggota TNI dari satuan Yonif 715/Matuliato bernama Letda Inf Rudi Sipayung tertembak saat kontak senjata dengan KKB Papua Goliat Tabuni.
Insiden baku tembak antara personel TNI dengan KKB itu terjadi di Distrik Gome, Kabupaten Puncak, Papua, pada Minggu (15/8/2021).
Seperti dilansir dari Kompas TV, Danrem 173/PVB Matuliato, Brigjen TNI Iwan Setiawan, mengungkapkan kejadian itu terjadi ketika personel Yonif 715/Matuliato tengah berpatroli lalu disergap KKB di Distrik Gome.
Saat penyergapan tersebut, kata Iwan, KKB langsung melepaskan tembakan ke arah para personel TNI yang sedang berpatroli itu.
Karena serangan mendadak tersebut, salah satu personel TNI, Letda Inf Rudi Sipayung, mengalami luka tembak dalam kejadian itu.
"Memang benar terjadi kontak tembak di Gome hingga menyebabkan satu prajurit dari Yonif 715/Matuliato terluka tembak," kata Iwan saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (16/8/2021).
Iwan mengungkapkan, pihak yang melakukan penyergapan terhadap personel TNI itu merupakan kelompok pimpinan Goliath Tabuni.
Mereka diketahui sudah bergeser dari Distrik Tinggi Nambut, Kabupaten Puncak Jaya, ke Distrik Gome.
"Wilayah Gome (kini) dikuasai kelompok Goliat Tabuni," kata Iwan.
(*)