Covid-19 Saja Sudah Bikin Kocar-kacir, Eropa dan Amerika Serikat Kini Dilanda Wabah Mematikan yang Entah Datang darimana Asalnya, Indonesia Wajib Waspada

Selasa, 26 April 2022 | 10:13
CNBC/Tolga Akmen

Inggris saat lockdown

Gridhot.ID - Negara-negara di Eropa hingga detik ini masih belum berdamai dengan wabah covid-19.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, beberapa negara di Eropa memang sudah melonggarkan pembatasan aturan covid-19 sejak Januari 2022.

Namun akibatnya, angka kasus Covid-19 melonjak drastis kembali dan WHO pun menyalahkan aturan yang dibuat pemerintah Eropa.

Di bulan Maret saja, muncul 5,1 juta kasus akibat pelonggaran di Eropa.

Belum selesai dengan Covid-19, Eropa nyatanya masih harus berjuang menghadapi wabah lain.

Dikutip Gridhot dari Kontan, selain Covid-19, wabah hepatitis akut atau peradangan hati yang tidak diketahui asalnya sedang melanda Eropa dan AS. Setidaknya, 11 negara di Eropa melaporkan kasus itu terjadi pada anak-anak.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan, pada 21 April 2022, setidaknya 169 kasus hepatitis akut yang tidak diketahui asalnya telah dilaporkan di 11 negara Eropa dan satu negara di Amerika.

Perinciannya, Inggris Raya melaporkan 114 kasus, Spanyol (13), Israel (12), Amerika Serikat (9), Denmark (6), Irlandia (5), Belanda (4), Italia (4), Norwegia (2), Prancis (2), Rumania (1), dan Belgia (1).

"Kasus terjadi pada anak usia 1 bulan hingga 16 tahun. Sebanyak 17 anak atau sekitar 10% membutuhkan transplantasi hati, setidaknya satu kematian dilaporkan," kata WHO dalam siaran pers yang diterima Kontan.co.id, Senin (25/4).

Baca Juga: Bak Jatuh Tertimpa Tangga, Usai Jadi Bulan-bulanan Netizen Gegara Parodikan Andika Kangen Band, Kini Subscriber Tri Suaka dan Zinidin Zidan Merosot Drastis

Banyak kasus melaporkan gejala gastrointestinal termasuk sakit perut, diare, dan muntah, sebelum mengalami hepatitis akut yang parah dan peningkatan kadar enzim hati serta penyakit kuning.

"Sebagian besar kasus tidak mengalami demam," ungkap WHO.

Menurut WHO, virus umum yang menyebabkan hepatitis akut, mulai virus hepatitis A, B, C, D, hingga E, belum terdeteksi dalam kasus-kasus tersebut.

"Perjalanan internasional atau hubungan ke negara lain berdasarkan informasi yang tersedia saat ini belum diidentifikasi sebagai faktor penyebaran," sebut WHO.

Hanya, adenovirus telah terdeteksi dalam setidaknya 74 kasus.

Dan, dari jumlah kasus dengan pengujian molekuler, 18 di antaranya teridentifikasi sebagai tipe F 41.

Selain itu, WHO membeberkan, virus corona baru juga teridentifikasi dalam 20 kasus.

Selanjutnya, 19 kasus lainnya terdeteksi dengan koinfeksi virus corona baru dan adenovirus.

Sementara Inggris, dengan kasus terbesar, baru-baru ini mengamati peningkatan yang signifikan dalam infeksi adenovirus di masyarakat, terutama terdeteksi pada sampel feses pada anak-anak.

Baca Juga: Kini Duduki Jabatan Mentereng di Bisnis Baru Ahmad Dhani, Tiara Savitri Ternyata Pernah Dilamar Pria Keturunan Darah Biru, Suami Mulan Jameela: Faktanya Seperti Itu

"Sangat mungkin lebih banyak kasus akan terdeteksi sebelum penyebabnya bisa dikonfirmasi serta tindakan pengendalian dan pencegahan yang lebih spesifik diterapkan," kata WHO.

Untuk itu, lembaga di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) itu memantau dengan cermat situasi dan bekerjasama dengan otoritas kesehatan Inggris dan negara lainnya.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber tribunnews, kontan