KKB Papua Nyaris Kehabisan Stok Amunisi, Egianus Kogoya Nyaris Tak Menyadari Nyawanya Sudah Diburu Pasukan Brewok TNI Polri

Kamis, 28 April 2022 | 09:13
ist

Egianus Kogoya (kanan)

Gridhot.ID-Dalam upaya mempersempit ruang gerak Panglima KKB di Nduga, Egianus Kogoya di Papua TNI Polri pilih menggunakan taktik berbeda.

Tak seperti biasanya, perburuan Panglima KKB Papua Egianus Kogoya dilakukan dengan mengerahkan prajurit TNI Polri yang ditugaskan ke daerah yang paling ditakuti di tanah Papua itu.

Area yang masuk dalam kategori zona merah oleh TNI Polri itu, adalah wilayah Kabupaten Nduga, yang oleh TPNPB disebut sebagai Wilayah Kodap III TNPBN Ndugama.

Kabupaten ini masuk dalam Distrik Kenyam. Kenyam merupakan ibukota Kabupaten Nduga, Provinsi Papua.

Di daerah inilah, sosok yang paling ditakuti di Papua, yakni Egianus Kogoya, bercokol.

Ia memilih tetap di Nduga daripada bergerak ke tempat lain.

Pergerakannya tak sebebas dulu. Pasalnya, hampir di setiap titik, selalu ada petugas yang tergabung dalam Satgas Operasi Damai Cartenz.

Keberadaan petugas itu awalnya tak disadari oleh para anggota KKB yang merupakan anak buah Egianus Kogoya.

Soalnya, para prajurit TNI Polri itu tak hanya mengenakan pakaian keprajuritan yang menjadi kebanggaan bersama.

Baca Juga: Kalang Kabut Sniper Andalannya Tewas Diberondong Peluru, KKB Papua Lampiaskan Amarahnya Tembak Mati Tukang Ojek, Begini Penjelasan Kaops Damai Cartenz

Para prajurit juga mengenakan pakaian sipil yang memudahkan mereka membaur dengan masyarakat setempat.

Tapi ada satu hal yang membedakan prajurit TNI di Distrik Kenyam dan sekitarnya di Papua.

Bedanya, adalah penampilan para prajurit tersebut.

Mereka umumnya berjenggot dan berambut gondrong.

Pasukan brewok dan gondrong itulah yang kini membuat cemas KKB.

Yang masih menjadi kekhawatiran publik, adalah Egianus Kogoya memiliki fasilitas perjuangan yang terbilang modern.

Tak hanya soal jenis senjata yang canggih, termasuk senjata pelontar granat, tetapi juga teropong yang dipegang langsung oleh sang panglima, Egianus Kogoya.

Juru Bicara OPM, Sebby Sambom mengatakan, bahwa dari puncak-puncak gunung di Papua, KKB melihat seluruh gerak gerik TNI Polri yang adalah teroris Indonesia.

Hanya saja, KKB kesulitan amunisi sehingga tak bisa melakukan penyerangan secara rutin ke pos-pos keamanan yang dibangun Indonesia.

Baca Juga: Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Gugur Usai Diserang KKB Papua, Praka Dwi Kini Jadi Pahlawan Negara, Komandan Pasukan Marinir: Perjuangan Almarhum Tidak Sia-sia

"Kami kekurangan amunisi, sehingga tidak bisa melakukan serangan secara terus menerus," kata Sebby Sambom.

Meski demikian, katanya, tapi KKB punya keunggulan lain, yakni memiliki fasilitas komunikasi yang terbilang handal.

Oleh karena itu, kapan dan dimana pun para pemasok amunisi berada, mata-mata KKB akan dengan mudah menemuinya.

Berdasarkan video yang viral di media sosial belakangan ini, pasukan brewok dan gondrong kini demikian menyatu dengan warga.

Bahkan baru-baru ini, pasukan yang diberi gelar setan hijau tersebut berhasil membangun Honai Perdamaian di daerah itu.

Honai perdamaian itu dibangun bersama warga sipil, para tokoh pemuda, juga tokoh masyarakat yang ada di wilayah tersebut.

Dengan sangat menyatunya warga sipil dan TNI Polri tersebut, KKB Papua justeru bak cacing kepanasan.

Dari video yang viral di media sosial, terlihat pasukan brewok itu dekat sekali dengan masyarakat. Mereka saling berbagi makanan, pakaian dan lainnya.

Tak diketahui persis pada lokasi mana video tersebut diabadikan dan kapan kebersamaan antara warga dan pasukan bresok itu tercipta.

Baca Juga: Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rojiun, Selamat Jalan Pahlawan Bangsa, Pratu Dwi Miftahul Ahyar Gugur dalam Kontak Tembak, Pos Marinir di Nduga Diserang KKB Papua

Namun dari gambar yang ditampilkan, terlihat jelas betapa dekatnya prajurit TNI Polri itu dengan warga Papua yang berada di Kabupaten Nduga itu.

Namun dari balik kedekatan prajurit dan warga itu, tertebar aroma lain bagi Panglima Egianus Kogoya.

Sang panglima ini dikabarkan semakin cemas. Sebab ruang geraknya makin sempit semenjak hadirnya Pasukan Brewok dan gondrong yang ada di Tanah Ndugama itu.

Tak hanya keberadaan para prajurit tersebut, tetapi banyaknya anggota yang diterjunkan ke Nduga pun jadi masalah tersendiri bagi Egianus Kogoya yang merupakan Panglima TPNPB Kodal III Ndugama itu.

Kesulitan yang dihadapi sang jenderal KKB, adalah pertama, sulitnya mereka keluar masuk kampung sekadar mencari tambahan bahan makanan.

Kedua, semakin sulitnya mereka mendapatkan amunisi sebagai bekal utama dalam melancarkan perjuangan.

Pasalnya, aparat keamanan semakin ketat melakukan pengawasan pada setiap pintu keluar masuk kampung di Kabupaten Nduga.

Ketiga, semakin banyaknya tokoh KKB yang kembali ke pangkuan NKRI. Ini juga tak luput dari peran Satgas Operasi Damai Cartenz di Nduga.

Mungkin karena ketiga hal ini, sehingga terbetik kabar kalau Egianus Kogoya kini diserang penyakit stres dalam menghadapi fakta tersebut.

Artikel ini telah tayang di TribunPalu.com dengan judul Bos KKB Papua Ketar-ketir Ada Pasukan Brewok Masuk Ndunga, Kini Ruang Geraknya Mulai Terbatas.(*)

Tag

Editor : Dewi Lusmawati

Sumber Tribun Palu