Rusia-China Tunjukkan Kekuatan Militer Superioritas dengan Luncurkan Rudal Sarmat dan YJ-21, Sengaja Buat AS Beserta Sekutunya Ciut Nyali?

Minggu, 01 Mei 2022 | 07:13
ruptly.tv

Rusia berhasil melakukan uji coba terhadap rudal balistik antarbenua (ICBM), Sarmat.

GridHot.ID - Beberapa waktu lalu, Rusia dan China melakukan uji coba rudal secara terpisah untuk menunjukkan kekuatan militer superior mereka.

Hal itu bisa saja ditafsirkan sebagai pesan langsung ke Barat yang dipimpin AS, NATO, dan sekutu regional mereka.

Melansir Eurasian Times, Rusia meluncurkan rudal balistik antarbenua terbaru miliknya yang bernama Sarmat.

Rudal yang dijuluki Setan II itu diluncurkan dari silo uji coba di Plesetsk, Rusia barat.

Sarmat melaju sekitar 6.000 kilometer (3.700 mil) sebelum mencapai sasaran di Kamchatka, di sisi lain negara yang luas itu, menurut media Rusia.

Segera setelah peluncuran, Presiden Vladimir Putin mengatakan dalam pidato yang disiarkan di televisi bahwa Sarmat akan membuat musuh 'berpikir dua kali' sebelum melakukan penyerangan ke Rusia.

Sebagai informasi, Sarmat telah dikembangkan selama bertahun-tahun dan dimaksudkan untuk menggantikan rudal S-18 era Soviet.

Sarmat dirancang untuk terbang melintasi dunia, menghujani beberapa hulu ledak ke sasaran strategis.

Sarmat diperkirakan mencapai jarak sejauh 35.000 kilometer (22.000 mil), memungkinkannya berlayar di sekitar target yang dituju, menghindari radar dan sistem pertahanan rudal sambil menghancurkan target secara tak terduga.

Baca Juga: Ngeri, Anchor TV Rusia Peringatkan Inggris, Satu Rudal Balistik Antarbenua Satan 2 Bisa Musnahkan Negara Bagian dari Britania Raya

Sarmat dapat membawa hingga 15 hulu ledak nuklir, masing-masing dengan kemampuan manuver yang terbatas, berkat muatannya yang besar sebesar 10 ton.

Muatan dapat diganti dengan jumlah yang tidak ditentukan dari rudal luncur hipersonik Avangard, yang dapat melaju lebih jauh dan lebih cepat saat terbang ke arah yang tidak terduga untuk menghindari pertahanan rudal.

Selain itu, karena periode pembakaran awal Sarmat yang singkat, jaringan satelit pendeteksi panas AS akan lebih sulit menemukan peluncurannya, meningkatkan kapasitas rudal untuk mengejutkan musuh dan mengurangi waktu yang mereka miliki untuk melawan serangan.

Dalam menanggapi uji coba Sarmat, AS menerbangkan dua pesawat pengintai RC-135S di dekat pantai timur Rusia, mungkin untuk mengumpulkan sebanyak mungkin data dari uji coba Rusia.

AS dilaporkan mengerahkan dua pesawat pengintai di ketinggian terpisah untuk mengamati masuknya kembali Sarmat dengan lebih baik, atau untuk menguji teknologi rahasia.

Rudal hipersonik YJ-21 China

Satu hari sebelum Rusia meluncurkan Sarmat, China rupanya telah meluncurkan rudal hipersonik YJ-21 dari kapal penjelajah Type 055.

YJ-21 adalah bagian dari serangkaian rudal China yang dimaksudkan untuk menjadi 'pembunuh kapal induk'.

YJ-21 sangat cepat dan memiliki jalur penerbangan yang tidak dapat diprediksi.

Baca Juga: 1000 Kali Lebih Kuat dari Bom Nuklir Hiroshima-Nagasaki, Rudal Balistik yang Dikembangkan Rusia Ini Dijuluki 'Setan 2', Pakar Militer: Enam Misil Bisa Musnahkan Seluruh Pantai Timur AS

China diketahui telah lama mengkhawatirkan potensi kelompok kapal induk AS dan kapasitas mereka untuk melakukan perjalanan ke seluruh dunia dan mengerahkan dominasi militer.

Menurut ahli angkatan laut HI Sutton, YJ-21 "dari luar menyerupai desain CM-401, dengan penambahan fase booster besar. CM-401 kira-kira analog dengan rudal Iskander meskipun diameternya hanya 600mm. Rudal baru mungkin terkait dengan keluarga CM-401 yang lebih tua, meskipun kemiripannya mungkin kebetulan. Dan mungkin memiliki diameter yang lebih kecil".

Jika perkiraan ini akurat, YJ-21 mungkin menjadikan Type 055 China sebagai salah satu kapal perang paling kuat di dunia. (*)

Tag

Editor : Siti Nur Qasanah

Sumber Eurasian Times