Ungkap Mengapa Hepatitis Akut Masih Disebut Misterius, Satgas IDI Pastikan Para Pasien Terjangkit Belum Dapat Vaksin Covid-19: Jadi Ini Apa?

Kamis, 05 Mei 2022 | 14:42
Freepik.com

Ilustrasi Hepatitis Akut pada Anak

Gridhot.ID - Covid-19 baru saja mereda, dunia sudah digegerkan dengan kasus hepatitis akut misterius.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, total sudah ada 300 anak di 20 negara terjangkit penyakit hepatitis akut misterius ini.

Bahkan beberapa di antaranya merupakan anak-anak Indonesia.

Hal ini tentu membuat bingung para dokter.

Dikutip Gridhot dari Tribunnews, Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban membeberkan alasan mengapa kasus hepatitis akut pada anak yang tengah menjadi sorotan dunia disebut misterius.

Selain menyebabkan kematian, kasus yang ditetapkan WHO sebagai kejadian luar biasa pada April 2022 ini belum diketahui penyebabnya.

Untuk itu, kasus hepatitis akut pada anak ini disebut misterius.

Prof Zubairi menjelaskan, alasan disebut misterius karena gejalanya seperti hepatitis, tetapi saat diperiksa penyakit tersebut tidak masuk dalam kategori hepatitis A, B, C, D atau E.

"Dianggap misterius karena beberapa hal, pertama gejalanya kan gejala hepatitis, seperti mata kuning, kencing berwarna kecokleatan, livernya membesar, diperiksa enzim transaminase dalam darahnya tinggi banget."

Baca Juga: Status Pedangdut Termahal Bukan Omong Kosong, Ayu Ting Ting Sampai Siapkan Uang THR Setara Gerombolan 5 RT untuk Bagi-bagi Saat Lebaran: Kalau Enggak Entar Saya Digebukin

"Ini kan hepatitis akut, namun hepatitis akut yang biasa penyebabnya misal hepatitis A tidak ada negatif, B, C, D, dan E juga negatif, nah jadi ini apa?" ujar Prof Zubairi, dikutip dari tayangan Youtube Kompas TV, Kamis (5/5/2022).

Di sisi lain, Prof Zubairi juga menjelaskan, ada temuan virus adenovirus 41 yang biasanya tidak ditemukan dalam penyakit hepatitis.

Bahkan, di Inggris, Prof Zubairi menyebut ada temuan virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 yang ditemukan di beberapa kasus.

"Awalnya saat kasus pertama di Amerika Serikat pada Oktober, kemudian diteliti ternyata mereka menemukan ada virus adenovirus 41."

"Nah kemudian Inggris banyak dan mereka menemukan beberapa kemungkinan, ada yang positif adenovirus 41, ada yang positif SARS-CoV-2 penyebab dari Covid-19, ada juga yang kombinasi keduanya dan ada yang tidak ketahuan," ungkapnya.

Sementara, dalam cuitannya, Prof Zubairi juga menjelaskan adenovirus 41 yang belum pernah terkait dengan hepatitis, biasanya bisa sembuh sendiri.

Untuk itu, Zubairi menyebut penyakit ini sangat serius karena telah merenggut nyawa beberapa anak.

"Bahkan 10 dari 145 pasien dengan hepatitis akut ini memerlukan transplantasi hati (di Inggris)," ungkap Prof Zubairi dalam cuitannya.

Lebih lanjut, Prof Zubairi menyampaikan perlu ada tes untuk memastikan diagnosis pada hepatitis akut misterus ini.

Baca Juga: 2 Tahun Absen, 'Ritual' Lebaran Shah Rukh Khan Sapa Para Fans di Depan Rumahnya Akhirnya Dilakukan Lagi, Intip Potret Hasil Selfie Sang Aktor dengan Ribuan Orang di Kediamannya

Adapun, syaratnya adalah pasien harus negatif terhadap virus hepatitis A, B, C, D, E dan dengan kadar enzim transaminase lebih dari 500 unit per liter.

"Siapa saja yang terinfeksi? Menurut WHO (Badan Kesehatan Dunia), rentang usia pasien yang diidentifikasi sejauh ini antara bayi berusia satu bulan hingga remaja berusia 16 tahun," jelasnya.

Kemudian, jika dikaitkan dengan vaksin Covid-19, Prof Zubairi menyebut hipotesis ini tidak didukung data.

Pasalnya, sebagian besar anak-anak yang terkena hepatitis misterius ini justru belum mendapat vaksinasi Covid-19.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber Kompas.com, tribunnews