Gridhot.ID - Rusia kini sedang jadi sorotan dunia.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, berbagai spekulasi tentang kondisi Vladimir Putin selama perang Rusia Ukraina kini terus diwaspadai negara barat.
Negara-negara barat dan Eropa terus mencari celah untuk bisa melumpuhkan Rusia.
Dikutip Gridhot dari Tribun WOW, diketahui sebelumnya Vladimir Putin dikabarkan berencana menyerahkan kekuasaannya untuk sementara waktu, karena kesehatannya yang memburuk.
Ia disebut-sebut akan menjalani operasi, kemungkinan karena penyakit kanker, menurut laporan yang diduga dari dalam Kremlin.
Kabar ini muncul di saluran Telegram Jenderal SVR, yang diduga dioperasikan oleh mantan Letnan Jenderal Dinas Intelijen Luar Negeri Rusia, menggunakan nama samaran "Viktor Mikhailovich".
Dalam kabar tersebut, dikatakan Putin telah diberi tahu dokter bahwa operasi akan membuatnya tak berdaya "untuk sementara waktu", sebagaimana dilansir Mirror.
Karena itu, ia dikabarkan akan menyerahkan kekuasannya pada seorang ajudan untuk sementara waktu.
Sebuah laporan mengklaim Nikolai Patrushev adalah calon utama pengganti sementara Putin, jika sang presiden benar-benar harus istirahat pasca-operasi.
Dilansir Independent, Pendiri dan Direktur Pusat Studi Rusia Eropa Asia (CREAS) di Brussels, Belgia, Theresa Fallon, mengatakan Patrushev masuk akal menjadi pemimpin sementara.
Pasalnya, di usia Patrushev yang tua, ia tidak akan menjadi ancaman bagi Putin.
Klaim itu belum diverifikasi secara independen, namun Moskow membantah kabar yang menyebut Putin dalam keadaan sakit.
Siapa Nikolai Patrushev?
Menurut Wikipedia, Nikolai Patrushev lahir di Leningrad, Uni Soviet (kini Saint Petersburg, Rusia) pada 11 Juli 1951.
Pengamat politik Rusia di University College London, Ben Noble, menyebut Patrushev sebagai sosok "Elang Kremlin".
Patrushev, menurut Politico, dikenal karena "nasionalisme yang berapi-api, pandangan dunia yang penuh konspirasi, dan pengalaman spionase yang luas."
Dikutip dari BBC, Patrushev bersama Kepala Dinas Keamanan, Alexander Bortnikov, dan Kepala Intelijen Asing, Sergei Naryshkin, adalah trio paling dekat dengan Putin.
Patrushev saat ini tengah menjabat sebagai Sekretaris Dewan Keamanan Rusia, sebuah badan berpengaruh yang menjawab langsung Putin, serta mengeluarkan panduan tentang masalah militer dan keamanan di Rusia.
Sebagian besar kekuasaan dewan dipegang oleh Patrushev, yang secara luas dipandang sebagai sekutu setia Putin.
Seperti Putin, Patrushev adalah agen intelijen Rusia, yang awalnya bergabung dengan Komitet Gosudarstvennoy Bezopasnosti (KBG) Soviet, lalu dengan Dinas Keamanan Federal Rusia, menurut surat kabar Moscow Times.
Artikel itu menyamakan peran Patrushev dengan penasihat keamanan nasional AS.
Menurut Politico, Patrushev bergabung dengan KGB pada 1974.
Usai bertemu Putin pada 1990-an, Patrushev diangkat menjadi Kepala Dinas Intelijen Domestik Rusia.
Jabatan itu ia emban selama satu dekade.
Mengutip New York Post, ia juga menjadi bagian dari Dewan Keamanan Putin pada 2008.
Mantan mata-mata itu dilaporkan berada di antara kader penasihat Putin selama aneksasi Rusia atas Krimea dari Ukraina pada 2014.
Patrushev juga pendukung garis keras invasi ilegal Putin saat ini ke Ukraina.
Pekan lalu, dalam sebuah kesempatan wawancara yang langka dengan surat kabar Rusia yang dikelola negara, Rossiyskaya Gazeta, Patrushev menuduh Amerika dan Eropa mendukung ideologi neo-Nazi di Ukraina dan berusaha menarik konflik keluar “sampai Ukraina terakhir.”
Patrushev juga mempertegas pernyataan palsu Kremlin yang mengatakan Ukraina dan Rusia adalah satu, dibagi hanya atas perintah kekuatan Barat.
(*)