Find Us On Social Media :

Siap Pimpin Perayaan Kemenangan, Putin Tiba-tiba Ancam Negara Barat dengan Peringatan Hari Kiamat, Perang Nuklir Bisa Dimulai Jika Ada yang Salah Aksi Sedikit

Presiden Rusia Vladimir Putin

Gridhot.ID – Rusia memang kini sedang jadi ‘musuh’ negara barat dan Eropa.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, aksi Rusia yang menggempur Ukraina habis-habisan membuat negeri pimpinan Putin mendapatkan berbagai macam sanksi internasional yang merepotkan.

Meski begitu, Putin nampaknnya tetap santai menanggapi segala ‘serangan’ ke negaranya.

Diduga, sikap Putin ini didasari dengan kekuatan Rusia yang masih banyak disembunyikan dari dunia internasional.

Kini dikutip Gridhot dari Kontan, Presiden Rusia Vladimir Putin akan mengirimkan peringatan hari kiamat ke Barat ketika ia memimpin perayaan Hari Kemenangan pada Senin (9/5), menandai peringatan 77 tahun kekalahan Nazi Jerman atas Uni Soviet.

Melansir Reuters, menentang keras isolasi negara-negara Barat sejak ia memerintahkan invasi ke Ukraina, Putin akan berbicara di Lapangan Merah di depan parade pasukan, tank, roket, dan rudal balistik antarbenua.

Kementerian Pertahanan Rusia mengungkapkan, sebuah flypast di atas Katedral St Basil akan mencakup pesawat tempur supersonik, pembom strategis Tu-160 dan, untuk pertama kalinya sejak 2010, pesawat komando "hari kiamat" Il-80, yang akan membawa petinggi Rusia jika terjadi perang nuklir.

Dalam skenario itu, Il-80 dirancang untuk menjadi pusat komando jelajah Presiden Rusia. Pesawat itu dikemas dengan teknologi, tetapi detail spesifik adalah rahasia negeri beruang merah.

Pemimpin Kremlin berusia 69 tahun itu telah berulang kali menyamakan perang di Ukraina dengan tantangan yang Uni Soviet hadapi ketika pimpinan Nazi Adolf Hitler menyerbu pada 1941 silam.

Baca Juga: Dinyinyiri Netizen Soal Kondisi Giginya, Balasan Menohok Marshanda Justru Panen Pujian: Udah Ngerasa Cantik

"Upaya untuk menenangkan agresor pada malam Perang Patriotik Hebat ternyata merupakan kesalahan yang merugikan rakyat kita," kata Putin pada 24 Februari lalu, ketika dia mengumumkan apa yang ia sebut operasi militer khusus di Ukraina.

"Kami tidak akan membuat kesalahan seperti itu untuk kedua kalinya," tegasnya, seperti dikutip Reuters.