Internal KKB Papua Makin Melemah hingga Terancam Hancur, Jubir OPM Mencak-mencak Ancam Bongkar Tempat Persembunyian Gara-gara Ulah Sang Panglima Perang: Lebih Baik Diam!

Jumat, 20 Mei 2022 | 19:25
Istimewa dan Facebook TNPNB

Jubir TPNPB, Sebby Sambom

GridHot.ID - Internal KKB Papua memanas.

Melansir Serambinews.com, para petinggi KKB Papua tersebut saling bertengkar.

Pertikaian antara Panglima Perang KKB Egianus Kogoya dengan para petingginya sepertinya belum menemukan titik terang.

Bahkan juru bicara KKB Papua Sebby Sambom melontarkan ancaman pada Egianus Kogoya.

Hal ini bermula dari tudingan Egianus Kogoya soal kinerja diplomasi Papua Merdeka di luar negeri.

Dilansir dari Tribunpalu.com, Kekuatan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) semakin melemah.

Hal ini dipicu polemik yang terjadi antar para petinggi KKB Papua.

Bahkan, tokohnya sampai ada yang mengeluarkan ancaman membongkar persembunyian perusuh.

Kini, kondisi internal KKB Papua semakin memanas.

Baca Juga: Selama Ini Jadi Pertanyaan, Terungkap Cara KKB Papua Selundupkan Senjata Api ke Pedalaman, Orang Kulit Putih Ada di Belakang

Konflik tersebut disebabkan terjadinya beda pendapat antara Panglima Perang KKB Egianus Kogoya dengan para petingginya.

Kelompok Egianus Kogoya pun kini terancam jika juru bicara KKB Papua, Sebby Sambom bongkar rahasia besar.

Sebby Sambom berani melontarkan ancaman pada Egianus Kogoya.

Beredar video, Egianus Kogoya menilai, empat orang diplomasi di luar negeri termasuk Sebby Sambom adalah perjuangan untuk kepentingan diri sendiri.

"Kami semua sebenarnya terus berjuang untuk Papua merdeka," kata Sebby Sambom.

Sebagai pejuang KKB di luar negeri, kata Sebby Sambom, ia tak pernah berhenti sesaat pun untuk membangun jaringan internasional.

Saat ini, kata Sebby Sambom, TPNPB-OPM sesungguhnya semakin lemah.

Juru bicara TPNPB, Sebby Sambom. TPNPB-OPM tak bisa lagi berjuang untuk Papua merdeka.

"Kau, Egianus Kogoya, adalah anak kecil yang baru tumbuh dan kaget melihat Papua yang kini mulai merdeka," kata Sebby Sambom.

Baca Juga: Hardik Egianus Kogoya, Pentolan OPM Ancam Akan Bongkar Tempat Persembunyian Panglima KKB Jika Terus Berulah, Sebby Sambom: Kau Lebih Baik Diam

"Egianus itu tidak bersekolah sehingga tak mengerti apa itu diplomatik," tandas Sebby Sambom.

Karena itu, katanya, lebih baik Egianus Kogoya diam dan berhenti dari tindakanmu yang menyusahkan masyarakat dengan merampok.

"Kau lebih baik diam, atau kami bongkar semua tempat persembunyianmu," ancam Sebby Sambom dengan nada marah.

Empat nama yang dimaksud Egianus Kogoya sebagai diplokasi yaitu Benny Wenda, Sebby Sambom, Viktor Yemu, dan Jefri Pagawak.

Sebagai tetuduh, Benny Wenda yang telah memproklamirkan diri sebagai Presiden Sementara Papua, hingga kini tidak merespon pernyataan Egianus Kogoya itu.

Benny Wenda juga sepertinya tak mampu dijamah oleh personel KKB lainnya, baik di Papua maupun di luar Papua.

Cara Prajurit TNI Persempit Gerakan Egianus Kogoya

Prajurit TNI punya cara tersendiri untuk mempersempit gerakan anggota KKB Papua di Nduga.

Mereka tak lagi berpenampilan layaknya seorang tentara dengan gaya cepak dan rapi.

Baca Juga: Bejat, Seorang Pendeta Ungkap Anggota KKB Papua Sering Perkosa Anak Perempuan di Bawah Umur Sampai Ancam Bunuh Warga Sekitar Jika Ada yang Berani Menghalangi

Dalam beberapa kesempatan, anggota TNI yang tergabung dalam Satgas Damai Cartenz, berkamuflase layaknya warga Papua biasa.

Bahkan, mereka tak tanggung-tanggung mengubah penampilannya layaknya seperti orang Papua yang tinggal di pedalaman.

Strategi ini ternyata cukup ampuh mempersempit gerakan anggota KKB Papua, khususnya di Kabupaten Nduga.

Nduga merupakan salah satu daerah tempat pimpinan KKB Papua, Egianus Kogoya. Ia memilih tetap di Nduga daripada bergerak ke tempat lain.

Lantaran teridentifikasi tak pernah meninggalkan hutan Nduga, maka Egianus Kogoya pun bebas merdeka melakukan penyerangan ke sarang TNI Polri.

Bahkan di tempat ini pula, Egianus Kogoya tak sungkan-sungkan menghabisi nyawa warga yang tak berdosa.

Akan tetapi, dalam beberapa waktu terakhir, aksi-aksi liar sang panglima tersebut, seakan menyempit karena mulai dibatasi.

Pergerakannya tak sebebas dulu. Pasalnya, hampir di setiap titik, selalu ada petugas yang tergabung dalam Satgas Operasi Damai Cartenz.

Keberadaan petugas itu awalnya tak disadari oleh para anggota KKB yang merupakan anak buah Egianus Kogoya.

Baca Juga: Sekarang Kembali ke Rangkulan NKRI, Mantan Petinggi KKB Papua Ceritakan Dukanya Bergabung di Kelompok Separatis Ini

Soalnya, para prajurit TNI Polri itu tak hanya mengenakan pakaian keprajuritan yang menjadi kebanggaan bersama.

Para prajurit juga mengenakan pakaian sipil yang memudahkan mereka membaur dengan masyarakat setempat.

Tapi ada satu hal yang membedakan prajurit TNI di Distrik Kenyam dan sekitarnya di Papua.

Bedanya, adalah penampilan para prajurit tersebut. Mereka umumnya berjenggot dan berambut gondrong. Pasukan brewok dan gondrong itulah yang kini membuat cemas KKB.

Yang masih menjadi kekhawatiran publik, adalah Egianus Kogoya memiliki fasilitas perjuangan yang terbilang modern.

Tak hanya soal jenis senjata yang canggih, termasuk senjata pelontar granat, tetapi juga teropong yang dipegang langsung oleh sang panglima, Egianus Kogoya.

Juru Bicara OPM, Sebby Sambom mengatakan, bahwa dari puncak-puncak gunung di Papua, KKB melihat seluruh gerak gerik TNI Polri yang adalah teroris Indonesia.

Hanya saja, KKB kesulitan amunisi sehingga tak bisa melakukan penyerangan secara rutin ke pos-pos keamanan yang dibangun Indonesia.

"Kami kekurangan amunisi, sehingga tidak bisa melakukan serangan secara terus menerus," kata Sebby Sambom.

Baca Juga: Dunia Pendidikan Jadi Korban, KKB Papua Bakar Perumahan Guru Hingga Ludes Diduga untuk Balas Dendam, Tim Satgas Operasi Damai Cartenz Siaga Tinggi

Meski demikian, katanya, tapi KKB punya keunggulan lain, yakni memiliki fasilitas komunikasi yang terbilang handal.

Oleh karena itu, kapan dan dimana pun para pemasok amunisi berada, mata-mata KKB akan dengan mudah menemuinya.

Berdasarkan video yang viral di media sosial belakangan ini, pasukan brewok dan gondrong kini demikian menyatu dengan warga.

Bahkan baru-baru ini, pasukan yang diberi gelar setan hijau tersebut berhasil membangun Honai Perdamaian di daerah itu.

Honai perdamaian itu dibangun bersama warga sipil, para tokoh pemuda, juga tokoh masyarakat yang ada di wilayah tersebut.

Dengan sangat menyatunya warga sipil dan TNI Polri tersebut, KKB Papua justeru bak cacing kepanasan.

Dari video yang viral di media sosial, terlihat pasukan brewok itu dekat sekali dengan masyarakat. Mereka saling berbagi makanan, pakaian dan lainnya.

Tak diketahui persis pada lokasi mana video tersebut diabadikan dan kapan kebersamaan antara warga dan pasukan bresok itu tercipta.

Namun dari gambar yang ditampilkan, terlihat jelas betapa dekatnya prajurit TNI Polri itu dengan warga Papua yang berada di Kabupaten Nduga itu.

Baca Juga: Dikirim ke Sarang KKB, 450 Prajurit Raider 600 Modang Kodam Mulawarman Bukan Pasukan Sembarangan, Ini Tugas yang Diembannya di Tanah Papua

Namun dari balik kedekatan prajurit dan warga itu, tertebar aroma lain bagi Panglima Egianus Kogoya.

Sang panglima ini dikabarkan semakin cemas. Sebab ruang geraknya makin sempit semenjak hadirnya Pasukan Brewok dan gondrong yang ada di Tanah Ndugama itu.

Tak hanya keberadaan para prajurit tersebut, tetapi banyaknya anggota yang diterjunkan ke Nduga pun jadi masalah tersendiri bagi Egianus Kogoya yang merupakan Panglima TPNPB Kodal III Ndugama itu.

Kesulitan yang dihadapi sang jenderal KKB, adalah pertama, sulitnya mereka keluar masuk kampung sekadar mencari tambahan bahan makanan.

Kedua, semakin sulitnya mereka mendapatkan amunisi sebagai bekal utama dalam melancarkan perjuangan.

Pasalnya, aparat keamanan semakin ketat melakukan pengawasan pada setiap pintu keluar masuk kampung di Kabupaten Nduga.

Ketiga, semakin banyaknya tokoh KKB yang kembali ke pangkuan NKRI. Ini juga tak luput dari peran Satgas Operasi Damai Cartenz di Nduga.

Mungkin karena ketiga hal ini, sehingga terbetik kabar kalau Egianus Kogoya kini diserang penyakit stres dalam menghadapi fakta tersebut.(*)

Tag

Editor : Desy Kurniasari

Sumber Serambinews.com, TribunPalu.com