Hujan Mortir di 8 Desa Papua? BIN Dituding CAR Jatuhkan 2.500 Amunisi dari Serbia untuk Tumpas KKB, Begini Tanggapan DPR dan Militer Indonesia

Minggu, 05 Juni 2022 | 19:42
Dok. Humas Polda Papua

Dua rumah di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak dibakar KKB Papua

Gridhot.ID - Ribuan mortir dikabarkan dijatuhkan dari udara ke sejumlah desa di Papua yang dikuasai Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

MelansirKompas.com (4/6/2022),kelompok pemantau senjata yang berbasis di London, Conflict Armament Research (CAR) menuding Badan Intelijen Negara (BIN) telah membeli sebanyak 2.500 mortir dari Serbia pada tahun lalu.

Menurut laporan dari CAR yang diberikan pada Reuters, beberapa mortir digunakan dalam serangan di 8 desa di Papua.

Dikatakan kepada Reuters, mortir-mortir itu dimodifikasi dan dijatuhkan dari udara ketimbang dari tabungnya.

Dugaan pengadaan mortir oleh BIN, menurut tiga anggota CAR, juga tidak diungkapkan kepada komite pengawasan DPR yang menyetujui anggarannya.

CAR mengatakan mortir diproduksi pembuat senjata milik negara Serbia di Krusik dan kemudian dimodifikasi untuk dijatuhkan dari udara, bukannya ditembakkan dari tabung mortir.

Dikatakan senjata yang dikirim ke BIN juga termasuk 3.000 inisiator elektronik dan tiga perangkat pengatur waktu yang biasanya digunakan untuk meledakkan bahan peledak.

Laporan Reuters menyebut, peluru mortir 81mm digunakan dalam serangan pada bulan Oktober lalu di desa-desa di Papua, yang dilaporkan dikuasai separatis bersenjata (KKB).

Reuters tidak dapat secara independen mengonfirmasi aspek-aspek tertentu dari laporan CAR, termasuk apakah BIN telah menerima kiriman tersebut.

Baca Juga: Inilah Ritual Pengangkatan Tentara KKB Papua, Ratusan Anggota Berbaris Tenteng Senjata, Sentuh Benda Pusaka Ini dan Nyatakan Siap Mati Berkalang Tanah

Reuters juga tidak dapat menentukan siapa yang mengizinkan pembelian amunisi atau siapa yang menggunakannya di Papua.

BIN dan Kementerian Pertahanan tidak menanggapi permintaan komentar tentang pembelian atau penggunaan mortir tersebut.

DPR Panggil BIN

Panwaslu DPR akan menggelar sidang tertutup pekan depan dengan BIN, dan pembelian senjata akan dibahas, kata salah satu anggota komisi.

Tubagus Hasanuddin, mantan jenderal yang juga duduk di komite parlemen yang membawahi BIN, mengatakan bahwa badan intelijen dapat memperoleh senjata ringan untuk pertahanan diri agennya.

Meski begitu, setiap senjata kelas militer "harus untuk tujuan pendidikan atau pelatihan dan bukan untuk bertempur".

DOK. SEBBY SAMBOM JUBIR TPNPB OPM
DOK. SEBBY SAMBOM JUBIR TPNPB OPM

Sebuah mortir yang tidak meledak ditemukan pasukan TPNPB di Kiwirok.

"Kita perlu melakukan audiensi terlebih dahulu dengan BIN dan memeriksa alasannya. Setelah itu kita akan memeriksa legalitasnya," katanya.

Tidak ada yang terbunuh, meskipun rumah dan beberapa gereja terbakar, menurut seorang saksi dan penyelidik yang bekerja untuk 8 kelompok HAM dan gereja yang mendokumentasikan serangan tersebut.

Baca Juga: Kelewat Pede Merasa Paling Ditakuti Tapi Justru Diusir dari Pedalaman, KKB Papua Murka Ancam Nyawa Bupati Puncak dan ASN: Saya Akan Tembak Mati Semua!

BIN adalah lembaga sipil di bawah otoritas langsung Presiden Joko Widodo.

Kantor kepresidenan sejauh ini belum menanggapi permintaan komentar tentang pembelian atau penggunaan senjata tersebut.

Tanggapan Militer Indonesia

Seorang juru bicara militer Indonesia, Kolonel Wieng Pranoto, mengatakan kepada Reuters bahwa pasukannya tidak menjatuhkan amunisi di desa-desa.

Dia menolak mengatakan apakah BIN menyebarkan amunisi.

Hukum Indonesia mengharuskan militer, polisi dan lembaga pemerintah lainnya untuk meminta izin dari Kementerian Pertahanan untuk membeli senjata.

Juga mengharuskan mereka untuk menggunakan bahan yang diproduksi oleh industri pertahanan dalam negeri jika tersedia.

Perusahaan pembuat senjata milik negara PT Pindad memproduksi mortir, dan mereka adalah bagian dari persenjataan angkatan bersenjata.

Baca Juga: Ditembak Mati Satgas Damai Cartenz, Lerinus Murib Justru Dielu-elukan Petinggi KKB Papua, Dianggap Pahlawan yang Gagah Berani Setelah Lakukan 5 Kejahatan Ini

(*)

Tag

Editor : Candra Mega Sari

Sumber Kompas.com