Direkrut Lewat Whatsapp, Mantan Pasukan Elite Inggris Bergerilya Eksekusi Mati Puluhan Jenderal Rusia, Disebut-sebut Punya Kemampuan Setara Pengalaman 120 Tahun Tentara Khusus

Minggu, 12 Juni 2022 | 19:13
Defenceview.in

Pasukan khusus Inggris SAS

Gridhot.ID - Pertempuran Rusia dengan Ukraina semakin sengit terjadi.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, Vladimir Putin bahkan sudah mengakui kalau operasi militer yang dia lakukan memang sudah didasari niat untuk perampasan wilayah.

Sementara itu para sekutu Ukraina seperti Inggris ikut membantu di tengah peperangan mematikan tersebut.

Bahkan dikabarkan, ada pasukan khusus yang bergerak di bawah bayang-bayang untuk menumbangkan Rusia secara perlahan.

Dikutip Gridhot dari Kompas TV, sekelompok mantan pasukan khusus Inggris atau SAS dilaporkan telah memberikan kerusakan bagi Rusia di Ukraina.

Sebanyak 12 unit mantan SAS dilaporkan telah berperan membunuh 20 jenderal Rusia di Ukraina.

Mereka dilaporkan telah menghabiskan waktu selama enam pekan menargetkan para perwira Rusia.

Selain itu, pasukan tersebut juga telah membunuh 15 tentara bayaran Rusia, kelompok Wagner, dalam penyergapan bulan lalu.

“Mereka memiliki sekitar 120 tahun pengalaman pasukan khusus jika digabungkan,” tutur sebuah sumber kepada Daily Star.

Baca Juga: Wangi Jenazah Eril Seperti Daun Eucalyptus, Cara Swiss Rawat Tanaman di Negaranya Bikin Kagum, Foto Anak Ridwan Kamil dengan Pemandangan Ini Jadi Petunjuk

“Mereka sepenuhnya mandiri dan memiliki akses ke bahan peledak, senjata, dan amunisi. Setidaknya dua di antara mereka adalah petugas medis tempur yang terlatih,” tambahnya.

Mantan tim SAS itu, semuanya dilaporkan sebagai veteran perang di Irak dan Afghanistan, berusia 29 hingga 62 tahun.

Beberapa dari mereka dipercaya pernah bertugas di Detasemen L, unit cadangan SAS.

Dipahami mereka direkrut melalui grup WhatsApp untuk mantan anggota resimen yang berbasis di Hereford, Inggris.

Inggris dikabarkan juga telah membantu melatih beberapa pasukan Ukraina dalam metode penyergapan.

Sumber itu juga menegaskan bahwa pasukan itu telah berjanji untuk tetap tinggal di Ukraina hingga akhir perang.

Selain itu mereka menegaskan tak akan ditangkap tentara Rusia hidup-hidup.

“Mereka mengatakan tak boleh ditangkap dan menjadi tahanan, karena akan disiksa, diadili dan dieksekusi sebagai tentara bayaran asing,” katanya.

Pada pekan ini, dua prajurit Inggris yang berperang sebagai angkatan bersenjata Ukraina, dihukum mati oleh Rusia, melalui pengadilan buatan di Donetsk.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber Kompas.com, Kompas TV