Tak Mempan Kasih Sanksi Ekonomi ke Negeri Vladimir Putin, Uni Eropa Kini Incar Emas Rusia, Ini yang Akan Dilakukan Negara Barat dengan Rival Ukraina

Kamis, 23 Juni 2022 | 18:25
Tribunnews.com

Presiden Rusia Vladimir Putin hadir dalam St Petersburg International Economic Forum (SPIEF) pada Jumat (17/6/2022). Diketahui, buntut konflik Rusia Vs Ukraina, kini Uni Eropa Incar Emas Rusia sebagai Target Sanksi Baru.

Laporan Wartawan Gridhot.ID - Akhsan Erido Elezhar

Gridhot.ID -Uni Eropa (UE) membidik incaran baru yakni emas Rusia, untuk kemungkinan dimasukkan ke dalam paket sanksi baru.

Dikutip dari Tribunnewsmaker pada 23 Juni 2022, Namun sejauh ini tidak jelas apakah tindakan akan diterapkan terhadap impor emas Rusia oleh UE atau pengiriman logam ke Rusia.

Kabar tersebut muncul mengutip sebuah sumber yang dilaporkan Reuters pada Selasa (21/6/2022).

Disebutkan Komisi Eropa sedang bekerja untuk memasukkan emas Rusia ke dalam kemungkinan paket sanksi baru, menurut sumber itu.

Upaya sanksi diperkirakan akan berlanjut pada awal minggu ini selama KTT kepala negara Uni Eropa yang akan diadakan di Madrid pada 23-24 Juni, kata Reuters.

Dilansir TASS, Uni Eropa telah mengadopsi enam paket sanksi terhadap Rusia dan Belarusia sejak dimulainya invasi Moskow ke Ukraina pada 24 Februari.

Beberapa sektor, termasuk gas sebagian besar tetap tidak tersentuh karena pemerintah Uni Eropa menghindari tindakan yang dapat merusak ekonomi mereka sendiri lebih dari Rusia.

"Pekerjaan akan berlanjut pada sanksi, termasuk untuk memperkuat implementasi dan mencegah pengelakan," kata para pemimpin Uni Eropa pada akhir pertemuan puncak reguler mereka pada 23-24 Juni, menurut versi terbaru dari rancangan kesimpulan mereka tertanggal 20 Juni dan dilihat oleh Reuters.

Dikutip Reuters, teks tersebut mewakili kompromi antara negara-negara Nordik dan timur yang mendorong referensi yang jelas untuk paket ketujuh dalam pernyataan KTT.

Baca Juga: Sok Jagoan Mau Jinakkan Ular, Pria Ini Tertangkap Kamera Nyaris Meregang Nyawa, Begini Kronologinya

Negara-negara seperti Jerman dan Belgia yang ingin fokus pada penerapan langkah-langkah yang ada daripada segera menambahkan lebih banyak.

Dalam versi teks sebelumnya tidak disebutkan lebih banyak pekerjaan tentang sanksi, dengan tweak mewakili kemenangan untuk elang.

Namun, sejalan dengan keinginan Jerman, teks baru tersebut tidak secara eksplisit merujuk pada paket ketujuh.

Meskipun tidak ada paket baru yang sedang disiapkan, pekerjaan sedang berlangsung untuk mengidentifikasi sektor-sektor yang dapat terkena, kata para pejabat.

Sejalan dengan hal tersebut seperti yang dilansir dari tribunnews pada 23 Juni 2022,

Presiden Putin semakin beringas siap balas sanksi yang dijatuhkan negara barat ke Rusia.

Balasan yang akan dilakukan Putin ini berwujud larangan ekspor 200 lebih produk Rusia.

Gebrakkan yang dilakukan Puntin tentu akan mendapatkan dampak yang luar biasa bagi hubungan Rusia dengan negara lain.

Setidaknya, sebanyak 48 negara akan terpengaruh.

Baca Juga: Bekas Presiden Amerika Sebut Negaranya dalam Bahaya Gara-gara Perang Rusia dan Ukraina, Donald Trump: Sungguh Gila Mereka!

Pemerintah Rusia mengaku telah menyusun Undang-undang yang memperkenalkan administrasi "eksternal" jika pemilik internasional memutuskan menutup perusahaan mereka di Rusia karena keputusan menyerang Ukraina.

Seperti diketahui, semakin banyak perusahaan Barat yang mengakhiri operasi di Rusia setelah Amerika Serikat dan negara-negara Eropa memberlakukan sanksi ekonomi.

Pemerintah Barat telah memberlakukan serangkaian sanksi terhadap Rusia, terutama atas pembelian minyak, dan terhadap miliarder oligarki yang dianggap dekat dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin. (*)

Tag

Editor : Dewi Lusmawati

Sumber Tribunnews.com, Tribunews Maker