'Saya Mau Dibunuh', Rela Jaga Jenazah Sang Cucu hingga Tak Kuat dengan Bau Busuknya, Nenek di Surabaya Bongkar Fakta Kasus Bayi 5 Bulan Dianiaya Ibunya Sendiri

Senin, 27 Juni 2022 | 16:25
(TRIBUNJATIM.COM/ Luhur Pambudi)

Tersangka Eka Sari Yuni Hartini (26), ibu yang tega aniaya bayinya hingga tewas di Surabaya, Selasa (21/6/2022). Ibunda Eka akhirnya tidur dengan jenazah cucunya itu selama 5 hari.

GridHot.ID - Sejumlah fakta terungkap dalam kasus bayi lima bulan tewas diduga dianiaya ibunya sendiri berinisial SE di Surabaya, Jawa Timur.

Melansir Kompas.com, menurut nenek korban, ESB, korban diduga sudah meninggal saat hendak dititipkan di rumahnya karena saat itu kondisi tubuh cucunya itu sudah dingin.

Lalu, ESB juga sempat menegur dan mengingatkan pelaku yang tak lain anaknya sendiri yang hendak pergi ke Yogyakarta bersama suaminya.

"Saya bilang, 'kamu kok nekat, lihat kondisi anakmu'," jelasnya.

Dilansir dari sumber yang sama, mayat bayi lak-laki berumur 5 bulan ditemukan di dalam rumah di Jalan Siwalankerto Tengah, Wonocolo, Surabaya pada Sabtu (25/6/2022) malam.

Keberadaan mayat tersebuh dilaporkan pemilik rumah yang tak lain nenek korban, ESB. Diduga sang nenek melapor karena tak kuat dengan aroma mayat yang sangat menyengat.

Sementara orangtua bayi, RI dan EA pergi ke Yogyakarta dengan dalih menghadiri acara sejak Jumat (24/6/2022).

Dikutip GridHot dari tribunjatim.com, begitu sepele alasan seorang ibu di Surabaya yang tega menganiaya anaknya sampai tewas.

Bayi mungil itu tewas karena sering mendapat perlakuan kasar dari sang ibu.

Baca Juga: Banting Bayinya hingga Meninggal Dunia, Ibu di Surabaya Ini Minta Orang Tuanya Bungkam, Bukannya Sedih Malah Pilih Pergi Liburan ke Yogyakarta Bareng Suami, Begini Kata Polisi

Saat ditemukan, jasad bayi itu tengah bersama sang nenek.

Ternyata, nenek rela jaga jasad cucunya akibat diancam untuk merahasiakan kematian cucunya itu.

Tak mau ketahuan para tetangga, sang ibu meminta agar ibunya berdiam diri pasca mengetahui cucunya tewas.

Kekejaman dilakukan oleh seorang ibu berinisial EA (26) yang tinggal di rumah Jalan Siwalankerto Tengah, Siwalankerto, Wonocolo, Surabaya.

Jasad sang bayi dibiarkan begitu saja hingga membusuk sementara neneknya sangat ketakutan.

istimewa/tribunjatim

seorang nenek di Surabaya lima hari tidur dengan jenazah cucunya Selasa (21/6/2022)

Eti Suharti Basri (47) merupakan ibunda dari EA (26) tersangka penganiayaan bayi hingga tewas.

Tak hanya menganiaya, dirinya membiarkan buah hatinya itu membusuk di dalam rumah Jalan Siwalankerto Tengah, Siwalankerto, Wonocolo, Surabaya.

Hasil penyelidikan kepolisian, bayi berusia lima bulan berinisial ADO itu, sebenarnya sudah tewas sejak Selasa (21/6/2022).

Artinya, lima hari sebelum dilaporkan oleh Eti kepada warga atau para tetangga hingga pihak kepolisian melakukan penyelidikan, pada Sabtu (25/6/2022) malam.

Baca Juga: 'Sekarang Papa Punya Anak Polisi', Baru 2 Jam Dikabari Anaknya Lolos Bintara Polri, Sadly Terngiang-ngiang Ungkapan Terakhir Putranya yang Tewas Kecelakaan

Eti mengungkapkan alasan dirinya terpaksa bungkam selama kurun waktu itu, untuk merahasiakan kematian sang cucu keduanya.

Yakni, disebabkan desakan yang disertai ancaman pembunuhan jika Eti ketahuan membocorkan hal tersebut kepada orang lain.

Perempuan berkaus cokelat itu menduga, tersangka takut jika dirinya membongkar kondisi sebenarnya sang cucu kepada para tetangga atau pihak kepolisian.

Bahkan, nenek satu ini juga rela tidur bersama dengan cucunya meski sudah tewas.

Ternyata semua dilakukan karena nenek sangat takut dengan ancaman anaknya sendiri.

Kapolsek Wonocolo Polrestabes Surabaya, Kompol Roycke Hendrik Fransisco mengungkapkan, ibunda tersangka mengetahui cucunya tewas, saat akan memberikan sang cucu susu, Kamis (23/6/2022) sekitar pukul 02.00 WIB.

Tersangka mengancam akan membunuh ESB jika memberitahukan orang lain, perihal kondisi sang anak yang telah tewas.

Kepada penyidik, tersangka berencana akan memakamkan jasad anaknya, sepulang dari acara kantor suami tersangka, di Gunung Kidul, DI Yogyakarta, yang berlangsung sejak Jumat (24/6/2022) hingga Minggu (26/6/2022).

"Nenek sempat diancam akan dibunuh jika bercerita kepada orang lain," ujar Kompol Roycke Hendrik Fransisco di Mapolsek Wonocolo, Surabaya, Minggu (26/6/2022).

Baca Juga: Diduga Dibunuh KKB Papua, Bripda Diego Tewas Digeruduk Tiba-tiba Usai Dititipi Senjata yang Dibawa Rekannya, Kapolda Papua Murka Setengah Mati Tunjuk Sosok Ini

Sementara itu, ESB yang juga nenek korban mengaku, dirinya terpaksa merahasiakan kematian sang cucu, lantaran desakan yang disertai ancaman dari anaknya sendiri.

Dia menduga, anaknya takut jika dirinya membongkar kondisi sebenarnya sang cucu kepada para tetangga atau pihak kepolisian, rencana tersangka untuk berlibur dengan menghadiri acara kantor suaminya di Gunung Kidul, DI Yogyakarta, bakal berantakan.

"Saya takut sama EA, (mau) dibunuh. EA sudah ngancam saya, ojo ngomong disek, meneng, ngenteni aku sampai muleh (jangan sebarkan dulu, diam, tunggu aku sampai pulang). Iya (diancam dibunuh). Ya saya di dalam (rumah) terus enggak keluar," ungkap ESB saat ditemui TribunJatim.com di rumahnya.

Polisi pada akhirnya menemukan alasan sepele di balik sikap EA terhadap anaknya hingga berakhir meregang nyawa.

Persoalannya sepele. Tersangka mengaku geram dan jengkel mendengar rengekan dan tangisan sang bayi.

Bahkan terhadap dirinya yang merupakan iibunya sendiri, tersangka juga tak segan menganiaya jika dalam beberapa kesempatan melakukan kekeliruan saat menjalankan pekerjaan di rumah.

Bahkan, saat ESB dihadapkan langsung dengan sang anak di ruang penyidik Mapolsek Wonocolo, tatapan mata tersangka kepadanya seperti menyimpan amarah.

"Iya. Tadi malam dia ketemu saya juga mau marah. Saya mau dibunuh. Tapi saya diselamatkan polisi," kata ESB.

Mengenai kualitas hubungan tersangka dengan sang menantu atau suami tersangka berinisial RI. ESB mengaku tak banyak mengetahui.

Baca Juga: Rusia Kehilangan 213 Jet Tempur serta Lebih dari 32.000 Pasukan Militernya Tewas di Ukraina

Informasinya, saat diidentifikasi petugas Tim Inafis Polrestabes Surabaya, diduga bayi tersebut sudah dinyatakan meninggal sejak beberapa hari lalu.

Orang tua bayi, RI dan EA dikabarkan sedang pergi ke Yogyakarta untuk menghadiri sebuah acara, satu hari lalu, yakni pada Jumat (24/6/2022).

Sedangkan, penemuan jasad bayi tersebut, dilaporkan oleh tuan rumah yakni nenek korban, yang diduga tidak kuat dengan aroma busuk dari jasad bayi.

Berdasarkan dokumentasi foto atas temuan jasad korban yang dilihat TribunJatim.com, bayi tersebut ditemukan dalam keadaan tubuh mulai menghitam sebagai pertanda proses pembusukan telah terjadi.

Bayi itu masih mengenakan kaus dalam dan popok.

Posisi tubuhnya telentang di atas lapisan kain dan dikelilingi beberapa bantal berkuran kecil.(*)

Tag

Editor : Desy Kurniasari

Sumber Kompas.com, Tribunjatim.com