GridHot.ID - AS tampaknya tak akan tinggal diam melihat ancaman rudal balistik dari Korea Utara, China, dan Rusia.
Menurut sebuah laporan, anggota Kongres AS dari House Armed Services Committee (HASC) mencari lebih banyak informasi dari Pentagon tentang mengintegrasikan senjata energi terarah (DEW) ke dalam pertahanan udaranya.
DEW adalah senjata jarak jauh yang merusak targetnya dengan energi yang sangat terfokus.
DEW termasuk laser, gelombang mikro, sinar partikel, dan sinar suara.
DEW bisa menargetkan personel, rudal, kendaraan, dan perangkat optik.
Dilansir dari Eurasian Times, 8 Juli 2022, selain mengintegrasikan DEW, HASC juga merekomendasikan agar AS berkolaborasi dengan sekutu seperti Israel.
Mengingat negara Yahudi itu telah mengembangkan sistem pertahanan udara lader Iron Beam.
Untuk diketahui, Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional 2023 (NDAA) terbaru mencakup beberapa amandemen yang menyerukan untuk memperkuat petahanan udara AS dan sekutu terhadap sistem udara tak berawak (UAS/UAV), roket, dan artileri.
Apalagi sekarang ini, terdapat tigaa titik ketegangan yang terjadi yakni di Semenanjung Korea, Selat Taiwan, dan Laut China Selatan, dengan Beijing yang menjadi pihak dalam ketiga berselisihan itu.
"Komite percaya bahwa dengan tindakan Rusia baru-baru ini di Ukraina, upaya berkelanjutan oleh Iran dan proksi Iran untuk menggunakan rudal jelajah untuk mengacaukan dan melemahkan rezim, dan meningkatkan kemampuan China, pertahanan udara untuk Amerika Serikat dan sekutu kami adalah prioritas yang meningkat."
"Lingkungan ancaman ini membuat upaya untuk menggabungkan platform sekutu, seperti yang dimiliki NATO dan Israel, ke dalam arsitektur pertahanan udara masa depan menjadi lebih penting," baca amandemen yang diadopsi dari Perwakilan Doug Lamborn, seorang Republikan dari Colorado.
NDAA menyoroti pekerjaan Rapid Capabilities and Critical Technologies Office (RCCTC) Angkatan Darat AS dalam mengembangkan prototipe DEW untuk peran anti-drone/UAV, roket, dan artileri.
RCCTC mengoordinasikan pengembangan prototipe Directed Energy Manoeuvre-Short Range Air Defense (DEM-SHORAD), yang diuji terhadap drone dan mortir tahun lalu dengan keberhasilan yang terbatas.
Komite mendesak Angkatan Darat untuk melanjutkan pengujian prototipe.
Komite juga meminta penjelasan singkat dari pejabat akuisisi tertinggi Angkatan Darat tentang rencana pengujian lebih lanjut, pengembangan, dan jadwal produksi DEM-SHORAD.
Selanjutnya, anggota parlemen ingin mengetahui peta jalan dari Angkatan Darat untuk memasukkan DEW ke dalam Sistem Komando Pertempuran Terpadu. (*)