Pak RT Malah Tau Belakangan, Purnawirawan Jenderal Bintang 2 Ini Marah Besar Insiden di Rumah Irjen Ferdy Sambo Ditutup-tutupi: Terus Terang Saya Juga Kesal!

Kamis, 14 Juli 2022 | 17:35
Tribunnews/Abdi Ryanda Shakti

Irjen Pol (Purnawirawan) Seno Sukarto, Ketua RT 05 RW 01 di kompleks rumah dinas Polri di Duren Tiga Jakarta Selatan, menyatakan CCTV tiba-tiba diganti sehari setelah insiden penembakan di kediaman Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo, Jumat 8 Juni 2022.

Laporan Wartawan Gridhot.ID - Akhsan Erido Elezhar

Gridhot.ID -Inspektur Jenderal Polisi (Purn) Seno Sukarto selaku Ketua RT 05/01 Komplek Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, geram dengan cara kerja Polri menangani kasus baku tembak sesama ajudan di rumah dinas Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambo.

Seno mempertanyakan mengapa kasus yang terbilang besar dan terjadi di lingkungannya itu tidak melapor atau sekadar koordinasi dengannya selaku ketua RT.

Bahkan, ia tidak mendapat laporan sudah ada olah tempat kejadian perkara (TKP) di rumah dinas Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.

Dilansir dari TribunJakarta pada 14 Juli 2022, mantan Kapolda Sumatera Utara dan Aceh itu mengaku tak pernah menerima laporan sejak hari kejadian penembakan yang menewaskan Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir Yoshua alias Brigadir J pada Jumat lalu.

"Nggak ada (lapor RT). Bahwa dia (polisi) datang ke sini untuk pemeriksaan, istilahnya kulo nuwon, ini nggak ada sama sekali," kata Seno di kediamannya, Rabu (13/7/2022).

Seno juga menyesalkan tindakan polisi yang menyuruh satpam untuk meninggalkan pos dan berjaga di depan gapura Komplek Polri Duren Tiga.

"Malahan anggota saya disuruh jaga di sana di pintu itu. Saya marah-marah, 'bilangin sama yang perintah, sekarang kamu kembali ke pos'. Karena dia harus menerima seluruh komplek, bukan hanya jaga pintu. Padahal mereka (polisi) banyak sekali yang bisa jaga," ujar purnawiran polisi bintang dua itu.

"Sampai sekarang saya ketemu saja nggak, terus terang saya juga ya kesal. Saya ini dianggap apa sih, maaf saja, saya ini jenderal loh, meskipun RT," tambahnya.

Di sisi lain, Seno menyebut decoder CCTV di sekitar rumah dinas Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo telah diganti.

Baca Juga: Produk MS Glow Seluruh Indonesia Diperintahkan Ditarik dari Peredaran dan Tak Boleh Produksi Lagi Sedikitpun, Kemenangan Putra Siregar Bakal Kuras Habis Harta Juragan99 Lewat Ganti Rugi Segini

Ia mengetahui hal itu setelah bertanya kepada satpam yang bertugas di hari terjadinya penembakan.

Menurut Seno, decoder CCTV itu di sekitar rumah dinas Ferdy Sambo diganti pada Sabtu (9/7/2022) atau sehari setelah peristiwa baku tembak yang menewaskan Brigadir J.

"Maksudnya itu bukan CCTV di rumah Pak Sambo, tapi CCTV alatnya (decoder) yang di pos. Hari Sabtu digantinya," kata Seno.

Seno mengungkapkan, decoder CCTV itu diganti oleh sejumlah anggota polisi, baik berseragam maupun tidak berseragam.

"Iya dari mereka (polisi mengganti decoder), ada yang pakai seragam," ungkap Seno.

Di sisi lain, ia menyebut decoder CCTV di sekitar rumah dinas Ferdy Sambo tidak mengalami kerusakan sebelum dan saat terjadi baku tembak.

"Kalau (CCTV) yang di luar masih aktif. Yang di dalam saya enggak tahu, yang punya rumah. Kecuali CCTV yang punya rumah mati, kita yang perbaiki," ujarnya.

Sebelumnya, Brigadir J tewas dalam baku tembak dengan rekannya sesama polisi, Bharada E, di rumah dinas Kadiv Propam di Kompleks Polri Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan, Jumat (8/7/2022) sekitar pukul 17.00.

Baca Juga: Jadi Saksi Kunci Baku Tembak Bharada E dan Brigadir J, Terungkap Kondisi Istri Ferdy Sambo, Disebut Sampai Harus Datangkan Ahli Ini

Dikutip dari Tribunnews pada 14 Juli 2022, Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Budhi Herdi Susianto mengungkapkan, baku tembak di rumah dinas Kadiv Propam dipicu pelecehan seksual yang dilakukan oleh Brigadir J terhadap istri Ferdy Sambo.

Ketika itu disebutkan bahwa istri Ferdy Sambo baru saja pulang dari perjalanan luar kota dan sedang menjalani isolasi mandiri sambil menunggu hasil tes PCR.

Istri Kadiv Propam itu kemudian beristirahat di kamar pribadinya yang berada di lantai dasar.

"Setelah berada di kamar, sambil menunggu karena lelah mungkin pulang dari luar kota, ibu (istri Ferdy Sambo) sempat tertidur," ujar Budhi, Selasa (12/7/2022).

Secara tiba-tiba, jelas Budhi, Brigadir J masuk ke kamar istri Ferdy Sambo dan melakukan pelecehan seksual.

"Tiba-tiba Brigadir J masuk dan kemudian melakukan pelecehan terhadap ibu," terang Kapolres.

Budhi menuturkan, istri Ferdy Sambo terkejut dengan pelecehan seksual yang dilakukan Brigadir J. Istri Ferdy Sambo lalu berteriak meminta tolong. Teriakan itu membuat Brigadir J panik.

"Saudara J membalas 'diam kamu!' sambil mengeluarkan senjata yang ada di pinggang dan menodongkan kd ibu Kadiv," ucap Budhi.

Bharada E dan seorang saksi berinisial K yang sedang berada di lantai 2 bergegas turun tangga mendengar teriakan meminta tolong.

Baca Juga: Pertanyakan Tak Ada Ambulan Lewat Saat Penembakan Brigadir J, Irjen Pol Purnawirawan Seno Sukarto Geram Satpam di Kompleknya Diperintah Seenaknya untuk Ganti Decoder CCTV: Nggak Ada Laporan!

"Baru separuh tangga, kemudian melihat saudara J keluar dari kamar tersebut. Saudara RE menanyakan ada apa, bukan dijawab tapi dilakukan dengan penembakan," kata Budhi.

Setelahnya, baku tembak antara Bharada E dan Brigadir J tak terelakkan.

Dalam baku tembak di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo, Bharada E menggunakan senjata jenis Glock yang berisi 17 butir peluru.

"Kami menemukan di TKP bahwa barang bukti yang kami temukan tersisa dalam magasin tersebut 12 peluru. Artinya ada 5 peluru yang dimuntahkan atau ditembakan," ungkap Budhi.

Sementara itu, Brigadir J menggunakan senjata jenis HS berisi 16 butir peluru. Ia disebutkan melepaskan 7 tembakan ke arah Bharada E.

Namun, dari 7 tembakan yang ditembakan, tak ada satu peluru pun yang mengenai Bharada E.

Sebaliknya, Brigadir J menderita 7 luka tembak dari 5 tembakan yang dilepaskan Bharada E. Satu tembakan di antaranya bersarang di dada Brigadir J.

"Dari 5 tembakan yang dikeluarkan Bharada RE tadi, disampaikan ada 7 luka tembak masuk. Satu proyektil bersarang di dada," ujar Budhi.

Belakangan diketahui bahwa Bharada E masuk dalam tim penembak nomor satu di Resimen Pelopor.

Baca Juga: Pakai Nama Masjid untuk Minta-minta Tapi Tertangkap Kamera Buang Dus Usai Dapat Sumbangan, Aksi Pria Ini Bikin Netizen Ngelus Dada

"Sebagai gambaran informasi, kami juga melakukan interogasi terhadap komandan Bharada RE bahwa Bharada RE ini sebagai pelatih vertical rescue, dan di Resimen Pelopor dia sebagai tim penembak nomor satu kelas satu di Resimen Pelopor," ungkap Budhi.

Polisi menyatakan belum menemukan alat bukti untuk meningkatkan status Bharada E menjadi tersangka.

Kombes Budhi mengatakan, hingga kini Bharada E masih berstatus sebagai saksi.

"Perlu kami sampaikan bahwa yang bersangkutan sebagai saksi," kata Budhi.

Budhi menjelaskan, penyidik belum menemukan alat bukti untuk meningkatkan status Bharada E menjadi tersangka.

"Sampai saat ini kami belum menemukan satu alat bukti pun yang mendukung untuk meningkatkan statusnya sebagai tersangka," ujar dia.

Sementara itu, istri Ferdy Sambo telah menjalani pemulihan trauma atau trauma healing setelah peristiwa baku tembak di rumah dinasnya.

Dalam hal ini, Polres Metro Jakarta Selatan menunjuk psikolog Novita Tandry untuk memberikan trauma healing kepada istri Ferdy Sambo.

Sebelum aksi baku tembak, istri Ferdy Sambo diduga sempat mengalami pelecehan seksual oleh Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J yang merupakan sopir dinasnya.

Baca Juga: Tak Perlu Khawatir, Weton-weton Titisan Bangsawan Ini Konon Bakal Jalani Hidup Serba Bercukupan Sejak Lahir

Novita menyebut istri Ferdy Sambo masih trauma seusai peristiwa baku tembak dan pelecehan yang dialaminya.

"Beliau sangat syok ya, goncangan pastinya. Memang dalam proses pendampingan," kata Novita dalam keterangannya, Rabu (13/7/2022).

Bahkan, sambung Novita, istri Ferdy Sambo mengalami gangguan traumatis dan terus menangis.

"Yang pasti, beliau sekarang mengalami gangguan traumatis karena langsung berada saat kejadian itu terjadi. Sangat syok dan terus-menerus menangis, keadaannya secara mental psikologis memang sangat butuh pendampingan dari ahlinya atau psikolog," ungkap Novita.

Selain memberikan pendampingan kepada istri Ferdy Sambo, Novita mengaku juga mengawasi anak dari jenderal bintang dua itu.

Ia mengungkapkan, Irjen Ferdy Sambo dan istri memiliki tiga orang anak. Satu di antaranya masih berusia 1,5 tahun.

"Tidak lepas juga anak-anak, karena bagaimana pun walau yang pertama sudah dewasa, 17 tahun, 15 tahun dan 1,5 tahun. Itu semuanya saya dampingi," ujarnya.

(*)

Tag

Editor : Dewi Lusmawati

Sumber TribunJakarta.com, Tribunnews