Ada Ustaz dan Pendeta Jadi Korban Kebiadaban KKB, MUI Papua dan Jaringan Mubaligh Muda Indonesia Kecam Penembakan Brutal OPM

Kamis, 21 Juli 2022 | 17:25
Tribunnews

EVAKUASI - Aksi kekejaman KKB di Kabupaten Nduga, Provinsi Papua menewaskan 11 warga yang satu di antaranya adalah pendeta. Korban meninggal lainnya dievakuasi ke Kabupaten Mimika oleh petugas gabungan dari TNI, dan Polri.

Laporan Wartawan Gridhot.ID - Akhsan Erido Elezhar

Gridhot.ID -Jaringan Mubaligh Muda Indonesia (JAMMI) mengecam tindakan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Nduga Papua yang menewaskan sebanyak 11 warga sipil, dua di antaranya dua tokoh agama, yaitu Ustaz Daeng Marannu dan Pendeta Eliaser Banner.

Koordinator nasional JAMMI, Irfaan Sanoesi menyampaikan bela sungkawa terhadap para korban dan mengecam aksi KKB yang tidak berperikemanusiaan.

Dilansir dari Tribunnews pada 21 Juli 2022, Irfaan menjelaskan aksi brutal yang dilakukan KKB pada Sabtu (16/7/2022) lalu tersebut sudah melampaui batas.

“JAMMI turut berbela sungkawa atas korban sipil. Dua di antaranya merupakan tokoh agama. Kami mengutuk keras aksi KKB tersebut,” ungkap Irfaan dalam keterangannya, (19/7/2022).

"Bagaimana mungkin mereka menyerang secara membabi buta kepada orang yang tak bersalah, termasuk tokoh-tokoh agama yang mestinya dihormati dan diteladani setiap perangainya. Namun sebaliknya, mereka menihilkan rasa kemanusiaan yang agung," kata dia.

Irfaan mendapatkan kabar bahwa Ustaz Daeng Marannu yang seorang mubalig di Masjid Kenyam Kampung Nogolait, Kab. Nduga, Papua selalu menyampaikan pesan-pesan persatuan dan persaudaraan di tiap ceramahnya.

"Pengabdiannya terakhir ketika menjadi khotib saat Idul Adha. Namun bukan ihtiram (penghormatan) yang didapat Ust. Daeng atau diikuti nasihat-nasihatnya. Sebaliknya mereka (KKB) menyambut Ust. Daeang dengan tindakan brutal yang tidak punya hati nurani. Semoga Ust. Daeng termasuk mati syahid dan husnul khotimah karena membela nyawa orang lain dan membela tanah air," kata dia.

Begitu pula Pendeta Elias Banner, dikatajan Irfaan, yang menjadi korban dari salah satu tokoh agama. Dia ditembaki saat melerai penganiayaan yang dilakukan KKB.

"Sangat prihatin dan sedih ketika seorang yang tulus hendak melerai penganiayaan, justru mendapatkan perlakuan yang biadab yang dilakukan oleh KKB. Pak Pendeta melindungi masyarakat dengan segenap jiwa raganya, berani mengorbankan sekalipun harus meregang nyawa akibat tindakan keji KKB," sambungnya.

Baca Juga: Cerita Perjuangan Dapatkan Anak, Zaskia Sungkar Puji Irwansyah Sebagai Pasangan Luar Biasa, Dewi Perssik Langsung Ingatkan Ini

Pihaknya pun mendesak agar aparat keamanan mengusut tuntas kasus tersebut.

JAMMI mendorong agar supremasi hukum ditegakkan dan para pelaku penembakan mendapat hukuman setimpal.

"Semua pelaku, baik aktor intelektual maupun eksekutornya harus diproses hukum dan menerima sanksi yang setimpal,” ujarnya.

Menurut JAMMI, kekhawatiran semakin bertambah ketika tokoh agamapun menjadi sasaran, padahal mereka adalah aktor yang selalu mengajak pada persatuan dan menjaga persaudaraan.

"Kedua tokoh agama ini wafat karena mencoba melindungi warga sipil lain. KKB tak hiraukan dan tak peduli bahwa yang melerai dan melindungi itu adalah tokoh agama. Namun mereka tetap jadikan target sasaran. Mereka juga tak peduli bagaimana nasib anak, istri dan keluarga para korban akibat aksi brutal dan bengisnya," katanya.

"Poin ini yang mestinya menjadi poin perhatian pemerintah dan aparat penegak hukum mengeluarkan kebijakan yang menjaga keamanan bagi masyarakat Papua dan menindak tegas para pelakunya sesuai hukum yang berlaku," ujar dia.

Para tokoh masyarakat, adat, pemuka agama juga para pemuda diajak agar tetap menjaga kondusivitas dan keamanan, ridak terpancing isu-isu yang bersumber dari berita palsu (hoax).

Irfaan berharap kejadian di Nduga merupakan yang terakhir dan tidak terulang lagi.

"Semua elemen tokoh masyarakat, pemuka adat dan agama agar tetap waspada dan menjaga keamanan. Percaya pada penegak hukum dan aparat keamanan. Semoga kejadian itu tidak terulang kembali."

Baca Juga: Beraksi di Tengah Keramaian, Bajing Loncat Ini Rampok Barang dari Belakang Mobil Pick Up, Warganet: Semoga Segera Tobat

"Jangan ada lagi korban dari masyarakat kecil yang mencari nafkah di tanah Papua menjadi korban yang sia-sia. Nilai-nilai kemanusiaan wajib dihormati dan dijunjung tinggi. Jangan ada lagi kekerasan pada masyarakat Papua,” jelasnya.

Dikutip dari TribunPalu pada 21 Juli 2022, hal senada juga disampaikan oleh Ketua Majelis Ulama (MUI) Papua, Syaiful Islam al-Payage.

Dia menyampaikan keprihatinan dan mengutuk keras tindakan nirkemanusiaan yang dilakukan oleh KKB di Nduga, Papua.

"Saya sebagai tokoh agama mengecam tindakan KKB Nduga yang tidak berperikemanusiaan hingga menewaskan masyarakat sipil bahkan tokoh agama," ucap KH Syaiful.

MUI Provinsi Papua mendesak agar pihak kepolisian segera menindak tegas dan mengusut kasus tuntas kasus di Papua.

Sebagai negara hukum, para pelaku penembakan harus segera ditangkap dan diproses dengan sanksi setimpal.

"Siapa yang melakukan tragedi ini agar diproses secara hukum sehingga hukum di negeri ini bisa ditegakkan," tegasnya.

Syaiful juga mendorong agar pemerintah menjadikan masalah KKB ini prioritas dan mencari solusi terbaik agar tidak banyak korban berjatuhan.

Pasalnya Syaiful menilai, KKB kerapkali menjadikan target tak hanya aparat, tapi juga warga sipil.

Baca Juga: Jadi Korban Tabrak Lari di Jalan Tol, Akhirnya Terungkap Kondisi Artis Dinda Kanya Dewi, Begini Keadaan Mobilnya yang Ringsek Parah

"Mari kita duduk bersama memikirkan hal ini, dan menemukan solusi yang tepat agar terlahir kenyamanan, keamanan yang abadi di Tanah Papua. Saya yakin tokoh-tokoh sudah melakukan itu dengan kemampuan dan kapasitasnya," pungkasnya.

Seperti diketahui, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) kembali melakukan penyerangkan terhadap masyarakat sipil, di kabupaten Nduga Papua, pada Sabtu (16/7/2022).

Aksi ini menyebabkan sebelas orang meninggal dunia, yang di antaranya adalah tokoh agama.

(*)

Tag

Editor : Dewi Lusmawati

Sumber tribunnews, TribunPalu.com