Laporan Wartawan Gridhot.ID - Akhsan Erido Elezhar
Gridhot.ID -Kopda Muslimin anggota TNI dari kesatuan Yon Arhanud 15/DBY Kodam Dipenogoro rela menggelontorkan uang ratusan juta rupiah demi menghabisi istri sendiri.
Muslimin nekat melakukan perbuatan itu gegara punya hubungan terlarang dengan seorang wanita.
Kopda Muslimin yang hingga kini masih diburu tim gabungan TNI-Polri mendapatkan atensi khusus dari Jenderal Andika Perkasa.
Dilansir dari Fotokita pada 26 Juli 2022, sejak awal, Panglima TNI menyebut ada dugaan Kopda Muslimin terlibat dalam aksi berencana untuk menghabisi istri sendiri, Rina Wulandari.
Lantaran punya hubungan terlarang dalam rumah tanggannya, Kopda Muslimin sampai rela menggelontorkan uang ratusan juta rupiah demi menghabisi istri sendiri. Foto wajah korban sempat beredar di media sosial
Saat berjumpa dengan wartawan di Mako Kolinlamil, Jakarta Utara, Jumat (22/7), Jenderal Andika Perkasa sudah mengatakan, pihaknya menduga Kopda Muslimin terlibat dalam aksi menghabisi istri sendiri.
"Iya, itu karena kan sudah pemeriksaan bukan hanya saksi, tapi juga dari elektronik dan semuanya mengarah ke sana. Jadi itulah yang kami dapatkan sejauh ini," kata Andika.
Selang satu hari, Panglima TNI kembali memberikan kabar mengenai perkembangan kasus Muslimin.
Andika Perkasa menyebut seluruh anggota komplotan penembakan istri prajurit TNI di Semarang, Jawa Tengah sudah ditangkap.
Andika menyebut Kopda Muslimin disimpulkan sebagai dalang penembakan istrinya sendiri berdasarkan keterangan saksi.
Dikutip dari Tribunnews pada 26 Juli 2022, Rina Wulandari (34) ditembak dua kali oleh orang tak dikenal di depan rumahnya, Jalan Cemara III, Banyumanik, Semarang, Senin (18/7/2022).
Rina ditembak empat orang tak dikenal pada Senin (18/7). Akibatnya, ibu tiga anak itu mengalami luka parah di bagian perut.
Andika mengatakan, empat pelaku penembakan sudah ditangkap. Menurutnya, otak dari penembakan ini adalah Kopda Muslimin yang merupakan suami dari Rina.
"Semua pelaku empat orang plus satu orang yang menyiapkan senjata. Jadi senjata yang dipakai itu adalah senjata rakitan, kita sudah tangkap juga," kata Andika di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Minggu (24/7/2022).
"Nah, berarti yang masih at large (buron), yang masih hilang adalah master mind-nya ini yaitu suami korban sendiri karena dari semua keterangan saksi menunjuk ke suami korban Kopral Dua M," tutur Andika.
Kopda Muslimin dinyatakan hilang pada Selasa (19/7/2022) atau sehari setelah penembakan terhadap istrinya.
Andika memastikan, tim gabungan dari TNI-Polri masih terus mencari keberadaan Kopda Muslimin.
Eks KSAD ini mengatakan, Kopda Muslimin akan dijerat pasal berlapis salah satunya Pasal 340 tentang Pembunuhan Berencana.
"Jadi ini yang kita terus kejar tetapi juga kita sudah siapkan pasal-pasal semua yang relevan kita kenakan, bukan hanya pasal di KUHP, kemarin sudah saya sebut, Pasal 340, Pasal 53 Jo 340 tapi juga KUHP militernya supaya kita pastikan masalah ini ditangani secara proporsional," ucap Andika.
Namun ia memberikan jaminan cepat atau lambat keberadaan pelaku dapat diketahui dan segera ditangkap.
"Kopda M yang ada di Semarang, yang dari Arhanud di Semarang ini memang belum ketemu tetapi yang jelas ini tidak akan berhenti. Kita juga sudah menghubungi berbagi macam pihak supaya kita bisa dapat info dan Polri pun juga punya mekanisme sendiri untuk mendapatkan info dari mana saja," tutup Andika.
"Dua orang (eksekutor) membuntuti korban saat korban menjemput anaknya, dilakukan eksekutor sebanyak dua kali tembakan. Tembakan pertama disinyalir tidak mematikan," ujar Luthfi dalam konferensi pers di Mapolda Jateng, Semarang, Senin (25/7/2022).
Eksekutor kemudian kembali ke titik yang disebut sebagai posko di jarak 200 meter dari TKP. Kemudian Kopda Muslimin memberi instruksi untuk melepaskan tembakan kedua.
"Lalu dapat instruksi dari suami untuk tembakan kedua. Tembakan pertama tembus, (tembakan) kedua disinyalir bersarang di tubuh korban," jelasnya.
Polisi mengungkap motif penembakan itu karena Kopda Muslimin punya pacar lagi. Fakta itu diungkapkan oleh Kapolda Jawa Tengah Irjen Ahmad Luthfi saat jumpa pers. "Motifnya punya pacar lagi," kata Ahmad Luthfi menjawab pertanyaan wartawan.
Ahmad Luthfi menyebut fakta itu didasari hasil pemeriksaan sejumlah saksi dan pelaku yang sudah ditangkap. "Jadi dari pemeriksaan saksi di antaranya saksi W, itu pacarnya (Kopda M), pacarnya," jelasnya.
Kapolda Jateng Irjen Ahmad Luthfi dan Pangdam IV Diponegoro Mayjen TNI Widi Prasetijono mengungkap detail kasus penembakan istri Kopda Muslimin. Dalam pengungkapan itu, pihak TNI dan Polri menyebutkan, Kopda Muslimin merupakan otak di balik penembakan terhadap istri sendiri.
Ahmad, mengatakan, empat orang anggota kelompok pembunuh bayaran yang melancarkan percobaan pembunuhan terhadap Rina Wulandari (34), istri anggota TNI AD di Semarang, diupah Rp120 juta.
"Para pelaku diberi Rp120 juta, dibagi empat orang," kata dia, di Markas Polda Jawa Tengah, Semarang, Jawa Tengah, Senin.
Keempat pelaku yang ditangkap itu masing-masing S sebagai eksekutor penembakan, P sebagai pengendara sepeda motor Kawasaki Ninja warna hijau, kemudian S dan AS sebagai pengawas saat aksi penembakan.
Selain itu, ditangkap pula pelaku berinisial DS yang merupakan penyedia senjata api yang diduga digunakan saat pelaksanaan eksekusi.
"Pelaku membeli senjata api yang diduga rakitan itu beserta empat peluru dengan harga Rp3 juta," kata Ahmad, dalam konferensi pers yang juga dihadiri Kepala Staf TNI AD, Jenderal TNI Dudung Abdurachman.
Saat ini, lanjut dia, tim gabungan TNI dan polisi masih mengejar Kopda Muslimin, anggota Batalion Artileri Pertahanan Udara 15 yang merupakan suami Wulandari, yang diduga sebagai otak upaya percobaan pembunuhan itu.
Ia menjelaskan, M diketahui sempat menyerahkan uang Rp120 juta kepada kelompok pembunuh bayaran itu saat istrinya berada di rumah sakit.
(*)