Gridhot.ID - Benny Wenda sebagi pentolan KKB Papua kini sedang menghimpun kekuatan di luar negeri.
Dikutip Gridhot dari Surya, Benny Wenda beberapa waktu lalu disambut bak tamu penting di Vanuatu.
Negara Vanuatu memang sangat getol mendukung aksi Organisasi Papua Merdeka atau OPM.
Di negara tersebut ada asosiasi yang diberi nama Vanuatu West Papua Independence Struggle Association ( VWPISA ) atau Asosiasi Perjuangan Kemerdekaan Papua Barat Vanuatu. Selain itu ada Kantor Perjuangan Papua Barat.
Benny Wenda berusaha meminta dukuungan di Vanuatu untuk KKB Papua.
Bahkan Benny sebelumnya sempat bertemu dengan para senator parlemen di Spanyol untuk menambah kekuatan internasionalnya.
Baru beberapa waktu usai pertemuan tersebut, kini Benny Wenda kembali menambah bekingan baru.
Dikutip Gridhot dari Pos Kupang, United Liberation Movement for West Papua ( ULMWP ) dan Kanak and Socialist National Liberation Front ( FLNKS ) sepakat untuk saling mendukung perjuangan kemerdekaan.
Nota kesepakatan kerja sama atau memorandum of understanding ( MoU ) ditandatangani oleh Presiden Sementara ULMWP Benny Wenda dan Presiden Kongres Kaledonia Baru atau Kanak, Roch Wamytan.
Sebagai informasi, Kaledonia Baru merupakan negara kepulauan dengan otonomi khusus di bawah kekuasaan Perancis.
Menurut bos KKB Papua Benny Wenda, kerja sama itu menegaskan kembali ikatan solidaritas dan persahabatan yang erat antara gerakan pembebasan Kanak dan Papua Barat.
"Langkah bersejarah ini meresmikan hubungan kuat yang telah lama terjalin antara kedua kelompok, berdasarkan identitas Melanesia bersama dan perjuangan melawan pendudukan," kata Benny Wenda dalam keterangan tertulisnya, dilansir dari ulmwp.org.
MoU tersebut menetapkan bahwa kedua belah pihak akan mendukung kemerdekaan pihak lain di berbagai forum domestik dan internasional, termasuk Melanesian Spearhead Group (MSG).
Benny Wenda menyatakan bahwa penandatanganannya menandakan pentingnya solidaritas Melanesia yang abadi.
Dia mengundang semua pemimpin Melanesia dan Pasifik untuk mengikuti contoh FLNKS dan menunjukkan bahwa tidak ada negara Pasifik yang tertinggal dalam perjuangan mereka untuk kebebasan.
Sebelumnya, lanjut Benny Wenda, ULMWP telah mengeluarkan pesan solidaritas dan dukungan untuk FLNKS menjelang referendum pertama dari tiga referendum kemerdekaan yang diadakan di Kanaky pada November 2018.
Referendum terbaru yang diadakan pada Desember 2021, diboikot oleh Kanak Pribumi pro-kemerdekaan setelah permintaan FLNKS untuk penundaan karena meningkatnya kasus Covid ditolak.
“Seperti pemimpin Kanak Jean-Marie Tjibaou, semua orang Papua memimpikan Melanesia yang tidak lagi dibagi oleh kolonialisme. Seperti yang dikatakan oleh bapak pendiri Vanuatu, Walter Lini, 'kita tidak akan bebas sampai semua orang Melanesia bebas'. Perjuangan Kanak adalah perjuangan Papua Barat, dan perjuangan Papua Barat adalah perjuangan Kanak – kita diduduki bersama, dan kita akan dibebaskan bersama,” kata Benny Wenda.
Presaiden Kongres Kaledonia Baru Roch Wamytan mengatakan, ”Kami telah menandatangani perjanjian ini karena masing-masing dari kami dihadapkan pada proses dekolonisasi dan emansipasi."
"Rakyat Papua Nugini dengan Indonesia dan kami dengan negara Perancis. Proses dekolonisasi ini belum berakhir bagi kami, itu telah pecah dari waktu ke waktu, untuk sedikitnya,” ujarnya.
(*)