Gridhot.ID - KKB Papua selama tahun 2022 ini melakukan teror terus-terusan.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, sejak awal tahun KKB Papua telah membunuh pekerja tower, menyerang desa, dan baru-baru ini melakukan mutilasi hingga membantai 11 orang di Nduga.
Pergerakan mereka diketahui makin agresif hingga membuat warga sekitar harus waspada.
Di tengah kebrutalan mereka, KKB Papua nyatanya kini juga sedang berduka.
Dikutip Gridhot dari Pos Kupang, seorang jurnalis anggota Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua, Kristianus Tebai meninggal dunia di Odiyai, Kabupaten Dogiyai, Papua.
Peti jenazah Kristianus Tebai diselubungi bendera Bintang Kejora. Sebelum peti dimasukkan ke liang lahat, diberi penghormatan terakhir oleh pasukan.
Dalam struktur Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat - Organisasi Papua Merdeka ( TPNPB-OPM ) Kodap XI Odiyai Dogiyai, Kristianus Tebai berpangkat prajurit satu.
Video upacara penguburan jenazah Kristianus Tebai di Odiyai Dogiyai diunggah akun Rimba Hutan 61 TPNPB-OPM, Kamis 27 Juli 2022.
Suasana berduka sangat terasa. Ada tenda duka, serta suara ratapan ibu-ibu. Setelah ibadat selesai dibawakan oleh pendeta, dilanjutkan dengan pembacaan riwayat hidup.
Petugas pembaca riwayat hidup menyampaikan bahwa pangkat Kristianus Tebai dalam TPNPB-OPM Kodap XI Odiyai Dogiyai adalah prajurit satu.
"Pangkat terakhir adalah prajurit satu," sebut petugas.
Di luar tenda duka berkibar juga bendera Bintang Kejora.
Seorang pria memimpin penghormatan terakhir kepada jenazah Kristianus Tebai.
"Kepada seluruh pasukan Komnas TPNPB Kodap XI Odiyai Dogiyai, kepada sang pejuang tuan Kristianus Tebai, hormat senjata, grak," ucap pria itu memberi aba-aba.
Anggota TPNPB-OPM yang hadir pun langsung memberi hormat dengan mengangkat tangan.
Setelah penghormatan, peti jenazah Kristianus Tebai diturungkan ke liang lahat dengan menggunakan tali.
Kemudian,pria yang memimpin penghormatan terakhir memberi sambutan.
Dia mengatakan bahwa dalam gerakan ada banyak orang yang dipanggil, tapi yang benar-benar melawan sistim ketidakadilan hanya satu dua orang.
"Dalam gerakan organisasi, siapa saja bisa memakai gelang, tapi setia dalam gerakan itu hanya satu dua orang," kata pria itu.
"Karena hidup itu memang pilihan," tambahnya.
Dia juga menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga yang berduka serta pendeta. "Kami sampaikan kepada tokoh umat dan bapak pewarta (pendeta) dan pihak keluarga, kami minta maaf," ucapnya.
Dalam video berdurasi 6 menit 47 detik itu tidak dijelaskan penyebab meninggalkan Kristianus Tebai.
(*)