Laporan Wartawan Gridhot.ID - Akhsan Erido Elezhar
Gridhot.ID -Kekasih Brigadir J atau Brigadir Yosua, Vera Simanjuntak mengatakan, dia tidak punya rasa curiga saat menjalin komunikasi terakhir dengan almarhum sebelum peristiwa baku tembak di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo terjadi.
Para ajudan Irjen Ferdy Sambo lainnya juga kompak bilang almarhum sempat lakukan ini dari Magelang.
Foto rekaman CCTV jadi salah satu kunci pengungkapan kasus ini.
Dilansir dari Fotokita pada 28 Juli 2022, dalam keterangan awal, polisi menyebutkan, baku tembak antara Brigadir J dan Bharada E terjadi pada Jumat, 8 Juli sekitar pukul 17.00 WIB.
Peristiwa yang menewaskan Brigadir J itu terjadi di rumah Irjen Ferdy Sambo.
Sebelum baku tembak, Brigadir J sempat mengirimkan pesan kepada sang kekasih.
Terkait pesan terakhir yang dikirim almarhum, kekasih Brigadir J sudah mengungkapkannya kepada tim penyidik Bareskrim Polri.
Pantas kekasih Brigadir J tidak punya rasa curiga dalam pesan terakhir itu, para ajudan Irjen Ferdy Sambo kompak bilang almarhum sempat lakukan ini dari Magelang.
Foto CCTV jadi salah satu kunci pengungkapan kasus yang sudah jadi perhatian Presiden Joko Widodo ini.
Vera Simanjuntak, kekasih Brigadir J menjalani pemeriksaan pada Minggu (24/7/2022) di Mapolda Jambi.
Dia didampingi 2 kuasa hukumnya, Ferdi dan Ramos Hutabarat.
Dalam pemeriksaan tersebut, diketahui ponsel atau HP milik Vera Simanjuntak disita polisi sebagai barang bukti.
Kuasa Hukum Vera Simanjuntak Ferdi mengatakan, sebelum insiden tewasnya Brigadir J dalam baku tembak di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo, korban sempat berkomunikasi dengan Vera.
Vera dan Yosuua sempat berkomunikasi pada pukul 16.43 WIB. Artinya, komunikasi itu terjadi sekitar 17 menit sebelum baku tembak, yang disebut polisi terjadi pukul 17.00 WIB.
"Terakhir percakapan itu pada pukul 16.43, hari Jumat tanggal 8 Juli," ujar kuasa hukum Vera, Ramos Hutabarat, usai mendampingi kliennya menjalani pemeriksaan di Polda Jambi.
Kuasa hukum juga mengatakan Vera dicecar 32 pertanyaan selama pemeriksaan.
Vera sendiri diperiksa selama lima jam di Polda Jambi pada Minggu.
Bahkan kekasih Brigadir J itu sudah diperiksa sebanyak dua kali terkait ada dugaan ancaman pembunuhan yang diceritakan pengacara keluarga Brigadir J waktu lalu.
"Dalam pemeriksaan yang dilakukan selama 2 hari, penyidik menanyakan terkait percakapan terakhir mereka," kata kuasa hukum Vera, Ramos Hutabarat, usai mendampingi kliennya menjalani pemeriksaan di Mapolda Jambi.
Kekasih Brigadir J mengungkapkan komunikasi terakhir dirinya dengan Brigadir J pada hari terakhir sebelum kekasihnya tersebut tewas tertembak.
Menurutnya, komunikasi dilakukan tanpa ada kejanggalan.
"Sebelum kejadian itu tidak ada kejanggalan, kami berkomunikasi seperti biasa, tidak ada tanda-tanda hanya sebatas tanya-tanya kabar," ungkap Vera.
Menurut sosok wanita yang akan dinikahi Brigadir J dalam beberapa bulan ke depan, sosok mantan sniper Polda Jambi itu adalah pria yang baik dan sopan.
Vera mengenang sosok Brigadir J sebagai orang yang baik.
"Baik orangnya, terus penyayang," kata Vera di tempat yang sama.
Dikutip dari Tribunnews pada 28 Juli 2022, menurut Vera Yoshua sempat ingin meminang dirinya untuk menjadikan istri.
Vera bercerita, jika Brigadir J berencana meminangnya untuk dijadikan istri pada tahun depan.
Rencana pernikahan itu akan dilaksanakan mereka kurang dari tujuh bulan lagi.
Namun rencana itu harus pupus lantaran Brigadir J meninggal dunia.
"Iya rencananya mau menikah, tujuh bulan lagi rencananya," kata kekasih Brigadir J dengan kondisi wajah yang terlihat letih.
Foto CCTV menjadi salah satu kunci pengungkapan kasus ini.
Para ajudan Irjen Ferdy Sambo kompak bilang almarhum sempat bercengkrama tertawa bersama beberapa waktu sebelum tewas diduga ditembak rekannya Bharada E pada Jumat (8/7/2022) lalu.
"Sebelum kematian, lokasinya di Jakarta yang itu ngobrol nyantai begini dan tertawa-tawa. Siapa yang tertawa? Termasuk (Brigadir) J ya. Jadi kalau ini seolah-olah dibunuh dengan tertawa-tawa antara Magelang dan Jakarta, itu salah," kata Anam kepada wartawan di Kantor Komnas HAM, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (27/7/2022).
Sebelumnya, pernyataan ini telah diungkap Komnas HAM, usai melakukan pemeriksaan kepada enam ajudah Ferdy Sambo, termasuk Bharada E.
"Jawaban yang paling penting adalah memang muncul tertawa-tawa.
Artinya riang enak ngobrolnya dalam satu momen tertentu yang nanti akan kami umumkan," kata Anam.
Situasi para ajudan Ferdy Sambo sebelum kejadian menjadi penting bagi Komnas HAM. Hal itu guna menemukan jawaban terkait dugaan ancaman pembunuhan yang diterima Brigadir J.
"Termasuk kalau itu tadi apakah ada ancaman dan sebagainya. Itu juga jadi pertanyaan kami, termasuk juga sekuen yang paling dekat dengan jam kematian yang kami tanya bagaimana dengan situasi dan sebagainya," kata Anam.
Menurutnya, Komnas HAM telah memanggil semua ajudan, termasuk Bharada E yang diduga sebagai pelaku penembakan sesama polisi tersebut.
Namun, dia menegaskan ada satu ajudan Ferdy Sambo yang belum memenuhi panggilan Komnas HAM. "Yang satu lagi (ajudan,red) akan diusahakan dipanggil.
Soal keberadaannya, bisa tanyakan pihak kepolisian," katanya.
Komnas HAM telah melakukan pemeriksaan terhadap Bharada E yang diduga terlibat baku tembak dengan Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J di rumah Irjen Ferdy Sambo.
"Sepanjang yang kami periksa, Bharada E menjelaskan banyak hal.
Salah satunya adalah soal menembak," ujar Komisioner Komnas HAM Choirul Anam.
(*)