Find Us On Social Media :

'Kutukan Bagi Kami', Jet Tempur MiG-21 India Mengalami Kecelakaan, Dua Pilot Meninggal Dunia

Jet tempur MiG-21 milik Angkatan Udara India (IAF) jatuh di Barmer Rajasthan pada Kamis (28/7/2022) malam.

GridHot.ID - Jet tempur MiG-21 milik Angkatan Udara India (IAF) jatuh di Barmer Rajasthan pada Kamis (28/7/2022) malam.

Insiden itu mengakibatkan kematian dua pilot, Komandan Wing M. Rana (38) dan Letnan Penerbangan Advitiya Bal (26).

"Sebuah pesawat latih MiG-21 tempat duduk ganda milik IAF mengudara untuk latihan sortie dari pangkalan udara Utarlai di Rajasthan malam ini sekitar pukul 21:10,"

"Pesawat mengalami kecelakaan di dekat Barmer. Kedua pilot meninggal dunia," kata Angkatan Udara dalam sebuah pernyataan, dikutip dari artikel NDTV yang tayang pada 29 Juli 2022.

Angkatan Udara India mengaku sangat berduka atas insiden kecelakaan itu.

"IAF sangat menyesalkan hilangnya nyawa dan berdiri teguh dengan keluarga yang ditinggalkan," tambah pernyataan itu.

"Pengadilan penyelidikan telah diperintahkan untuk menyelidiki penyebab kecelakaan itu," katanya.

Dilansir dari Financial Express, Group Capt Sundeep Mehta selaku mantan pilot helikopter dan analis pertahanan, berbagi pandangannya terkait kecelakaan jet tempur MiG-21 itu.

"Meninggal dunia di usia muda karena kecelakaan udara itu sangat tragis. Meskipun setiap kecelakaan diselidiki secara menyeluruh, sejumlah kecelakaan terutama yang melibatkan MiG-21 telah menjadi kutukan bagi kami selama beberapa dekade," ujarnya.

Baca Juga: Indonesia Pesan 42 Unit, Jet Tempur Rafale Prancis Ternyata Sempat Dijuluki 'Pesawat Terkutuk', Ini Alasannya "Nyawa pilot berada pada risiko yang lebih tinggi karena keharusan Kesiapsiagaan Operasional," lanjutnya.

"Di sini para pengambil keputusan 'TIDAK ADA PILIHAN' karena penggantian mesin teknologi lama sudah lama tertunda, baik itu MiG 21 atau Helikopter Chetak/Cheetah atau AVRO HS 748. Jangan lupa bahwa HPT 32 harus di-ground dalam keadaan serupa," ungkapnya.

"Semua ini berbicara tentang kurangnya akuntabilitas Kementerian Pertahanan. Jika produsen (pribumi), perancang, pengembang (DRDO) dan pengguna akhir – Layanan semuanya berada di bawah satu kementerian. Siapa lagi yang harus disalahkan?" ujarnya