China Tunjukkan Kemarahan, Kondisi 300 Ribu WNI di Taiwan Dipertanyakan, Kemenlu Indonesia Ungkap Nasibnya

Sabtu, 06 Agustus 2022 | 15:42
KBRI Riyadh

Ilustrasi - Warga Negara Indonesia (WNI)

GridHot.ID -Situasi Taiwan sekarang ini sedang memanas.

Ketegangan itu bermula dari kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosy ke Taiwan yang membuat China marah besar.

Melansir npr.org, China yang kebakaran jenggot lantas melakukan latihan militer tembakan langsung di enam zona yang mengelilingi Taiwan.

Latihan gabungan laut dan udara dimulai Kamis (4/8/2022) pagi dan akan berlanjut hingga setidaknya 7 Agustus.

China mengatakan pihaknya meluncurkan beberapa jet tempur, pesawat pengebom, kapal, dan pesawat peringatan dini ke arah perairan sekitar Taiwan pada Kamis pagi waktu setempat.

China juga menembakkan beberapa gelombang rudal di atas Selat Taiwan, mengenai sasaran di perairan yang mengelilingi pulau Taiwan.

Terkait hal itu, melansir Kompas.com, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) menyatakan, kondisi warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Taiwan masih terbilang aman.

"Saat ini dapat kami sampaikan bahwa kondisi WNI kita di Taiwan masih tetap tenang, aman, dan insya Allah tentunya kita berharap tidak ada eskalasi," kata Direktur Perlindungan WNI Kemenlu Judha Nugraha, Jumat (5/8/2022) pagi.

Judha menuturkan, saat ini tercatat sekitar 300.000 orang WNI yang tinggal dan berada di Taiwan.

Baca Juga: Mulai dari Jet Tempur Siluman J-20 hingga Rudal Balistik, Inilah Senjata Mematikan yang Dipakai China dalam Latihan Militer Besar-besaran di Sekitar Taiwan

Ia menyebutkan, Kemenlu bersama Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei akan terus memantau situasi keamanan terkini di Taiwan.

"Dalam hal ini KDEI sebagaimana juga sudah dimiliki oleh berbagai macam perwakilan RI lainnya telah membangun rencana kontingensi untuk mengantisipasi jika terjadi eskalasi situasi," ujar Judha.

Seperti diketahui, situasi di Taiwan menegang setelah Ketua DPR Amerika Serikat berkunjung ke sana pada pekan ini.

Dilansir Reuters, China menunjukkan kemarahannya atas kunjungan AS ke pulau itu setelah 25 tahun dengan menambah aktivitas militer di perairan sekitarnya, memanggil duta besar AS di Beijing dan menghentikan beberapa impor pertanian dari Taiwan.

Pada Kamis (4/8/2022) kemarin, China menerbangkan 22 jet tempurnya melintasi garis tengah Selat Taiwan.

Garis tengah adalah garis tidak resmi, tetapi sebagian besar melekat pada perbatasan yang membentang di tengah Selat Taiwan, memisahkan Taiwan dan China. Jarang sekali ada jet militer melintasinya. (*)

Tag

Editor : Siti Nur Qasanah

Sumber Kompas.com, npr.org