GridHot.ID - Latihan gabungan bersama (Latgabma) Super Garuda Shield 2022 menjadi sorotan. Latihan itu disebut akan memperkuat kemitraan Indonesia dan Amerika Serikat (AS).
Latihan gabungan Super Garuda Shiled 2022 juga dapat menjadi sinyal bagi negara mana pun di wilayah Indo-Pasifik bahwa Indonesia adalah sahabat dekat AS.
Hal itu sebagaimana yang dikatakan oleh Peneliti Senior Marapi Consulting and Advisory Beni Sukadi.
"Sehingga, ini bisa dianggap pengakuan dari AS bahwa Indonesia sebagai negara besar di kawasan Asia Tenggara yang patut diperhitungkan dari aspek politik dan militer," katanya dikutip dari Kompas.com.
Sementara itu, dilansir dari Tribunnews.com, Tokoh Nahdlatul Ulama (NU), Muhammad AS Hikam, menilai Indonesia sebagai negara berdaulat berhak melakukan latihan perang dengan negara manapun.
Latihan perang bisa melibatkan satu negara atau lebih.
"Indonesia berhak melakukan latihan perang dengan sesama sahabat, mau Rusia, China, Amerika, dan Inggris. Boleh-boleh saja. Bisa gabungan, bisa sendiri-sendiri. Kemungkinan bisa juga kalau misalnya China ngajak indonesia dan Rusia atau China dengan Korea Utara. Itu kan bisa saja," ujar AS Hikam kepada wartawan saat dihubungi, Senin (8/8/2022).
Menurut AS Hikam, agak sulit terwujud jika, misalnya, China dan Rusia dilibatkan dalam latihan militer gabungan tahunan Super Garuda Shield.
Sebab, negara itu memiliki masalah masing-masing.
“Untuk mengatakan tidak mungkin, itu sangat sulit karena negara-negata itu sedang punya masalah masing-masing. Tapi, pada prinsipnya boleh apa tidak, ya boleh-boleh saja, sama-sama negara berdaulaulat,” katanya.
AS Hikam menilai, Indonesia hanya latihan perang dengan Amerika bukan berarti Indonesia bermusuhan dengan China dan Rusia.