Find Us On Social Media :

Merasa Bingung Karena Skenario Kematian Selalu Berubah, Ayah Brigadir J Sebut Anaknya Punya Hak Hidup, Samuel Hutabarat: Seandainya Salah, Apa Harus Disiksa Seperti Itu?

Ayah Brigadir J, Samuel Hutabarat makin geram terhadap Ferdy Sambo karena dianggap masih bersandiwara dalam kasus pembunuhan berencana.

Laporan Wartawan Gridhot.ID - Akhsan Erido Elezhar

Gridhot.ID - Ayah Brigadir J, Samuel Hutabarat makin geram terhadap Ferdy Sambo karena dianggap masih bersandiwara dalam kasus pembunuhan berencana.

Hal itu mengacu pada motif Ferdy Sambo menghabisi Brigadir J yang masih terus berubah-ubah.

Diketahui, pada awal kasus ini mencuat disebutkan Brigadir J melakukan pelecehan seksual kepada istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi di kamar rumah dinas di Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Dilansir Gridhot.ID dari artikel terbitan TribunJambi, 12 Agustus 2022, tapi dalam pernyataan terbaru disebutkan ada tindakan tak pantas yang dilakukan Brigadir J kepada Putri Candrawathi saat mereka berada di Magelang.

Hal tersebut berdasarkan hasil pemeriksaan Ferdy Sambo dalam posisinya sebagai tersangka pembunuhan yang digelar di Mako Brimob, Kamis (11/8/2022).

"Itu menurut versi mereka, karena sandiwara mereka selalu berubah-ubah dari awal. Di skenario pertama katanya Yosua masuk ke kamar Ibu Putri melakukan pelecehan, sekarang skenario kedua dikatakan bahwa pelecehan sudah terjadi di Magelang, jadi mana yang benar, saya sebagai orang tua bingung," kata Samuel.

Samuel merasa janggal bila anaknya disebut melakukan tindakan tak pantas kepada Putri Candrawathi di Magelang.

"Saya rasa apa yang diutarakan tadi, apa mungkin Yosua bisa berbuat begitu.

Sedangkan di Magelang kan bukan berdua, ada juga yang lain," kata dia.

Baca Juga: Minta Ganti Rugi Rp100 Miliar ke Pesulap Merah, Gus Samsudin Tidak Pakai Tuntutan Pencemaran Nama Baik, Tindakan Hukum Ini yang Jadi Senjatanya di Pengadilan Nanti

Samuel merasa kecewa, heran dan bingung dengan pengakuan Ferdy Sambo itu.

Kata dia seandainya benar Brigadir J melakukan kesalahan, apakah pantas jika harus dibunuh secara sadis.