Isu Harga Pertalite Naik Jadi Rp10.000 Memanas, Analis Pastikan Inflasi Bakal Melejit Jika Kenaikan Benar Terjadi, Jokowi Harus Sudah Siapkan Hal Ini

Senin, 15 Agustus 2022 | 19:00
MOTOR-Plus/A.Ridho

Pengamat Sarankan Batasi atau Naikkan Harga Pertalite Supaya Tak Langka

Gridhot.ID - Presiden Jokowi sudah mendapat kisi-kisi terkait apa yang akan terjadi di masa mendatang.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, PBB dan sejumlah lembaga internasional sudah menyampaikan ke Jokowi agar waspada terkait tahun depan.

Pasalnya krisis ekonomi, inflasi, segala kesulitan sudah terendus akan menghantap dunia beberapa waktu mendatang.

Di Indonesia sendiri, pemerintah sudah memberi sinyal kalau pihaknya harus menaikkan harga BBM.

Dikutip Gridhot dari Kontan, wacana pemerintah akan menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite menjadi Rp 10.000 per liter berhembus kencang belakangan ini.

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia memberikan sinyal akan ada kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite dalam waktu dekat.

Hal ini sejalan dengan kenaikan harga minyak mentah.

Analis makroekonomi Bank Danamon Irman Faiz mengatakan, jika harga Pertalite naik, maka akan memberikan dampak sosial yang cukup besar bagi masyarakat, salah satunya inflasi.

Hal ini karena BBM tersebut digunakan oleh berbagai elemen masyarakat dan juga produsen.

Baca Juga: Tak Makan dan Minum Selama 36 Jam, Marshanda Nekat Lakukan Puasa Ekstrem Demi Pengobatan Tumor Payudara: Sebenarnya Itu Bahaya

Faiz bahkan memperkirakan inflasi akan terkerek ke level 7%-8% jika harga Pertalite naik menjadi Rp 10.000 per liter.

Meski begitu, menurutnya dampak inflasi tersebut baru akan dirasakan 1 sampai 2 bulan setelahnya.

“Kami melihat kenaikan Pertalite sebesar Rp 2.500 per liter itu bisa berdampak sebesar 3% kepada inflasi. Artinya jika sekarang dari level inflasi kisaran 4%, bisa ke 7%-8% jika Pertalite naik,” kata dia.

Faiz menambahkan, kenaikan harga BBM ini juga akan turut menahan pemulihan konsumsi masyarakat, utamanya pada tahun depan.

Untuk itu, jika pemerintah diimbau secara bersamaan juga memberikan bantalan perlindungan sosial juga kepada masyarakat.

Hal ini demi menjaga konsumsi masyarakat agar tidak ikut tergerus.

“Peningkatan harga BBM jika dilakukan harus diiringi dengan bantalan perlinsos yang cukup sebagai kompensasi jika daya beli menengah bawah ingin tetap terjaga,” imbuhnya.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber Kompas.com, kontan